Seorang personel TNI AD memasangkan masker kepada warga yang terjaring razia kepatuhan penggunaan masker di Taman Digulis, Pontianak, Kalimantan Barat, Ahad (12/7). | JESSICA HELENA WUYSANG/ANTARA FOTO

Nasional

Secapa AD Tetap Berjalan

KSAD memastikan kegiatan pendidikan di Secapa AD tetap berjalan sesuai kurikulum.

BANDUNG -- Terpaparnya 1.280 personel TNI di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) Kota Bandung tidak membuat kegiatan belajar dan mengajar terhenti. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan kegiatan pendidikan di Secapa AD tetap berjalan sesuai kurikulum. Pendidikan berjalan bersamaan dengan proses karantina bagi para personel yang positif Covid-19 tersebut. 

"Jadi, di dalam kegiatan sehari-hari sesuai jadwal mereka, kita isolasi mereka, tapi bukan di dalam barak saja, tetap keluar (barak), kepada setiap mereka kita belikan obat, kita awasi mereka saat istirahat juga," kata Jenderal Andika di Markas Kodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Sabtu (11/7).

Protokol kesehatan di lingkungan sekolah juga diperketat. Pada malam hari, petugas pendidik akan tetap mengawasi dan memastikan para siswa tidur pada saatnya demi menjaga stamina tetap baik meski terinfeksi Covid-19. "Setelah itu mereka juga olahraga, membuat mereka kelelahan," kata dia.

Menurut dia, keputusan tersebut dapat diambil mengingat para siswa bersama staf yang dikarantina di Secapa AD tidak mengalami gejala apa pun, meski terinfeksi. Namun, pembatasan ketat juga dilakukan agar mereka yang positif tidak berkontak dengan yang negatif.

photo
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa (kanan) memeriksa pasukan di Magelang, beberapa waktu lalu. - (ANIS EFIZUDIN/ANTARA FOTO)

"Positif itu diagnosis, tapi secara realita mereka tidak merasakan apa-apa. Tapi tetap mereka dibatasi, supaya tidak berhubungan langsung dengan yang negatif," kata dia.

Saat ini, kata KSAD, proses pendidikan di Secapa AD sudah memasuki tahapan akhir kurikulum. Di dalam jadwal, seharusnya mereka sudah masuk pekan terakhir dalam mengenyam pendidikan di Secapa AD. "Jadi, ini adalah pekan-pekan terakhir sebelum ditutup pendidikannya, yang rencananya akhir bulan ini," kata dia.

Andika menjelaskan, kasus di Secapa mulai terkuak dua pekan lalu. Saat itu, ia menerima laporan dari Komandan Secapa TNI AD Mayjen TNI Ignatius Yugo Triono yang menyatakan ada dua perwira siswa (pasis) Secapa yang dirujuk ke RS Dustira (RS milik TNI AD). Satu pasis mengeluhkan sakit bisul disertai demam dan satu lagi bermasalah dengan tulang belakang. Keduanya kemudian menjalani swab dan dinyatakan positif korona. 

Ia kemudian mengintruksikan jajarannya mengirim alat rapid test ke Secapa sebanyak 1.250 unit sesuai jumlah siswa. "Tapi pertimbangan ada para pelatih yang hari-hari berinteraksi dengan mereka, maka akhirnya kami kirim 1.400 unit," ujar dia.

Dari hasil tes tersebut, ternyata ada 187 yang reaktif. Ia kemudian memutuskan swab dan mengirimkan alat VTM dari Jakarta ke Kakesdam III Siliwangi. "Dilakukan tes di laboratorium PCR dari situlah akhirnya ditemukan," ujar dia.

Dari 1.280 yang dinyatakan positif di Secapa, 991 di antaranya merupakan pasis, 283 staf dan pelatih, serta 6 orang anggota keluarga staf dan pelatih. Dari jumlah itu, hanya 30 orang yang menjalani perawatan di RS Dustira, Kota Cimahi. "Sampai hari ini (Sabtu) masih ada 17 orang yang dirawat di RS Dusrita. Sisanya sudah kembali ke Secapa untuk menjalani isolasi," ujar dia. Ia pun memastikan 17 personel yang masih dirawat dalam keadaan baik.

photo
Dua personel TNI AD menyapa sejumlah warga yang sedang berolahraga saat menggelar razia kepatuhan penggunaan masker di Taman Digulis, Pontianak, Kalimantan Barat, Ahad (12/7). - (JESSICA HELENA WUYSANG/ANTARA FOTO)

Selidiki dan evaluasi

Pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas NH Kertopati menilai, pimpinan TNI AD harus menyelidiki embrio penyebab personel Secapa bisa positif Covid-19. Menurut dia, kedisiplinan dan kepatuhan pimpinan dan siswa Secapa dalam melaksanakan protokol kesehatan harus pula ditelisik. Apakah sudah benar atau belum. 

"Evaluasi pimpinan Secapa adalah sebuah keniscayaan," kata wanita yang biasa disapa Nuning, Ahad (12/7).

Ia juga menyarankan pusat pendidikan TNI-Polri menerapkan kuliah daring meski itu sulit. Ia mengakui, dalam pendidikan TNI/Polri ada mata pelajaran atau perkuliahan yang menuntut harus tatap muka.

Pengamat intelijen, pertahanan, dan keamanan, Ngasiman Djoyonegoro, juga mengatakan, terpaparnya korona di Secapa AD merupakan peringatan untuk memperketat protokol kesehatan di tengah normal baru. Sekolah-sekolah militer lain pun diminta mengetatkan protokol kesehatan.

"Ini jelas warning, ya. Artinya, meski sekarang diberlakukan new normal, protokol kesehatan harus tetap diperhatikan," kata Ngasiman, Sabtu (11/7).

Saat ini, Jalan Hegarmanah, Kota Bandung, yang merupakan lokasi Secapa AD telah disterilkan. Hingga Ahad, sebanyak 450 orang warga yang berada di sekitar Secapa telah dilakukan rapid test.

Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan, pihaknya masih mempertimbangkan pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) akan memudahkan pelacakan warga yang melakukan kontak erat dengan swa Secapa AD. Selain itu, mobilitas warga akan lebih dibatasi.

"Rapid test besok (Senin) jadwal 21 orang, Rabu dan Kamis (sudah) 450 orang kita dengar dari kepala Puskesmas," ujarnya di Bandung, Ahad (12/7).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat