Petugas gabungan dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 memberikan penyuluhan saat razia masker di kawasan Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Selasa (11/8). | Wihdan Hidayat / Republika

Nasional

Presiden: Urusan Masker akan All Out

Presiden menekankan pentingnya strategi intervensi berbasis lokal untuk kendalikan penularan Covid.

BANDUNG – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan akan mendisiplinkan masyarakat secara serius terkait penggunaan masker. Jokowi meminta pangdam dan kapolda mem-back up hal ini demi terwujudnya masyarakat yang patuh terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

“Seperti tadi kata Pak Gubernur (Ridwan Kamil), pilih lockdown atau pakai masker. Kita pilih pakai masker. Dalam dua minggu ini, dibantu TNI/Polri, betul-betul urusan masker ini kita kerjakan all out dan masif,” ujar Jokowi saat melakukan kunjungan kerja ke Kota Bandung, Selasa (11/8).

Presiden menyebut, terdapat 70 persen masyarakat di satu provinsi yang masih enggan mengenakan masker. Namun, ia tak mau menyebut masyarakat di provinsi mana yang enggan mematuhi protokol kesehatan tersebut.

“Tapi memang kita tahu di masyarakat kita, survei yang kita lakukan di…, saya nggak menyebut provinsinya, 70 persen (masyarakat) belum memakai masker. Ini di satu provinsi di Jawa. Ini jumlah angka yang besar sekali,” ujar Jokowi.

Lebih lanjut, Presiden juga mengingatkan, pembukaan kembali aktivitas atau kegiatan masyarakat di suatu daerah agar dilakukan dengan hati-hati dan melalui tahapan prakondisi. Selain itu, sektor yang akan kembali dibuka pun juga harus minim risiko penularan Covid-19.

Presiden menekankan pentingnya strategi intervensi berbasis lokal untuk mengendalikan penularan. Menurut Jokowi, pelaksanaan PSBB di tingkat desa atau di dalam ruang yang lebih kecil akan lebih mempermudah penanganan Covid-19 di lapangan. Cara ini dinilai tak akan mengganggu wilayah besar lainnya maupun aktivitas ekonomi.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melaporkan, kasus Covid-19 di provinsinya terkendali, tapi naik turun. Menurutnya, saat ini kelemahannya ada di PCR. “Kami mengejar ratio jumlah penduduk 50 juta, keteteran. Mohon dukungan ngejar ratio pengetesan setinggi-tingginya,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada Presiden Jokowi.

Menurut Emil, seharusnya PCR portable diperbanyak. Agar bisa sesuai dengan indikator WHO, PCR portable ini bentuknya sebesar koper dan bisa dibawa ke hutan-hutan ataupun gunung-gunung agar bisa pengetesan cepat. “Kalau Bapak berkenan, ini bisa jadi terobosan agar tak terkumpul pengetesannya cuma di daerah kota,” ujar dia.

photo
Petugas gabungan dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 melakukan razia masker di kawasan Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Selasa (11/8). Pemkot Yogyakarta menggalakkan kembali himbauan penggunaan masker masyarakat. - (Wihdan Hidayat / Republika)

Emil mengusulkan dua hal. Pertama, layanan swasta berupa pay service PCR. Kalau diizinkan, Pemprov Jabar akan bekerja sama dengan swasta. “Mereka investasi alat, kita ngasih pasien terus membayar sejumlah rupiah. Ini bisa kita kejar,” kata Emil.

Secara terpisah, berdasarkan peta risiko Bersatu Lawan Covid-19 yang dikelola Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pusat, Kota Surabaya masuk zona oranye penyebaran Covid-19. Ketua Rumpun Kuratif Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi mengatakan, pewarnaan risiko setiap daerah ini ditentukan Gugus Tugas pusat.

Ada 15 kriteria dalam pewarnaan risiko atau zonasi tingkat risiko itu yang terbagi dalam tiga faktor besar, yakni epidemiologi, surveilans, dan pelayanan kesehatan. “Dari sisi epidemiologi yang paling penting, yang nilainya paling banyak 10 persen itu penurunan jumlah meninggal misalnya. Jadi bukan kumulatif, tapi penurunannya,” kata Joni.

photo
Petugas Satpol PP memberi sanksi push up kepada warga yang tidak mengenakan masker di Alun-Alun Kota Tegal, Jawa Tengah, Senin (10/8). Warga dan pengendara bermotor yang tidak mengenakan masker mendapat sanksi menyanyikan lagu Indonesia Raya, menghafal Pancasila, dan push up guna menegakkan protokol kesehatan menyusul meningkatnya kasus orang tanpa gejala (OTG) positif Covid-19 di Kota Tegal yang mencapai 66 orang - (Oky Lukmansyah/ANTARA FOTO)

Joni mengatakan, evaluasi situasi penularan Covid-19 ini sebenarnya baru bisa dikatakan menurun selama 14 hari atau dua pekan. Pewarnaan berdasarkan zona, kata Joni, hanya untuk memudahkan orang melihat risiko penularan Covid-19 di suatu daerah.

“Jadi risiko sedang misalnya, oranye, itu bukan berarti orang tidak bisa tertular. Masih bisa. Karena kasusnya masih ada. Bahkan, yang sudah hijau pun tetap harus hati-hati. Artinya protokol kesehatan tetap harus ditegakkan,” ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat