Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengenakan jas laboratorium saat kunjungan kerja di Gedung Bio Farm, Kota Bandung, Rabu (29/7). | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Nasional

Penelitian Vaksin Simultan

Calon relawan mendaftar di puskesmas yang menjadi lokasi uji klinis vaksin.

BANDUNG -- Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro memastikan berbagai penelitian vaksin Covid-19 dilakukan secara bersamaan atau simultan. Saat ini, penelitian uji klinis tengah dilakukan untuk vaksin Sinovac dari Cina dengan membuka pendaftaran bagi relawan. Secara bersamaan, penelitian untuk vaksin merah putih juga tengah dilakukan oleh konsorsium pemerintah.

"Yang pasti kita tidak secara sekuensial, dalam pengertian mencoba yang ini nggak berhasil, baru coba yang lain," kata Bambang di Kampus Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung, Rabu (29/7).

Menurut dia, setiap negara juga melakukan upaya yang sama dalam menangani Covid-19. Sehingga, kata dia, pengadaan vaksin itu tidak bergantung kepada satu penelitian. "Karena tidak ada jaminan bahwa vaksin ini efektif untuk kelompok masyarakat atau untuk wilayah tertentu. Jadi seperti dilakukan oleh banyak negara yang bukan hanya Indonesia, upaya untuk mendapatkan vaksin ini harus paralel," katanya.

Selain itu, ia juga mendorong Bio Farma sebagai perusahaan vaksin dalam negeri untuk bekerja sama penelitian dengan produsen vaksin negara lain. Dengan penelitian secara simultan itu, ia mengharapkan Bio Farma bisa mendapatkan vaksin dengan cepat dan juga efektif untuk mencegah virus Covid-19.

photo
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro (tengah) berbincang dengan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir (kanan) saat kunjungan kerja di Gedung Bio Farma, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Rabu (29/7). Dalam kunjungan kerja tersebut, Menristek berkesempatan untuk meninjau pengembangan vaksin Covid-19 dalam negeri yang diberi nama Vaksin Merah Putih sekaligus mengecek kesiapan uji klinis vaksin Covid-19 di Bio Farma. - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

"Pokoknya siapa yang bisa menghasilkan yang paling efektif itu yang paling penting ya. Bukan masalah cepat saja, karena percuma cepat kalau tidak aktif. Kita berupaya dua-duanya," kata dia.

Sebanyak 2.400 dosis calon vaksin Covid-19 dari perusahaan Cina, Sinovac Biotech Ltd, tiba di Indonesia pada 19 Juli. Vaksin itu akan diuji klinis tahap III di Indonesia.

Sebanyak 400 orang telah mendaftarkan diri untuk menjadi relawan uji klinis vaksin Sinovac yang dilakukan Universitas Padjajaran (Unpad) hingga Selasa (28/7) kemarin. Sementara, relawan yang dibutuhkan sebanyak 1.620 orang. Pendaftaran mulai dibuka sejak tim penelitian uji vaksin mendapatkan izin dari komite etik penelitian Unpad pada Senin (27/7). 

"Kalau kemarin 400 (pendaftar), hari (Rabu) ini belum dihitung," ujar Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin Covid-19, Eddy Fadliana, Rabu (29/7). 

Ia mengungkapkan, para pendaftar belum bisa dipastikan bisa menjadi relawan, sebab harus mengikuti tes kesehatan pada awal Agustus mendatang. "Belum (jadi relawan). Agustus pertengahan, untuk cek kesehatan oleh dokter," katanya. Menurutnya, para pendaftar telah mengirimkan identitas yaitu kartu tanda penduduk.

Ia mengatakan, sebagian para calon relawan mendaftar di puskesmas yang menjadi lokasi uji klinis. Terlebih dahulu sebelumnya, mereka menghubungi kontak yang tertera di puskesmas. Katanya, para pendaftar yang akan menjadi relawan harus berdomisili di Bandung. "Awalnya ke puskesmas dulu, dia ingin daftar terus dia kontak lewat WA," ungkapnya.

Keempat puskesmas yang dijadikan tempat uji klini vaksin covid-19 yaitu Puskesmas Dago, Puskesmas Garuda, Puskesmas Ciumbuleuit, dan Puskesmas Sukaparkir. Para pendaftar diharuskan dalam kondisi sehat.

Sementara, PT Kimia Farma Tbk siap melakukan distribusi vaksin Covid-19 yang akan diproduksi Bio Farma sebagai Holding BUMN Farmasi tersebut. "Pada intinya baik Kimia Farma maupun Indofarma siap untuk melakukan distribusi (vaksin) tersebut," ujar Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo dalam Public Expose di Jakarta, Rabu. 

Kesiapan fiskal

Pemerintah memastikan ruang fiskal cukup lebar untuk mendanai produksi vaksin Covid-19 pada 2021 mendatang, sekaligus distribusinya kepada masyarakat. Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, implementasi produksi hingga penyaluran vaksin Covid-19 nantinya pasti butuh waktu yang tak singkat dan dana yang tak sedikit. Mengantisipasi hal ini, pemerintah telah menyusun RAPBN 2021 yang mengakomodir kebutuhan tersebut.

"Kami persiapkan, kalau implementasinya (vaksin) butuh waktu kami memastikan bahwa untuk tahun depan kita memiliki ruang fiskal yang cukup. Dan kami sudah persiapkan, sudah mengajukan, dan kami sudah anggarkan ruang fiskal yang cukup untuk bisa mengganjal aktivitas ekonomi di tahun depan," kata Budi dalam keterangan pers, Rabu (29/7).

Kendati ada optimisme bahwa vaksin bisa segera diproduksi, Budi meminta masyarakat agar tetap menjalankan protokol kesehatan. Berjalannya protokol kesehatan, menurutnya, menjadi kunci pembukaan aktivitas ekonomi bisa berjalan optimal tanpa menyulut gelombang kedua Covid-19.

"Saya ajak seluruh masyarakat, kalau misalnya tidak ditemukan atau agak lambat ditemukan vaksinnya, saya sampaikan bahwa dengan disiplin kesehatan yang baik, saya nggak bosen-bosen ulangi ini. Dengan kembalikan rasa aman melalui protokol kesehatan, harusnya secara bertahap kita mulai beraktivitas dengan perubahan perilaku yang berbeda. Dengan normal baru," katanya.

Tren penambahan kasus positif Covid-19 yang terus menanjak hingga akhir Juli 2020 ini membuat urgensi produksi vaksin ikut bertambah. Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio, mengungkapkan bahwa sampai saat ini progres persiapan vaksin Covid-19 baru menyentuh 30 persen.

Eijkman diberi batas waktu sampai Maret 2021 untuk merampungkan riset terkait vaksin Covid-19. Terkait batas waktu yang diberikan pemerintah ini, Amin optimistis bisa menepatinya. Bahkan ia yakin produksi vaksin atas prakarsa Eijkman bisa dilakukan setidaknya Februari 2021 mendatang. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat