Ketua Umum Rabithah Alawiyah, Habib Zen Umar bin Sumaith | Republika/Putra M. Akbar

Opini

Membawa Semangat Hijrah

Hijrah saat ini mungkin memiliki makna yang berbeda.

ZEN UMAR BIN SUMAITH, Ketua Umum Rabithah Alawiyah

Melepas tahun 1441 H dan memasuki tahun baru 1442 H, menjadi kenangan yang luar biasa. Pada pertengahan tahun 1441 H, Allah memberikan teguran yang cukup keras kepada kita semua untuk kembali kepada-Nya. Teguran berupa munculnya wabah Covid-19.

Memang, terkadang tidak disadari bahwa kita sebagai manusia yang hidup pada masa kini, banyak tergelincir dengan sifat takabur dan tidak merasa lagi sebagai hamba Allah yang lemah. Lupa terhadap Allah sang Khaliq yang selama ini memberikan kehidupan, kemudahan, dan kesehatan.

Ketika munculnya makhluk yang kecil, tidak kasat mata, Covid-19, ternyata virus ini dapat menjungkirbalikkan sifat kesombongan yang ada. Setelah itu, manusia seakan tergagap dan tidak berdaya menghadapi musibah ini.

Karena itu, pergantian tahun ini adalah momentum untuk kita melakukan evaluasi diri (muhasabah), dan meninggalkan segala sifat yang tercela, serta memasuki tahun yang baru dengan niat yang baik dan semangat hijrah. 

 

 
Hijrah saat ini mungkin memiliki makna yang berbeda, yaitu bukan hijrah secara dhohiriyah, melainkan berupa hijrah batiniyah. 
 
 

 

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya amal perbuatan itu bergantung pada niatnya, dan masing-masing orang hanya memperoleh apa yang diniatkannya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, berarti hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa hijrahnya untuk perkara dunia, ia akan memperolehnya, atau kepada wanita, ia menikahinya, hijrah seseorang hanya kepada apa yang diniatkannya“.

Hijrah saat ini mungkin memiliki makna yang berbeda, yaitu bukan hijrah secara dhohiriyah, melainkan berupa hijrah batiniyah. 

Karena itu, niat hijrah masa kini adalah hijrah dari kelalaian kepada ketaatan, dari kesombongan kepada kerendahhatian, dari kedengkian kepada kasih sayang, dari kecintaan kepada harta, kepada kepekaan sosial,  dan dari perpecahan kepada kerukunan umat.

Masuknya tahun baru Islam yang didahului oleh hari kemerdekaan, 17 Agustus 2020, yakinlah bukan sebagai suatu kebetulan, tetapi memiliki hikmah yang terkandung di dalamnya.

Sudah sepantasnya kita bersyukur dan berterima kasih kepada para pahlawan kemerdekaan, yang telah mengorbankan jiwa raganya untuk hijrah dari masa penjajahan ke masa kemerdekaan.

Adalah suatu keharusan bagi kita sebagai generasi penerus, melanjutkan semangat hijrah ini untuk mengisi kemerdekaan dengan mengubah kemiskinan menjadi kesejahteraan, dari kebodohan kepada kemampuan keilmuan, dari sikap apatisme ke kecintaan akan keutuhan bangsa dan negara Republik Indonesia.

 
Semoga semangat hijrah mampu membawa suatu harapan agar segala musibah yang terjadi, diangkat oleh Allah SWT pada tahun mendatang.
 
 

Kondisi negara saat ini yang masih berjuang untuk mengatasi musibah nasional Covid-19, mengharuskan kita membantu dalam menyadarkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, dan mengangkat tangan untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT. Supaya Allah mengangkat wabah ini sesegera mungkin, memberi jalan keluar yang tepat agar negeri ini dikeluarkan dari kondisi keterpurukan ekonomi kepada kemakmuran, dan dari ketimpangan sosial kepada kesejahteraan yang merata. 

Hanya campur tangan Allah Yang Mahakuasa, yang jika menghendaki sesuatu mengatakan “Jadilah”, terjadilah ia. Sebagaimana firman-Nya, “Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan ‘jadilah, lalu terjadilah’. Katanya adalah benar. Kekuasaan terpegang pada-Nya di hari sangka-kala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dan Dialah Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui.“ (QS al-An’am, ayat 73).

Semoga semangat hijrah mampu membawa suatu harapan agar segala musibah yang terjadi, diangkat oleh Allah SWT pada tahun mendatang ini.

Sebagai manusia, antara takut dan harapan berjalan seiring sebagaimana dua sayap burung yang menjaga keseimbangan ketika terbang. Jika tidak terjadi keseimbangan, akan jatuhlah ia ke tanah.

Dalam Alquran, Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki kehancuran terhadap suatu kaum, tak ada yang sanggup mencegahnya. Dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS ar-Ra'd: 11).

Semoga, semangat hijrah mengiringi kita memasuki Tahun Baru 1442 H, dengan hati yang tulus dan bersih, memperbaiki amalan ibadah, serta senantiasa menyebarkan kebaikan di mana saja kita berada. Selamat Tahun Baru 1442 H. Kullu Aamin wa antum bikhair

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat