Manajer Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Inovasi dan Kerjasama FK Unpad Profesor Kusnandi Rusmil menyampaikan pemaparan saat jumpa pers uji klinis vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Penddikan (RSP) Unpad, Jalan Prof. Eyckman, Kota Bandung, Rabu (22/7 | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Nasional

Relawan Uji Vaksin Diminta Segera Mendaftar

Terjadi tumpang tindih antara uji klinis vaksin tahap 1, 2, 3 karena kondisi pandemi.

BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menghimbau semua relawan yang ingin berpartisipasi dalam uji klinis vaksin dari Cina segera mendaftarkan diri. Pendaftaran dibuka setelah uji vaksin itu memperoleh izin dari komite etik penelitian dari Universitas Padjadjaran Badung pada Senin (27/7).

"Kerelewanan bisa mendaftarkan diri ke gugus tugas. Yang namanya vaksin bukan percobaan aneh-aneh, jadi jangan khawatir. Karena disuntik biasa, nanti dilihat imunnya meninggi atau tidak," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan, Selasa (28/7). 

Emil mengatakan, keberadaan vaksin tersebut merupakan kabar gembira. Berdasarkan informasi dari Menko Perekonkomian, Indonesia akan mendatangkan vaksin dari tiga negara, yakni Cina, Korea Selatan, dan Inggris. Sebelum digunakan, kata Emil, vaksin harus dites tiga kali. Dua kali di negara asalnya, dan yang ketiga di negara konsumennya.

"Nah yang dari Korea dan Inggris belum dites klinis kedua di negaranya. Kenapa dari Cina? Karena dia sudah mengetes dua kali di negaranya. Buat kita kan mana aja yang cepat," paparnya.

Ketua tim riset uji klinis vaksin Covid-19 Unpad Prof Kusnandi Rusmil mengatakan, komite etik penelitian Unpad memberikan persetujuan pelaksanaan uji klinis vaksin Covid-19 tahap ketiga pada Senin. Karena itu, pihaknya langsung mulai membuka pendaftaran. 

Kusnandi mengatakan, ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi calon peserta uji klinis. Pertama, calon peserta merupakan orang dewasa berusia antara 18 – 59 tahun yang dinyatakan sehat. Selain itu, calon peserta berdomisili di Kota Bandung dan tidak berencana pindah dari lokasi penelitian sebelum penelitian selesai dilaksanakan. 

Sebanyak 1.620 relawan dibutuhkan dalam proses uji klinis vakisin. Namun, tidak semua peserta akan disuntikkan vaksin. Hanya sebanyak 540 orang akan disuntikkan vaksin, sedangkan sisanya akan mendapat cairan plasebo.

Penentuan pemberian vaksin atau plasebo akan dilakukan secara acak. “Bagi yang menerima plasebo akan mendapatkan vaksin Covid-19 setelah vaksin didaftarkan,” kata Kusnandi.

Kesehatan peserta dipastikan tetap dipantau oleh petugas penelitian secara tertatur selama jalannya penelitian, atau sekitar enam bulan setelah pemberian vaksin terakhir. Kusnandi memastikan, seluruh peserta dilindungi asuransi kesehatan.

Pendaftaran peserta uji klinis dibuka hingga 31 Agustus 2020. Pendaftaran bisa dilakukan dengan menghubungi Unit Riset Klinis Departemen Ilmu Kesehatan Anak Lantai 1 RSUP Hasan Sadikin Bandung di telepon 022 – 2034471 atau whatsapp 08112214235. 

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo berharap uji klinis vaksin Covid-19 dari Cina itu bisa selesai pada Desember 2020. Sebelumnya, tim Bio Farma Bandung telah menerima vaksin tersebut untuk diuji klinis tahap 3 pada 20 Juli 2020.

photo
Seorang peneliti memegang sampel vaksin Covid-19 yang dikembangkan Sinopharm. - (AP/Zhang Yuwei/Xinhua)

"Sinovac dari Cina, kita telah menerima vaksin untuk uji klinis yang telah dimulai. Diharapkan akhir 2020 sudah ada hasilnya," ujar pria yang akrab disapa Tiko itu dalam Kajian Tengah Tahun Indef Seri 3 yang digelar secara virtual, kemarin.

BUMN, kata dia, aktif melakukan kerja sama internasional demi mencari akses penemuan vaksin Covid-19. Tidak hanya dengan Sinovac, Bio Farma juga bekerja sama dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).

"Bio Farma sudah berhasil masuk ke inisiatif Global Solidarity Trial-WHO, yaitu program pembuatan vaksin WHO. Lalu dengan CEPI, telah diajukan permintaan tech transfer Covid-19 Vaccine Formulation, Bio Farma sudah masuk ke dalam shortlisted potential manufacturer yang akan dibiayai oleh CEPI," jelas Tiko. 

Tahap II

Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Wien Kusharyoto mengungkapkan, terjadi tumpang tindih antara uji klinis tahap 1, 2, 3 karena kondisi pandemi. Wien menuturkan, uji klinis tahap I vaksin itu sudah dilakukan. Uji klinis tahap II pada usia 18-59 tahun telah dilakukan di Cina. Namun, uji klinis tahap II belum selesai dilakukan pada rentan umur di bawah 18 tahun dan di atas 60 tahun.

Sehingga jika vaksin itu telah lolos uji tahap klinis III di Indonesia dan mendapatkan izin untuk digunakan massal, maka hanya bisa diberikan pada rentang usia 18-59 tahun. "Uji klinis tahap II belum selesai karena mereka baru lakukan uji klinis pada mereka yang berumur 18-59," kata dia dalam konferensi pers virtual, Jakarta, Selasa.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat