Ilustrasi lomba panjat pinang pada setiap 17 Agustus. | ANTARA FOTO

Kisah Dalam Negeri

Berharap Panjat Pinang Tetap Ramaikan 17 Agustus

Pedagang pohon pinang menginginkan dagangannya tetap laku di masa pandemi Covid-19.

OLEH EVA RIANTI

Sejumlah penjual pohon pinang di Jalan Manggarai Utara, Tebet, Jakarta Selatan, berharap, peringatan HUT ke-75 kemerdekaan RI yang berlangsung di tengah pandemi Covid-19 ini tetap semarak dirayakan oleh masyarakat DKI Jakarta. Harapan ini disampaikan Arifin (58 tahun) yang merupakan salah satu perajin bambu di Manggarai yang kini juga menjual pohon pinang untuk lomba panjat pinang.

"Harapan tipis, sekarang ada Covid-19, tapi tahun ini tidak taruh harapan tinggi sih, yang penting ada yang beli," tutur Arifin, beberapa waktu lalu.

Menurut Arifin, membuat pohon pinang untuk panjat pinang sudah menjadi pekerjaan musiman tiap Agustus. Ia mengaku, ada yang terasa hilang atau kurang jika tidak membuat dan menyediakan pohon pinang saat Agustusan.

Hampir tiap Agustus Arifin dan sejumlah perajin bambu di kawasan tersebut menyediakan pohon pinang untuk panjat pinang. Hal itu sudah dimulai sejak 1990. Hanya ada tiga perajin bambu di Jalan Manggarai Utara 2 yang masih bertahan dalam membuat dan menyediakan pohon pinang, yakni Arifin dan dua teman sejawatnya, Ustaz Kusnadi serta Iis.

Ketiganya berjualan di satu lokasi, hanya terpisah masing-masing dengan jarak sekitar lima sampai 10 meter. Tahun ini, Arifin dan dua perajin bambu lainnya berkongsi untuk membeli pohon pinang dari tengkulak di wilayah Rangkasbitung, Banten.

Meski tidak menaruh harapan tinggi pohon pinang dibeli pelanggan, Arifin meyakini, akan ada yang membeli satu atau dua orang sehingga bisa balik modal. Satu pohon pinang yang sudah diserut dan diamplas serta diberi lingkaran yang berfungsi untuk menggantungkan hadiah dihargai Rp 1 juta per batang. Harga tersebut belum termasuk ongkos pengiriman.

photo
Pedagang menyerut batang pohon pinang untuk dijual di Kawasan Manggarai, Jakarta, Kamis (6/8). Menjelang HUT kemerdekaan ke 75 RI, penjual batang pinang musiman memasarkan dagangannya yang biasa digunakan untuk perlombaan panjat pinang dengan kisaran harga Rp 500 ribu- Rp 1 juta tegantung ukuran - (Prayogi/Republika)

Walau panjat pinang tidak mungkin diadakan saat pandemi Covid-19, dia berharap, pohon pinang tetap dibeli oleh masyarakat untuk perlombaan lainnya. Selain itu, Arifin juga berharap, muncul permainan-permainan tradisional lainnya di masa pandemi Covid-19 yang menggunakan pohon pinang. Misalnya, lomba berjalan di atas pohon pinang di Banjir Kanal Timur (BKT).

"Kan tidak hanya untuk panjat pinang, bisa juga untuk gebuk bantal, itu kan pesertanya cuma dua orang, tidak sebanyak panjat pinang," kata Arifin.

Sebelum pandemi Covid-19, tujuh hari menjelang HUT Kemerdekaan RI, penjual pohon pinang sudah mendapatkan pesanan dari pembeli dengan jumlah bervariasi. Namun, pada tahun ini, hingga H-5, belum ada pesanan yang dating, baik dari pelanggan maupun pembeli dadakan.

“17 Agustus sudah kurang dari sepekan, tapi belum ada yang pesan,” ujar dia.

photo
Pedagang menyerut batang pohon pinang untuk dijual di Kawasan Manggarai, Jakarta, Kamis (6/8). Menjelang HUT kemerdekaan ke 75 RI, penjual batang pinang musiman memasarkan dagangannya yang biasa digunakan untuk perlombaan panjat pinang dengan kisaran harga Rp 500 ribu- Rp 1 juta tegantung ukuran - (Prayogi/Republika)

Dilarang

Kondisi pandemi membuat perayaan HUT ke-75 RI bakal berbeda dari biasanya. Masyarakat diharapkan bisa berkreasi dalam mengadakan kegiatan atau lomba yang sekiranya bisa dilakukan di masa pandemi seperti saat ini. 

"Masyarakat lebih pandailah berkreasi, jenis kegiatan lomba rakyat apa yang cocok dalam situasi pandemi ini. Ini namanya tatanan kehidupan baru, berarti kita menampilkan atraksi-atraksi yang baru yang cocok dengan suasana pandemi," ujar Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Arifin.

Kalau memang ada beberapa lomba Agustusan yang berpotensi menimbulkan penularan, sebaiknya masyarakat bijak untuk meniadakan kegiatan yang bakal melanggar protokol kesehatan. Seperti berkerumun tanpa memperhatikan jaga jarak atau kegiatan yang sulit menggunakan masker. 

Arifin mencontohkan kegiatan atau lomba panjat pinang. Dalam pelaksanaan lomba tersebut, penerapan jaga jarak dan penggunaan masker akan sulit dilakukan. "Panjat pinang gimana physical distancing-nya, orang dia (lomba panjat pinang) kan pegangan, bahkan pelukan. Orang pakai masker bisa juga lepas karena tarik-menarik kan," ujar dia.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat