Ilustrasi tes swab. Tokoh agama berperan strategis untuk menyampaikan pesan keagamaan mencegah penyebaran Covid-19. | AJI STYAWAN/ANTARA FOTO

Khazanah

Tokoh Agama Berperan Strategis Cegah Pandemi Covid-19

Pendekatan tokoh agama lebih mudah menyadarkan masyarakat untuk disiplin cegah Covid-19.

JAKARTA – Tokoh agama dinilai memiliki peran yang sangat penting pada masa pandemi Covid-19 sekarang ini. Di antaranya dalam menyosialisasikan pentingnya protokol kesehatan kepada umat. 

"Saya yakin peran para tokoh agama sangat penting untuk memastikan keberhasilan kebijakan ini," ujar Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin saat menjadi pembicara kunci dalam Dialog Virtual Nasional Lintas Iman, Selasa (14/7). 

Tokoh agama memiliki kekhasan dalam menyampaikan pesan-pesan pencegahan Covid-19. Mereka menggunakan beberapa perangkat: ayat Allah, sunah nabi, dan kisah para ulama, untuk membangkitkan ghirah masyarakat untuk mematuhi protokol pencegahan Covid-19.

Selain itu, mereka juga menggunakan pendekatan budaya sehingga masyarakat setempat lebih mudah dan tertarik untuk memahami dan menjalankan nasihat ulama. Contohnya, para ulama menggunakan bahasa dan istilah masyarakat setempat untuk mengajak mereka menjalankan pola hidup sehat.

Ketika berdakwah mereka menggunakan istilah gotong royong untuk mempersempit ruang gerak Covid-19. Satu dan lainnya sama-sama saling bersinergi dengan menjaga jarak dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk ketika shalat dan beraktivitas di masjid. Yang semula duduk dan berdiri berdekatan, kini menjaga jarak satu meter.  

Para tokoh agama dapat membahasakan sikap patuh mencegah Covid seperti mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, sebagai ibadah. Sebab perbuatan-perbuatan tersebut mengandung unsur kemaslahatan untuk menjaga kelangsungan hidup. Termasuk di dalamnya keberlangsungan menjalankan ibadah (hifzud din), menjaga keturunan (hifzun nasl), harta (hifzul mal), dan menjaga jiwa (hifzun nafs). Semua ini merupakan lima kebutuhan strategis manusia dalam menjalani kehidupan (dharuriyat al khamsa).

Pada kesempatan itu, Wapres mengajak para tokoh agama membangkitkan semangat umat untuk bekerja keras dalam upaya memulihkan kembali keadaan seperti sebelum terjadinya wabah Covid-19 serta mengejar ketertinggalan akibat Covid-19. "Peran para tokoh agama pada masa pascapandemi sama pentingnya seperti pada waktu masa pandemi," ujar dia. 

Wapres juga meminta para tokoh agama untuk mengajak seluruh umat turut serta berbagi dan menggalang solidaritas guna meringankan beban masyarakat yang membutuhkan bantuan. Sebab, pandemi telah menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang besar bagi masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang miskin dan rentan.

Pada forum yang sama, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi juga mengapresiasi peran tokoh agama pada masa pandemi ini. Ia mengatakan, dalam upaya memutus rantai penularan Covid-19, masyarakat sepakat melakukan berbagai kegiatan seperti bekerja, belajar, dan beribadah di rumah. Semua itu telah berjalan baik berkat dukungan semua pihak dan penjelasan-penjelasan dari tokoh-tokoh agama.

"Saya kira pantasnya kita mengucapkan terima kasih kepada tokoh-tokoh agama, (karena) melalui pendekatan agama masing-masing telah bisa mendukung ini (upaya mengatasi wabah) dengan sebaik-baiknya," kata Menag dalam dialog virtual nasional yang diselenggarakan Badan Pengelola Masjid Istiqlal tersebut. 

Menag juga mengatakan, masyarakat telah menaati protokol kesehatan serta imbauan tidak boleh mudik dan tidak boleh beribadah berjamaah di rumah ibadah. Hal ini sangat membantu upaya mengatasi wabah Covid-19.

Semua ketaatan itu, menurut dia, tidak lepas dari peran tokoh-tokoh agama yang ada di tengah masyarakat. Semua elemen masyarakat, menurut Menag, juga tidak akan pernah lelah untuk membangun kerukunan.

"Kita sangat bangga semua elemen masyarakat, apa pun agamanya, semua tokoh agama, dan semua perguruan tinggi berupaya mengatasi wabah dan membangun kerukunan," ujarnya.

Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar menyampaikan, bahasa agama diperlukan oleh masyarakat yang sedang mengalami krisis, tegang, dan bimbang. Oleh karena itu, kehadiran para tokoh agama saat pandemi Covid-19 sangat diperlukan.

Hal yang bisa dilakukan tokoh agama pada masa pandemi seperti saat ini, menurut dia, paling tidak ikut berperan dalam mengurangi dampak-dampak negatif yang lebih besar dari wabah Covid-19. Para tokoh agama diharapkan dapat menumbuhkan semangat hidup dan semangat juang masyarakat di masa sulit ini. “Jangan sampai tokoh-tokoh agama membuat masyarakat semakin frustrasi,” ujar dia. 

photo
Menteri Agama Fachrul Razi saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (7/7). Rapat tersebut membahas evaluasi mekanisme keputusan Menteri Agama No - (Republika/Prayogi)

 

 

Kita sangat bangga semua elemen masyarakat, apa pun agamanya, semua tokoh agama, dan semua perguruan tinggi berupaya mengatasi wabah dan membangun kerukunan

 

FACHRUL RAZI, Menteri Agama
 

Selain Wapres, Menag, dan Imam Besar Masjid Istiqlal, Dialog Virtual Nasional Lintas Iman juga menghadiri sejumlah pembicara lain, di antaranya Kardinal Ignatius Suharyo dari Konferensi Wali Gereja, Pendeta Gomar Gultom dari Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Wisnu Bawa Tenaya dari Parisada Hindu Dharma Indonesia, Siti Hartati Murdaya dari Perwakilan Umat Buddha Indonesia, Budi Santoso Tanuwibowo dari Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia, dan Nifasri sebagai Kepala Pusat Kerukunan Beragama Kemenag.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat