Karyawan beraktivitas saat hari pertama pembukaan kembali pusat perbelanjaan di Pondok Indah Mall, Jakarta, Senin (15/6). | Thoudy Badai/Republika

Kabar Utama

Mal Kian Ramai

Aktivitas di mal paling cepat mendekati kondisi normal.

 

JAKARTA -- Aktivitas masyarakat di sejumlah tempat keramaian mulai meningkat pada Juli 2020. Bahkan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat aktivitas di tempat belanja kebutuhan sehari-hari mendekati keadaan normal atau sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia. 

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, BPS mengumpulkan data dari Google Analytic untuk melihat mobilitas masyarakat di enam tempat sepanjang periode Maret-Juli 2020. BPS kemudian menjadikan data mobilitas pada periode 3 Januari-6 Februari 2020 sebagai pembanding.  

Mobilitas penduduk di tempat belanja pada Maret atau saat kasus Covid-19 pertama kali terungkap di Indonesia tercatat sebesar 3,5 persen di bawah normal. Sementara, saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai diterapkan pada April, mobilitas merosot menjadi 21,1 persen di bawah normal. 

Adapun pada Juli, aktivitas di tempat belanja berangsur pulih, yakni hanya 2,6 persen di bawah kondisi normal. "Sejak ada relaksasi PSBB, mobilitas di tempat kebutuhan belanja sehari-hari menuju normal jauh lebih cepat dengan kegiatan di tempat lain," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers, Selasa (18/8). 

Peningkatan aktivitas juga terjadi di tempat perdagangan ritel dan rekreasi, taman, tempat transit, dan tempat kerja. BPS menyebut, mobilitas dalam perdagangan ritel dan rekreasi perlahan-lahan menuju posisi normal, tetapi terdapat pengecualian saat perayaan Idul Adha. Saat Idul Adha, kata Suhariyanto, masyarakat lebih banyak di rumah sehingga mobilitas di tempat ritel dan rekreasi mengalami penurunan.

BPS juga memantau mobilitas di taman yang juga menunjukkan pergerakan menuju normal. Hal tersebut terjadi diperkirakan karena taman dijadikan tempat shalat ketika perayaan Idul Adha. Mobilitas di taman pada Juli 2020 berada di posisi 16 persen di bawah normal.

Namun, mobilitas yang agak lambat terjadi di tempat transit, yakni di terminal bus dan bandara. Angkanya masih 35,3 persen di bawah normal pada Juli. Aktivitas di tempat kerja juga masih 20 persen di bawah normal karena masih banyak perkantoran yang memberlakukan 50 persen bekerja dari rumah dan 50 persen bekerja di kantor.

"Tetapi, dari sini kita bisa melihat bahwa dari bulan ke bulan, aktivitas masyarakat mulai bergerak dan akan memengaruhi denyut perekonomian sehingga pemulihan ekonomi nasional bisa terwujud," ujar Suhariyanto.

Sejalan dengan meningkatnya aktivitas warga di luar ruangan, tingkat mobilitas di rumah mengalami penurunan. Pada April, posisinya mencapai 16,7 persen di atas kondisi normal, sedangkan pada bulan lalu turun ke 11,4 persen. 

Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) membenarkan adanya peningkatan aktivitas masyarakat di tempat perbelanjaan. Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah mengatakan, jumlah pengunjung mal atau pusat perbelanjaan lainnya terus melonjak. Namun, jumlahnya belum sampai setengahnya dari jumlah pengunjung pada kondisi normal. 

"Memang dari Juni ke Agustus (mal) tambah ramai. Namun, belum sampai jumlah normal karena bolehnya hanya 50 persen maksimal, jadi ya cuma segitu," kata Budihardjo kepada Republika, Selasa (18/8).

Budi mengungkapkan, omzet penjualan toko ritel fesyen, sepatu, dan tas pun kini mengalami kenaikan. Saat awal pandemi terjadi, kata dia, omzet hanya 10 persen dari kondisi normal. Sementara, pada Agustus ini bisa mencapai 50 persen. Berbeda dengan tempat lainnya, omzet minimarket disebut dia tetap normal dan stabil. Budi menegaskan, Hippindo akan terus menerapkan protokol kesehatan di berbagai pusat perbelanjaan. 

 
Tetapi, dari sini kita bisa melihat bahwa dari bulan ke bulan, aktivitas masyarakat mulai bergerak dan akan memengaruhi denyut perekonomian sehingga pemulihan ekonomi nasional bisa terwujud.
SUHARIYANTO, Kepala BPS
 

Peningkatan aktivitas masyarakat di tempat belanja, salah satunya terlihat di Buaran Plaza, Jakarta Timur. Salah seorang pengunjung Buaran Plaza, Putri (17 tahun), mengaku tidak terlalu mengkhawatirkan jumlah kasus Covid-19 yang terus meningkat. Hal yang penting, kata dia, protokol kesehatan terus diterapkan saat beraktivitas. 

"Saya enggak takut, tapi tetap waspada. Karena, pandemi ini lama kan, enggak bisa selesai dalam kurun waktu yang dekat," kata Putri saat berbincang dengan Republika, kemarin. Putri berkunjung ke Buaran Plaza dengan mengajak adiknya untuk membeli makanan. 

Menurut Putri, penularan bisa dicegah asalkan menerapkan prinsip 3M, seperti yang disosialisasikan pemerintah, yaitu mencuci tangan, menjaga jarak, dan mengenakan masker. "Yang penting patuhi aturan pemerintah saja. Saya bawa handsanitizer, bawa masker cadangan, dan jaga jarak. Insya Allah bisa terjaga," ujar dia. 

Pengunjung lain, Josua (29 tahun), mengaku terpaksa datang ke mal untuk memperbaiki ponselnya. "Kalau enggak penting banget, saya enggak mau. Soalnya ini handphone buat saya kerja," kata Josua.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 meminta pemerintah daerah (pemda) melakukan penegakan hukum terhadap pelanggar protokol kesehatan seiring meningkatnya aktivitas masyarakat.  Apalagi, kata dia, Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan instruksi presiden bahwa pemda diberikan kewenangan melakukan penindakan hukum. 

"Penegakan hukum itu ada di pemda dan saya melihat petugas Satpol PP mulai aktif turun ke jalan melakukan pemeriksaan," kata Tim Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19 Tommy Soeryotomo. 

Ia juga berpesan kepada pengelola pusat perbelanjaan agar menerapkan protokol secara ketat. Begitu pula dengan masyarakat yang ingin bepergian. 

"Penerapan protokol kesehatan itu harga mati. Warga kalau harus keluar rumah, maka pakai masker dan jangan lama-lama di luar." 

Jangan Lengah

Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 mengingatkan masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Masyarakat dinilai masih banyak yang mengabaikan protokol kesehatan saat melakukan kegiatan di tengah pandemi Covid-19.

"Kita tidak boleh lengah. Saat perayaan 17 Agustus kemarin, terlihat ada sejumlah hal yang terjadi," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito dalam konferensi virtual terkait penanganan Covid, Selasa (18/8).

 

Wiku lantas menyinggung kegiatan sepeda santai yang diikuti lebih dari 3.000 orang di Padang, Sumatra Barat, pada 16 Agustus lalu. Dia mengatakan, dalam kegiatan itu terlihat kerumunan yang mengabaikan jaga jarak hingga tidak menggunakan masker.

Wiku juga menyinggung pertunjukan live music yang dihadiri ribuan orang di wisata alam Jumprit Temanggung, Jawa Tengah, pada 15 Agustus. Dia mengatakan, banyak sekali warga yang terlihat tidak menggunakan masker.

 
Jadi sekali lagi, kita disiplin menggunakan masker dan jaga jarak. Karena apa yang terjadi sebuah refleksi kegembiraan di masyarakat sehingga lupa dan mengenyampingkan protokol kesehatan.
WIKU ADISASMITO, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19
 

Dia pun meminta seluruh masyarakat hingga pimpinan daerah untuk betul-betul dapat memperhatikan dan menaati protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Dia berharap, agar kejadian serupa tidak terjadi lagi pada masa mendatang. "Jadi kembali lagi, mohon kesadaran masyarakat untuk disiplin menggunakan masker sebagai protokol kesehatan," katanya.

Wiku menekankan, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang selama ini dilakukan dan dicapai susah payah akan percuma. Begitu juga, menurut dia, penggambaran zonasi risiko untuk menunjukkan tingkat penularan.

Dia menegaskan, apabila kejadian-kejadian atau pelanggaran protokol kesehatan semacam ini terus terulang, berpotensi memunculkan klaster penularan Covid-19 baru. Dia melanjutkan, pencegahan kemunculan klaster harus dicegah agar kondisi aman Covid-19 di Indonesia bisa terjadi.

photo
 

Wiku mengungkapkan, situasi kondusif di tengah pandemi akan berdampak pada kegiatan sosial masyarakat. Dia menambahkan, timbulnya klaster Covid-19 baru juga akan membuat warga terganggu dalam melakukan kegiatan ekonomi.

"Jadi sekali lagi, kita disiplin menggunakan masker dan jaga jarak. Karena apa yang terjadi sebuah refleksi kegembiraan di masyarakat sehingga lupa dan mengenyampingkan protokol kesehatan," katanya.

Berdasarkan data PT Jasamarga, hampir 500 ribu kendaraan tercatat meninggalkan Jakarta pada H-3 hingga H-1 libur panjang hari Kemerdekaan Republik Indonesia antara 14 hingga 16 Agustus. Angka tersebut meningkat 18,7 persen dari total volume lalu lintas yang meninggalkan Ibu Kota dalam waktu normal.

Kasus Covid-19 terus bertambah. Per Selasa (18/8), ada penambahan kasus baru sebanyak 1.673 kasus dari pemeriksaan 14.371 spesimen. Penambahan jumlah kasus hari ini menjadikan total kasus Covid-19 secara nasional sebanyak 143.043. Selain itu, 1.848 orang juga telah dilaporkan sembuh dari Covid-19 dan menjadikan total kasus sembuh sebanyak 96.306.

 

Namun, sebanyak 70 orang dilaporkan meninggal sehingga total kasus meninggal mencapai 6.277 orang. Pemerintah juga masih melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap 78.394 suspek.

photo
Warga menggunakan masker saat berbelanja di AEON Mall, Tangerang, Banten, Selasa (2/6). Menjelang era normal baru ditengah pandemi COVID-19 sejumlah pusat perbelanjaan menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, face shield, sarung tangan serta menjaga jarak fisik di tempat umum - (Republika/Thoudy Badai)

Dari total 1.673 kasus positif baru yang dilaporkan pada hari ini, DKI Jakarta masih menyumbang angka tertinggi kasus Covid-19, yakni sebanyak 513 orang. Kendati demikian, DKI Jakarta juga melaporkan kasus sembuh sebanyak 588 orang.

Di kawasan Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek), penularan Covid-19 juga terus terjadi. Hal itu juga yang membuat Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, memutuskan untuk memperpanjang PSBB proporsional untuk Bodebek hingga 31 Agustus.

Wakil Koordinator Subdivisi Kebijakan dan Kajian Epidemiologi Gugus Tugas Jawa Barat, Bony Wiem Lestari mengatakan, berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar) pada Selasa (18/8) pukul 15.00 WIB, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dalam tujuh hari terakhir bertambah 666 kasus.

"Ada penambahan kasus yang cukup banyak. Jadi, angka reproduksi efektifnya (Rt) juga naik. Kemudian, ada banyak klaster perkantoran yang sebetulnya mereka berkantor di Jakarta, kemudian menularkan ke anggota keluarga yang tinggal serumah. Jadi, klaster rumah tangga. Kemarin cukup banyak kasusnya," kata Bony.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat