
Nasional
Rusia Peringatkan AS, Jangan Serang Iran
Trump masih gaman soal serangan ke Iran.
WASHINGTON – Rusia meminta Amerika Serikat untuk tidak menyerang Iran. Hal itu dinilai akan mengganggu stabilitas Timur Tengah secara radikal, kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov.
Ryabkov, berbicara di sela-sela forum ekonomi di St Petersburg, mengatakan kepada kantor berita Interfax bahwa Moskow mendesak Washington untuk menahan diri dari keterlibatan langsung. “Ini akan menjadi langkah yang secara radikal akan mengacaukan seluruh situasi,” kata Ryabkov yang dikutip Interfax, dan mengkritik “pilihan yang spekulatif dan bersifat dugaan.”
Kepala badan intelijen luar negeri SVR Rusia, Sergei Naryshkin, mengatakan situasi antara Iran dan Israel sekarang kritis dan juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova mengatakan serangan Israel terhadap infrastruktur nuklir Iran berarti dunia berada “beberapa milimeter” dari bencana.
“Fasilitas nuklir sedang diserang,” katanya kepada Reuters, seraya menambahkan bahwa pengawas keselamatan nuklir PBB telah mencatat adanya kerusakan tertentu.

Rusia menandatangani kemitraan strategis dengan Iran pada bulan Januari dan juga memiliki hubungan dengan Israel, meskipun hubungan mereka tegang akibat perang Moskow di Ukraina. Tawaran Rusia untuk menengahi konflik Israel-Iran belum diterima.
Sedangkan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan intervensi apapun yang dilakukan AS dalam konflik Iran-Israel akan menandai “eskalasi spiral yang mengerikan”, kantor berita Interfax menyatakan.
Pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa pertemuan yang diadakan oleh Presiden AS Donald Trump dengan tim keamanan nasionalnya di Ruang Situasi Gedung Putih untuk membahas berpartisipasi dalam perang dengan Iran berakhir tanpa ada pernyataan yang dikeluarkan.
Axios mengutip para pejabat AS yang mengatakan bahwa Trump ingin memastikan bahwa serangan AS benar-benar diperlukan dan tidak akan menyeret AS ke dalam perang berkepanjangan di Timur Tengah. Para pejabat AS menambahkan bahwa Trump ingin memastikan bahwa potensi serangan benar-benar mencapai tujuan menghancurkan program nuklir Iran.
Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengatakan kepada anggota parlemen di Capitol Hill bahwa Pentagon memberi Trump opsi yang memungkinkan mengenai Iran tetapi tidak mengatakan apakah militer berencana membantu serangan Israel.

“Saya mungkin melakukannya, saya mungkin tidak melakukannya,” kata Trump pada hari Rabu, dalam percakapan dengan wartawan. “Maksudku, tidak ada yang tahu apa yang akan aku lakukan.”
Komentar Trump muncul ketika beberapa pembela lama slogan “America First” menyerukan agar Trump tak melibatkan AS dalam konflik antara Israel dan Iran. Perwakilan Partai Republik Georgia Marjorie Taylor Greene, komentator sayap kanan Tucker Carlson, dan penghasut konservatif Charlie Kirk termasuk di antara mereka yang mengingatkan audiens mereka tentang janji Trump pada 2024 untuk menolak keterlibatan militer di luar negeri.
Secara terpisah, Wall Street Journal mengutip tiga sumber informasi yang mengatakan bahwa Trump memberi tahu para pembantu seniornya tentang persetujuannya atas rencana menyerang Iran tetapi menunda perintah terakhir untuk melakukan serangan itu sampai diketahui apakah Teheran akan meninggalkan program nuklirnya.
Sebelumnya, ABC News mengutip sumber informasi yang mengatakan bahwa potensi serangan AS terhadap fasilitas nuklir Fordow Iran bukanlah serangan tunggal, melainkan serangan berulang kali.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada Aljazirah bahwa opsi untuk menyerang fasilitas tersebut memerlukan studi terlebih dahulu mengenai dampak dan potensi reaksi Iran jika fasilitas nuklir yang dibentengi tersebut diserang. Axios juga mengutip pejabat dan mantan pejabat AS yang mengatakan bahwa bom penetrator dalam jumlah besar tidak pernah digunakan di medan perang.

Ucapan terakhir Trump sebelum memasuki pertemuan tersebut adalah ia belum mengambil keputusan akhir terkait keterlibatan negaranya dalam konfrontasi antara Israel dan Iran. Dia juga menekankan bahwa dia tidak menutup pintu dialog dengan Iran, dan mengklarifikasi bahwa Teheran bersedia bertemu dengan Amerika Serikat, dan dia tidak menutup kemungkinan pertemuan semacam itu. Dia mengatakan kepada wartawan bahwa dia punya ide tentang apa yang harus dilakukan tetapi lebih suka mengambil keputusan pada menit-menit terakhir.
Di pihak Iran, Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei memperingatkan terhadap segala serangan AS terhadap negaranya, dan menekankan bahwa serangan semacam itu akan menimbulkan konsekuensi serius.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan bahwa seluruh dunia harus tahu bahwa Iran bertindak hanya untuk membela diri dan bahwa negaranya sejauh ini hanya menanggapi rezim Israel, bukan terhadap mereka yang membantu dan mendukungnya. Dia menambahkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memprovokasi perang ini untuk menyabotase jalur diplomasi.
New York Times mengutip seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Iran yang mengatakan bahwa Araghchi akan menerima pertemuan dengan utusan AS Steve Witkoff atau Wakil Presiden AS Deborah Vance untuk membahas gencatan senjata.
Secara terpisah, sumber diplomat mengatakan kepada Aljazirah bahwa Dewan Keamanan PBB akan mengadakan sidang darurat pada hari Jumat atas permintaan Iran untuk membahas perkembangan perang. Sumber tersebut mengatakan kepada Aljazirah bahwa Rusia, China, Pakistan, dan Aljazair mendukung permintaan Iran untuk pertemuan tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu menawarkan bantuan untuk memediasi diakhirinya konflik antara Israel dan Iran, dan menyarankan Moskow dapat membantu merundingkan penyelesaian yang memungkinkan Teheran menjalankan program atom secara damai sambil meredakan kekhawatiran keamanan Israel.
Berbicara pada sesi meja bundar dengan para pemimpin senior kantor berita internasional, Putin mengatakan dia telah menyampaikan usulan Moskow kepada Iran, Israel, dan Amerika Serikat.
"Kami tidak memaksakan apa pun pada siapa pun, kami hanya berbicara tentang bagaimana kami melihat jalan keluar dari situasi ini. Namun keputusannya, tentu saja, tergantung pada kepemimpinan politik semua negara ini, terutama Iran dan Israel," tambah pemimpin Rusia tersebut.
Sedangkan para pejabat tinggi dari Jerman, Perancis dan Inggris serta diplomat tinggi Uni Eropa akan berkumpul untuk pertemuan dengan Iran di Swiss. Hal ini diungkapkan oleh seorang pejabat Eropa yang tidak mau disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang memberikan komentar secara terbuka.
Hal ini terjadi ketika Trump sedang mempertimbangkan persetujuan militer AS untuk bergabung dengan Israel dalam melakukan serangan terhadap program nuklir Iran.
Kelompok Aktivis Hak Asasi Manusia yang berbasis di Washington mengatakan setidaknya 639 orang telah gugur dalam serangan Israel di Iran saat konflik memasuki hari ketujuh. Jumlah korban telah diperiksa ulang berdasarkan laporan lokal di Republik Islam dan berdasarkan jaringan sumber yang dikembangkan di negara tersebut, kata kelompok itu. Iran belum memberikan angka pasti jumlah korban tewas selama serangan intensif yang dilakukan Israel. Pembaruan terakhirnya menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 224 orang tewas dan 1.277 lainnya terluka dalam serangan Israel.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Perang Melawan Iran tak Membuat Israel Setop Pembantaian di Gaza
Israel membunuh belasan pekerja bantuan pada Rabu kemarin.
SELENGKAPNYAIran Kembali Hantam Tel Aviv, Pertahanan Udara Israel Lumpuh
Rudal Iran mengincar markas komando IDF yang berada di dekat RS Soroka.
SELENGKAPNYABenarkah Iran Mengembangkan Bom Nuklir?
Intelijen AS menyangkal bahwa Iran tengah mengembangkan senjata nuklir.
SELENGKAPNYA