Hari pertama sekolah tatap muka langsung di SMP 1 Padang Panjang, Kamis (13/8)). | Febrian Fachri/Republika

Kisah Dalam Negeri

Rindu dan Khawatir di Bangku Sekolah

Sudah lima bulan enggak belajar di sekolah. Rindu.

OLEH FEBRIAN FACHRI 

Suasana di SMPN 1 Padang Panjang kembali terasa hidup pagi itu. Para siswa kembali berdatangan ke sekolah untuk pertama kalinya sejak Pemerintah Kota Padang Panjang, Sumatra Barat, menutup sekolah tatap muka sejak pandemi Covid-19 merebak, kurang lebih lima bulan lalu.

Fauzi, siswa kelas VII SMPN 1 Padang Panjang, merasa senang karena ia akhirnya merasakan sekolah untuk tingkat menengah pertama kalinya. Terakhir kali datang ke sekolah, Fauzi masih kelas VI SD. Sejak tamat SD sampai sudah masuk SMP, Fauzi hanya belajar daring dari rumah. “Senang akhirnya bisa kembali lagi ke sekolah. Ini pertama kali datang ke sekolah mengenakan seragam SMP,” kata Fauzi kepada Republika, Kamis (13/8).

Fauzi datang ke sekolah diantarkan oleh orang tuanya dengan sepeda motor. Fauzi datang ke sekolah menggunakan masker dan membawa bekal. Di dalam tasnya, selain bekal, buku dan alat tulis juga ada masker cadangan.

Siswa kelas VIII SMP 6 Padang Panjang, Ratu Amaliyah, juga merasa rindunya dengan sekolah terobati. Di sekolah, Ratu dapat kembali bertemu dengan guru, teman, dan para sahabatnya. “Sudah lima bulan enggak belajar di sekolah. Rindu,” ucap Ratu.

Ratu mengaku selama belajar daring, ia tak dapat maksimal dalam mencerna pelajaran. Karena, guru-guru lebih banyak memberikan tugas. Ruang bagi guru untuk menerangkan pelajaran agak sempit bila melalui daring.

photo
Hari pertama sekolah tatap muka langsung di SMP 1 Padang Panjang, Kamis (13/8)). - (Febrian Fachri/Republika)

Walau rindu akan sekolah terobati, Ratu mengakui, tetap saja terselip kekhawatiran bila datang ke sekolah. “Agak takut juga. Takutnya ada yang positif kan kita enggak tahu,” ujar Ratu.

Siswa SMP 1 Padang Panjang, Rafi, juga merasa khawatir tertular Covid-19 setelah sekolah buka kembali dengan cara tatap muka. “Orang tua juga sempat khawatir. Tapi, bagaimana lagi. Sudah terlalu lama belajar di rumah, ada rasa bosan dan belajar sendiri di rumah juga sulit,” kata Rafi.

Rafi datang ke sekolah diantar dan jemput oleh orang tuanya dengan sepeda motor. Ia juga dibuatkan bekal oleh orang tua supaya tidak jajan lagi di lingkungan sekolah. Kemudian, ia juga membawa masker cadangan untuk antisipasi maskernya kotor.

Kepala Sekolah SMPN 1 Padang Panjang Rita Yanti menyebut, kerinduan datang ke sekolah tidak hanya bagi murid. Para guru juga merasakan hal yang sama. “Kami para guru juga rindu anak-anak kami. Kami semua rindu dengan sekolah. Alhamdulillah, sekarang sudah dibuka lagi,” ujar Rita Yanti.

Rita mengatakan, semua guru dan pegawai di SMPN 1 Padang Panjang sudah melalui tes swab PCR sebelum pembukaan sekolah. Hasilnya, menurut Rita, semuanya negatif.

Kota Padang Panjang mulai Kamis (13/8) memulai lagi belajar tatap muka langsung di sekolah. Kota Serambi Makkah ini telah mendapat izin membuka lagi sekolah tatap muka karena berstatus zona kuning.

Di Padang Panjang, sampai hari ini mencatatkan 34 kasus positif Covid-19 dengan jumlah yang sudah sembuh sebanyak 32 orang dan dua orang sedang dirawat. Wali Kota Padang Panjang Fadli Amran mengatakan, pihaknya telah menyiapkan teknis sekolah tatap muka langsung dengan penerapan protokol Covid-19.

“Kita sudah membuat suasana sekolah dengan penerapan protokol Covid-19. Supaya tidak ada penularan virus korona di sekolah,” kata Fadli Amran saat memantau hari pertama sekolah di SMP 1 Padang Panjang.

Namun, sekolah yang sudah dibuka baru untuk tingkat SMP dan sederajat. Fadli Amran mengatakan, ada 14 SMP sederajat di Padang Panjang. Dari 14 SMP tersebut, yang buka baru 12, yakni enam SMP negeri dan enam SMP swasta. Siswa yang sudah mulai sekolah tatap muka dibagi menjadi dua rombongan belajar (rombel).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat