Pekerja menunjukkan kalung antivirus hasil pengolahan laboratorium nano teknologi di Balitbangtan, Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian, Cimanggu, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (7/7/2020). | ARIF FIRMANSYAHANTARA

Fatwa

Menggunakan Kalung Eukaliptus, Apakah Termasuk Syirik?

Menggunakan kalung eukaliptus tak serta-merta membuat syirik.

OLEH ANDRIAN SAPUTRA

Kalung antivirus eukaliptus menjadi perbincangan warganet beberapa hari terakhir. Kalung itu diklaim mampu menangkal dan membunuh virus korona. Pengguna kalung itu pun diklaim akan terhindar dan sembuh dari virus tersebut.

Edisi fatwa kali ini tidak akan membahas fakta empiris dari kalung eukaliptus, tetapi tentang bagaimana tuntunan Islam bagi Muslim menyikapi keberadaan kalung eukaliptus? Apakah meyakini kalung itu dapat menyembuhkan dan menangkal virus termasuk syirik?

Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) Ustaz Jeje Zainuddin menjelaskan, ada dua kategori orang yang berbeda cara penyikapannya ketika menggunakan benda yang diyakini berkhasiat dapat menolak penyakit tertentu dari badannya.

Pertama, yakni orang yang menggunakan benda baik berupa kalung, gelang cincin, atau lainnya. Kemudian, mereka yang meyakini benda-benda itu mempunyai kekuatan ghaib atau penunggunya yang bisa melindungi pemakainya dari benda tajam, gangguan jin, atau penyakit tertentu.

"Maka memakai benda tertentu seperti itu dapat jatuh pada perbuatan syirik. Yaitu menyekutukan Allah dalam hal perlindungan, kekuasaan, kemanfaatan, dan kemudharatan dengan benda yang dianggap jimat," kata Ustaz Jeje.

Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Ahmad bahwa barang siapa yang menggantungkan tamimah atau jimat ia telah berbuat syirik.

photo
Kalung antivirus dari eukaliptus - (Dok Kementan)

Sedangkan, orang yang kedua adalah yang memakai benda-benda tertentu yang secara ilmiah dan empiris memang mempunyai khasiat tertentu sesuai dengan keistimewaan benda tersebut.

Ustaz Jeje mencontohkan, pemakaian rompi antipeluru yang membuat penggunanya jadi kebal tembak dan senjata tajam. Atau memakai batu dan logam tertentu yang mengandung unsur yang jika bersentuhan dengan urat nadi seseorang dapat meningkatkan kesehatan sirkulasi darah atau dapat meningkatkan produksi sel imun dalam tubuh atau dapat mengeluarkan racun tertentu.

"Maka, ini tidak bisa dikategorikan syirik, tetapi cara ikhtiar pengobatan yang bisa jadi cocok bisa jadi tidak cocok. Dan pada tahap tertentu bisa jadi sudah habis daya kegunaannya," kata Ustaz Jeje.

Ustaz Jeje menambahkan, kalung eukaliptus yang terbuat dari minyak tanaman eukaliptus yang secara ilmiah telah dipergunakan untuk memperlancar saluran pernapasan. Kendati demikian, kepastian khasiatnya dalam menangkal virus korona dinilai perlu pembuktian dan penelitian lebih jauh oleh para pakar.

"Karena itu belum bisa dipastikan kekhasiatannya. Dan jika kemudian sudah dapat dipastikan melalui serangkaian penelitian dan percobaan ilmiah, memakainya sebagai salah satu upaya penangkal virus itu dengan cara memperkuat kesehatan saluran pernapasan," ujar dia.

Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Ustaz Syamsul Hidayat juga menjelaskan, menggunakan kalung medis seperti kalung eukaliptus tidak serta-merta membuat orang tersebut syirik selama tidak memercayai mutlak yang memberi kesembuhan adalah kalung tersebut.

"Kalau tidak dipercayai mutlak yang tidak apa-apa. Seperti obat-obat yang lain," kata dia.

Sekretaris Jenderal Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Ustaz Ahmad Kusyairi Suhail menjelaskan, bila seseorang meyakini bahwa kalung atau gelang tersebut mempunyai kekuatan magis, bisa menyembuhkan dan menyehatkan serta dapat menolak bala kemudian orang tersebut bergantung pada benda itu, dia menilai, hal itu bisa menjurus pada perbuatan syirik.

 
Bila seseorang meyakini bahwa kalung tersebut mempunyai kekuatan magis, bisa menjurus pada perbuatan syirik.
USTAZ AHMAD KUSYAIRI SUHAIL, Sekjen Ikadi
 

Dia menilai hukumnya akan berbeda ketika menggunakan kalung untuk kesehatan seperti kalung eukaliptus. Selama menjadikan kalung tersebut sebagai syariat untuk mencari kesembuhan dan tetap meyakini yang menyembuhkan adalah Allah, hal tersebut diperbolehkan dan tidak membuat orang menjadi syirik.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat