Pekerja beraktivitas di Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (Gitet) transmisi Jawa bagian timur dan Bali di Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (8/4). | ANTARAFOTO

Kabar Utama

Pemda Sisir Madrasah Belum Berlistrik

PLN alirkan listrik ke 36 madrasah di Jabar dan Jateng

TASIKMALAYA – Sejumlah pemerintah daerah menjanjikan akan menyisir data Kementerian Agama (Kemenag) terkait belasan ribu madrasah yang belum teraliri listrik. Bantuan dijanjikan setelah pemerintah daerah memverifikasi data tersebut.

Salah satu daerah dengan jumlah terbanyak madrasah yang belum dialiri listrik adalah Jawa Barat. Berdasarkan data Kemenag yang didapat Republika, terdapat total 15.641 madrasah di Jabar. Dari total madrasah itu, 13.117 yang teraliri listrik dari PLN dan dua madrasah menggunakan diesel atau genset. Sementara, sisanya sebanyak 2.522 madrasah masih belum mendapat pasokan listrik.

Wakil Gubernur (Wagub) Jabar Uu Ruzhanul Ulum tak menyangkal data tersebut. Namun, ia mengeklaim, wilayah yang tak teraliri listrik itu tinggal tersisa sedikit. Hanya, Wagub tak menyebutkan wilayah mana saja yang belum teraliri listrik di Jabar dan berapa banyak madrasah itu. 

Untuk mengatasi masalah itu, menurut dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar telah melaksanakan program Gerbang Desa. "Salah satu dari program itu adalah listrik masuk desa, termasuk untuk madrasah-madrasah diniyah, ponpes, atau masjid," kata dia di Kota Tasikmalaya, Jumat (10/7).

Ia tak menyangkal, saat ini masih banyak madrasah yang mengambil listrik dari rumah warga sekitar, memakai turbin, atau mengambil dari sumber yang jaraknya jauh. Karena itu, salah satu tujuan program Gerbang Desa untuk mengatasi masalah itu. "Program Gerbang Desa ini untuk solusi bagi pengajar di madrasah terkait kebutuhan listrik," kata dia.

Uu mengatakan, Pemprov Jabar akan terus melakukan penyisiran agar seluruh wilayah Jabar dapat teraliri listrik. Ia tak mau menargetkan waktu selesainya program itu. Namun, pihaknya akan terus melakukan penanganan untuk mengatasi wilayah itu.

Dalam data Kemenag, bahkan di ibu kota negara DKI Jakarta masih terdapat madrasah-madrasah yang belum dialiri listrik tersebut. Jumlahnya 272 dari 1.850 madrasah di DKI Jakarta. Ada juga dua madrasah yang masih menggunakan genset.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Biro Pendidikan Mental menjanjikan berkoordinasi dengan kantor Kemenag DKI Jakarta terkait hal itu. Kepala Biro Dikmental Setda Provinsi DKI Jakarta Hendra Hidayat mengatakan, pihaknya baru mengetahui informasi 200-an madrasah yang belum mendapat fasilitas teraliri listrik di wilayah DKI Jakarta itu.

Ia menjanjikan akan mengecek kebenaran informasi tersebut dan segera berkoordinasi dengan Kanwil Kemenag DKI Jakarta soal ini. "Nanti akan kita cek dulu dan saya akan tanyakan ke pihak Kanwil Kemenag DKI. Karena kalau madrasah sebenarnya di bawah kanwil Kemenag," katanya, Jumat (10/7). Hendra juga menjanjikan akan berusaha memberi akses kemudahan bagi madrasah-madrasah di Jakarta yang ternyata memang belum mendapatkan akses listrik tersebut. 

Daerah yang memuncaki jumlah madrasah belum teraliri listrik adalah Jawa Timur. Hampir 3.000 dari 20 ribu madrasah di daerah itu dicatat Kemenag belum dialiri listrik. Namun, baik pihak PT PLN maupun Pemprov Jawa Timur dan kantor Kemenag masih bungkam soal data tersebut. Pihak-pihak terkait yang coba dihubungi Republika enggan berkomentar dan belum bisa dihubungi hingga semalam.

Daerah yang juga punya banyak madrasah belum berlistrik adalah Jawa Tengah dengan catatan 870 dari 11.307 madrasah. Terkait data yang mula-mula dilansir Republika dua hari lalu itu, pihak PT PLN menyatakan sudah melakukan langkah-langkah penanganan.

"Seperti Kamis 9 Juli 2020 kemarin, sambungan gratis dilakukan di madrasah yang ada di wilayah Kabupaten Klaten, Purbalingga, dan Kabupaten Banyumas," kata Manajer Komunikasi PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah dan DIY M Haris, Jumat (10/7). Bantuan itu disalurkan melalui Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN.

Ia menjelaskan, salah satu bantuan sambungan listrik gratis untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) Sudimoro, Desa Sudimoro, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten Klaten. Bantuan pemasangan sambungan gratis di MI ini dilakukan melalui PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Klaten. 

"Kepada Madrasah Ibtidaiyah Sudimoro, Tulung, tersebut, PLN memberikan bantuan sambungan listrik dengan daya 900 VA," ujar Haris. Kepala Manager PLN UP3 Klaten Moh Rochim mengatakan, MI Sudimoro berdiri sejak 2014 dengan jumlah anak didik sebanyak 217 siswa.

Fasilitas gedung tambahan yang terpisah dari gedung utama MI ini belum memiliki sambungan listrik secara mandiri. Sebelum diberikan sambungan gratis, pihak PLN harus menyambung listrik dari gedung utama yang berlokasi yang terpisah.

Haris menambahkan, selain MI Sudimoro, Tulung, PLN UP3 Purwokerto juga melaksanakan penyambungan listrik gratis di Madrasah Tsanawiyah (MTS) Anwaarul Hidayah, Karangnangka, Kebupaten Banyumas; dan Pondok Pesantren (Ponpes) Baitul Quran Asy Suyuthi, Maribaya, Kabupaten Purbalingga.

Penyambungan listrik masing-masing dengan daya 1.300 VA di MTs Anwarul Hidayah dan 900 VA untuk Ponpes Baitul Quran Asy Suyuthi Maribaya. Secara bertahap PLN UID Jawa Tengah dan DIY  juga akan mengaliri madrasah ataupun pondok pesantren yang belum mempunyai fasilitas listrik ataupun mempunyai listrik mandiri di wilayah kerjanya.

Secara keseluruhan, Yayasan Baitul Mal PLN telah memberikan bantuan sambungan listrik gratis kepada 33 madrasah di Jawa Barat dan tiga madrasah di Jawa tengah. Di Jawa Barat, secara simbolis penyalaan dilakukan oleh General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat (UID Jabar), Agung Nugraha, di Madrasah Tahfidz Quran, Majalaya, Jumat (10/7).

“Setelah medapatkan data dari Kementerian Agama, kami bergerak cepat melakukan sampling survei ke Madrasah yang ada di Jawa Barat dan kemudian kami lakukan penyambungan listrik," ujar Agung, Jumat (10/7).

Dari hasil sampling yang dilakukan terhadap 146 madrasah yang terdapat dalam data, sebanyak 113 madrasah sudah berlistrik dan 33 madrasah yang belum berlistrik. Hal ini karena bangunan madrasah masih baru atau tidak memiliki meter sendiri sehingga menumpang ke listrik tetangga.

Terkait program bantuan tersebut, Kepala Madrasah Tahfidz Qur'an Ustaz Ahmad Saiful Rohman di Kampung Sukamanah, Desa Bojongkunci, Kabupaten Bandung, mengapresiasi bantuan PLN bersama YBM PLN. “Kami sangat senang dengan bantuan listrik yang sudah diberikan PLN khususnya Yayasan Baitul Mal PLN. Semoga PLN makin sukses dunia akhirat," ujar Ahmad. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat