Colloseum di Roma, Italia | Unsplash

Jalan Jalan

Wisata Virtual ke Roma, Tetap Seru!

Tak bisa melancong, wisata virtual pun jadi.

Adanya pandemi Covid-19 membuat para pelancong terpaksa harus menghentikan hobi mereka untuk sementara. Selain harus melakukan karantina mandiri, tempat-tempat wisata di dunia pun harus tutup sementara untuk memutus rantai pandemi ini di dunia. Namun, hal itu bukan berarti kita tidak bisa mengeksplorasi tempat-tempat unik di dunia. Melalui internet dan kecanggihan teknologi, tak menutup kemungkinan kita bisa menjelajahi situs-situs bersejarah di dunia, termasuk Roma, Italia.

Republika pun melakoni wisata virtual ke tempat-tempat yang melegenda di Roma bersama dengan Instituto Italiano di Cultura (IIC) Jakarta. Dipandu oleh pemandu wisata Idfi Pancani,  perjalanan virtual ke Roma terasa sangat nyata dan menyenangkan.

Perjalanan diawali dengan mengunjungi situs bersejarah peninggalan abad pertama Masehi: Colosseum Roma. Colosseum selalu menjadi destinasi utama para wisatawan yang datang ke kota Roma di Italia. Bangunan bersejarah ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para turis yang menggemari sejarah dan kebudayaan Roma di Italia. "Colosseum ini merupakan gedung amfiteater terbesar di dunia, yang merupakan salah satu tujuh keajaiban di dunia,” ujar Idfi, saat memandu secara virtual.

 
Colosseum ini merupakan gedung amfiteater terbesar di dunia yang merupakan salah satu tujuh keajaiban di dunia.
Pemandu wisata Idfi Pancani
 

 

Colosseum dibangun sekitar tak sampai 10 tahun lamanya, yang diawali pada masa pemerintah Vespasianus dan berakhir pada masa pemerintahan Titus. Colosseum juga terkenal dengan nama flavien amphithéâtre pada saat pemerintahan Flavia berkuasa.

Colosseum memiliki kapasitas penonton berjumlah 70 ribu hingga 80 ribu penonton. Gedung pertunjukkan ini telah digunakan berkali-kali sebagai arena pertarungan. Gedung ini menampilkan seni pertunjukan pertarungan atau gladiator, antara hewan buas dan hewan buas, hewan buas dan manusia, serta pertarungan antara manusia dan manusia. Tak jarang gedung pertunjukan ini juga menampilkan eksekusi para tahanan.

Bangunannya pun saat ini tak lagi utuh akibat gempa bumi yang terjadi pada tanah Roma. Di sekitar Colosseum, tepatnya di sekitar jalan menuju Piazza Venezia,  terdapat banyak reruntuhan dan juga makam para pejuang dan tokoh-tokoh penting Kota Roma seperti Julius Caesar.

 

Monumen megah

Tak jauh dari Colosseum atau sekitar satu kilometer dari tempat bersejarah itu, terdapat sebuah kawasan bernama Piazza Venezia. Di kawasan itu terhampar sebuah monumen megah bersejarah yang menampilkan patung tokoh pemersatu Italia pada tahun 1861: Victoria Emmanuel II.

Idfi mengatakan, monumen ini juga dikenal dengan sebutan Altare della Patria atau altar tanah air Italia. Di belakang monumen itu, terhampar makam-makam para tokoh nasional Italia. Para pelancong bisa menaiki bangunan di belakang monumen itu untuk melihat pemandangan Kota Roma.

Tak jauh dari monumen itu, terdapat museum seni yang dulunya digunakan sebagai Kedutaan Venesia saat Italia dulu masih terpecah-pecah. Adanya gedung Kedutaan Venezia tersebut memberikan alasan mengapa kawasan tersebut dinamakan Piazza Venezia.

Sebelum tahun 1860-an, Italia terdiri atas republik-republik yang belum bersatu. Ini termasuk Republik Genoa, Republik Virenze, Republik Siena, Republik Venezia, dan lain-lain.

Salah satu kawasan wisata bersejarah lain di Kota Roma yang tak kalah menarik adalah Piazza Navona. Sebab, tempat ini merupakan tempat berkumpulnya para wisatawan, para penjual baik kuliner maupun cendera mata, dan juga para seniman.

Dalam kawasan ini, terdapat tiga air mancur yang sangat terkenal. Air mancur itu adalah Fontana del Moro, Fontana Dei Quattro Fiumi atau air mancur empat sungai, Fontana del Nettuno atau air mancur Neptunus.

Dilansir dari laman Wanted in Rome, air mancur Fontana del Moro terletak di ujung selatan Piazza Navona. Dikelilingi oleh empat titan, seorang Moor yang bergulat lumba-lumba di atas tempurung kerang. Meskipun patung Moor ditambahkan kemudian oleh Gian Lorenzo Bernini, air mancur asli adalah karya Giacomo della Porta.

Sementara, Fontana di Quattro Fiumi yang juga dibuat oleh Bernini menggambarkan empat sungai besar dari empat benua di dunia yang diperintah oleh otoritas kepausan: Gangga, Nil, Danube dan Rio de la Plata. Menurut /Wanted in Rome/, air mancur ini dibuat pada 1651 untuk Paus Innocent X. Istana keluarganya yang disebut Palazzo Pamphili, menghadap ke Piazza.

Fontana del Nettuno atau Air Mancur Neptunus, terletak di sisi lain Piazza. Pada awalnya, air mancur ini adalah karya Giacomo della Porta, yang disponsori oleh Paus Gregory XIII pada  1574.

Pada 1878, setelah penyatuan Kerajaan Italia, air mancur ini direalisasikan oleh Antonio della Bitta dan mendapatkan penilaian yang baik oleh pematung Italia Gregorio Zappala. “Piazza Navona ini dibangun di atas kawasan yang sangat kuno yang bentuknya tidak jauh berbeda dari Colosseum. Fungsinya bukan untuk pertarungan para gladiator, tapi untuk perhelatan atletis atau olahraga,” jelas Idfi.

Selain itu ada pula pantheon yang merupakan salah satu bangunan yang bersejarah yang ada di kota Roma. Dulu pantheon berfungsi sebagai sebuah kuil untuk memuja  dewa dewi. Saat ini, bangunan yang dibangun pada tahun 27 Sebelum Masehi itu telah dipergunakan sebagai gereja Katolik.

Bangunan itu sangat megah dengan interior melingkar di dalam ruangannya. Dindingnya terbuat dari marmer keramik yang diukir dengan berbagai ornamen khas Eropa. Sementara pada bagian atap sinar matahari dan sinar bulan dapat masuk melalui sebuah lubang.

Situs bersejarah lainnya di Kota Roma yang saat ini masih menjadi daya tarik Kota Roma adalah Trevi Fountain atau Fontana de Trevi atau air mancur Trevi. Air mancur yang didesain oleh arsitek Nicola Salvi ini kerap sangat ramai dikunjungi oleh pengunjung, terutama pada saat musim panas. Menurut laman The Travel, air mancur ini berasal dari zaman Romawi kuno dan merupakan salah satu sistem air tertua di seluruh Roma.

Banyak pengunjung dari seluruh dunia yang turut melempar koin pada air mancur ini untuk menuruti mitos pada situs bersejarah ini. Menurut Idfi, setidaknya ada dua pandangan mengenai jumlah koin yang dilempar ke dalam air mancur ini. Pandangan pertama adalah cukup satu koin, sementara pandangan kedua adalah melempar sebanyak tiga koin.

Cara melemparkannya pun dianjurkan menuruti mitos yang ada. Pengunjung harus membelakangi air mancur dan melemparkan uang koin mata uang euro dengan menggunakan tangan kanan melewati bahu kiri. Mitos melempar koin dipercaya keinginannya pun akan terkabul. Idfi mengatakan, uang koin yang terkumpul pada air mancur ini kemudian diambil oleh Pemerintah Kota Roma setiap hari. Mereka lalu mengumpulkannya sebagai dana sumbangan untuk orang-orang tak mampu di sana.

 

Uniknya Pizza Margherita

Jika mendengar kata Italia, pasti kita akan teringat makanan khasnya yakni pizza. Namun, ternyata jenis pizza pun beragam, lho. Salah satu jenis yang sangat khas dan unik adalah pizza margherita. Pizza margherita merupakan sebuah pizza khas yang memiliki ciri khas unik. Pizza berbentuk bulat dengan roti yang tipis ini memiliki dominasi warna tiga warna pada makanannya, yaitu merah, hijau, dan putih.

Saus tomat dan tomat menjadi dominasi warna merah pada pizza itu. Sementara, krim keju mozzarella menjadi dominasi warna putih, dan daun basil menjadi pengisi warna hijau pada pizza itu. “Jadi dominasi tiga warna itu melambangkan tiga warna yang menyusun bendera Italia, yaitu hijau, putih, dan merah. Ini adalah pizza kebanggaan Italia dan ini dianggap sebagai pizza klasik,” jelas pemandu wisata Idfi Pancani, dalam webinar yang digelar Instituto Italiano di Cultura (IIC) Jakarta.

photo
Pizza Margherita - (Freepik)

Idfi lalu menceritakan asal mula nama ‘margherita’ yang menjadi nama pizza ini. Pada abad 19, sekitar tahun 1890-an, Ratu Margherita dari Savoy mendatangi Napoli. Di sana, terdapat seorang chef pembuat pizza. Menurut laman Hufftinpost, nama chef itu adalah Raffaele Esposito dari Pizzeria Brandi. Oleh karena sang ratu bosan dengan makanan Prancis yang disuguhkan kepadanya saat perjalanan ke Napoli, dia lantas meminta chef untuk membuatkannya pizza. "Raffaele kemudian membuatkannya pizza dan mengatakan bahwa dia menghadiahkan pizza ini kepada Sang Ratu, yang dibuat dengan bahan dasar sederhana, yaitu tomat, mozzarella, dan daun basil," kata Idfi.

Tiga bahan itu pun merepresentasikan warna bendera Italia. Sang koki lalu memberikan nama margherita kepada pizza buatannya itu. Sampai sekarang, kata Idfi, pizza margherita masih menjadi favorit banyak orang Italia. Banyak orang di luar Italia pun menyukai pizza klasik ini.

Pernahkah Anda mencobanya?

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat