Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Mensyukuri Nikmat Rasa Aman

Nikmat rasa aman adalah karunia Allah SWT sehingga kita bisa melakukan berbagai aktivitas.

Oleh SIGIT INDRIJONO

OLEH SIGIT INDRIJONO

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.” (QS al-An’am [6]: 82).

Ayat di atas menerangkan bahwa orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan dengan syirik (menyekutukan Allah dengan sesuatu) maka Allah menjanjikan kepada mereka dua macam nikmat, yaitu nikmat rasa aman dan nikmat petunjuk.

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa pada pagi dalam kondisi aman jiwanya, sehat badannya, dan punya bahan makanan cukup pada hari itu, seolah-olah dunia telah dikumpulkan untuknya." (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Hadis di atas menyebutkan yang pertama adalah nikmat rasa aman, ini menunjukkan keutamaan nikmat tersebut. Nikmat rasa aman adalah karunia dari Allah SWT sehingga kita dapat melakukan berbagai aktivitas. Rasa aman akan dapat tercipta jika ada kondusivitas dalam kehidupan bermasyarakat. Individu atau kelompok masyarakat menghindari prasangka buruk, menggunjing, dan mencari-cari kesalahan orang lain. (QS al-Hujurat [49]: 12).  

Selain itu, tidak saling mencela dan mengumpat. (QS al-Humazah [104]: 1). Kita harus menjaga  kebersamaan dan ukhuwah. Tidak ada kebencian dan permusuhan. ”Sungguh, orang yang membencimu dialah orang yang terputus (dari rahmat Allah).” (QS al-Kautsar [103]: 3). “Dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemunkaran, dan permusuhan.” (QS an-Nahl [16]: 90).

Kita dapat mengambil pelajaran dari bangsa Quraisy yang bepergian dengan aman pada musim dingin dan musim panas untuk mencari nafkah dengan berdagang negeri Yaman dan negeri Syam pada masing-masing musim itu. Mereka mendapat karunia nikmat rasa aman dan rezeki berupa makanan dari Allah. Selayaknya mereka mensyukuri nikmat tersebut dengan menyembah Allah. (QS Quraisy [106]: 1–4).

Rasulullah SAW bersabda, “Orang Muslim adalah seseorang yang orang Muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR Bukhari). Hadis di atas menerangkan tentang peran Muslim dalam menjaga rasa aman terhadap orang lain dengan tidak berbuat kejelekan terhadap orang lain.

Sehingga diharapkan memiliki sikap tenggang rasa, suka menolong dalam kebaikan, berlaku jujur, bersikap adil, tidak menyombongkan diri dan tidak memandang rendah orang lain. Hal ini merupakan kontribusi sebagai seorang Muslim dalam memberi rasa aman kepada orang lain dan sekaligus sebagai wujud mensyukuri rasa aman.

"Maka, apakah penduduk negeri itu merasa aman dari kedatangan siksa Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau, apakah penduduk negeri itu merasa aman dari datangnya siksaan Kami kepada mereka di waktu dhuha ketika mereka sedang bermain-main? Maka, apakah mereka merasa aman dari makar Allah? Tiada yang merasa aman dari makar Allah kecuali orang-orang yang merugi." (QS al-A'raf [7]: 97-99).

Ayat di atas menerangkan bahwa Allah SWT menguji rasa aman dengan rasa takut. Sehingga, hendaknya kita selalu melakukan berbagai kebaikan, menjauhi perbuatan maksiat, memohon rahmat dan ampunan kepada-Nya. Selain itu, kita diperintahkan bersabar dan mengucapkan kalimat istirja’, sebagai pernyataan kembali kepada-Nya. (QS al-Baqarah [2]: 155–157). Wallahu a’lam. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat