Imam Rulyawan DIrektur Dompet Dhuafa Filanthrophy (tengah), Benny Direktur Disaster Managemet (kiri) dan Dian Mulyadi Relawan tim medis (kanan) | Republika

Khazanah

Bangun Dompet Dhuafa Baru yang Lebih Baik 

Dalam 27 tahun terakhir Dompet Dhuafa tumbuh bagai pohon berdaun rimbun.

 

JAKARTA – Lembaga filantropi Dompet Dhuafa (DD) genap berusia 27 tahun pada Kamis (2/7).  Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa, Parni Hadi mengharapkan lahirnya Dompet Dhuafa baru sehingga dapat memberikan manfaat lebih kepada para mustahik. 

‘’Mari kita bangun DD baru, lebih baik, bermutu dan mampu berikan yang terbaik untuk mustahik, kaum dhuafa, warga miskin, bukan yang lain," ujar Parni pada peringatan Milad ke-27 DD bertema ‘’Harmoni Kebaikan’’ yang digelar melalui media Youtube, Kamis. 

Lebih jauh Parni mengatakan, dalam kurun waktu 27 tahun ini, DD telah tumbuh pesat ibarat sebuah pohon yang berdaun rimbun. Dia berharap, DD akan tetap tumbuh dengan sehat dan bermanfaat bagi kaum dhuafa. 

Menurut dia, 27 tahun merupakan kurun waktu yang panjang, dan telah banyak hal yang dicapai DD. Selain itu, masih banyak rencana lain yang akan dilaksanakan oleh DD. 

"Seluruh insan DD, ini sebuah perjalanan panjang, kita masih harus terus berjuang. Jangan cepat jenuh, perjalanan masih jauh, kaum dhuafa masih mengaduh, kemiskinan terus menghimpit. Ini tugas kemanusiaan, pekerjaan suara hati, tidak kenal henti," kata Parni  memberikan pesan kepada seluruh jajaran DD.

Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa, Nasyit Majidi mengamini pernyataan Parni soal DD baru. ‘’Pembina Dompet Dhuafa menyebut akan ada next DD. Dunia ini tidak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri," ujar dia. 

Nasyit mengungkapkan, setiap insan di DD memiliki tiga kunci yang dipegang yakni ikhlas, modern dan tetap ke-Indonesia-an. 

Ikhlas, menurut dia,  menjadi motor penggerak dari segala hal yang dilakukan DD. Selain itu, DD juga akan terus mengikuti perkembangan zaman, dengan teknologi digital yang semakin canggih. 

 

 

Dompet Dhuafa ingin ikut bertransformasi menjadi lebih modern. 

 

NASYIT MAJIDI, Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa
 

 Selain itu, DD akan terus membawa nafas Indonesia, karena DD lahir dan melayani kaum dhuafa yang ada di Tanah Air. "Alhamdulillah hari ini 27 tahun Dompet Dhuafa, perjalanan yang cukup panjang. Tetapi kematangan ini harus menjadi landasan kematangan selanjutnya,’’ kata dia. 

Semenara pada masa pandemi Covid-19 saat ini, lanjut Nasyit, DD harus menjadi institusi yang tanggap terhadap kondisi ini. ‘’Kondisi di mana tidak pernah dibayangkan oleh siapa pun, bahkan oleh pemerintah,’’ ujar dia. 

photo
Petugas Dompet Dhuafa menyemprotkan cairan disinfektan di ruangan kerja kantor Republika, Jakarta, Selasa (7/3). Dompet Dhuafa bekerjasama dengan Republika melakukan penyemprotan cairan disinfektan di lingkungan kantor Republika untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona atau Covid-19 - (Republika/Putra M. Akbar)

Awal Dompet Dhuafa

Kehadiran Dompet Dhuafa adalah fenomena. Ia menjadi lembaga yang mampu mengubah mindset pengelolaan dana umat yang (biasanya) tradisional menjadi manajemen profesional. Ketika banyak orang melakukan pekerjaan sosial sambil lalu, amil Dompet Dhuafa sudah bekerja penuh waktu. Banyak terobosan dan inovasi yang terus dilahirkan Dompet Dhuafa sehingga lembaga filantropi ini tumbuh dan menginspirasi kehidupan umat Islam di berbagai kawasan. 

Eksistensi dan kemajuan Dompet Dhuafa saat ini tentu merupakan rahmat Allah SWT yang tiada terkira. Yang dititipkan melalui inisiator, para pendiri, pemimpin, amil dan karyawan, serta para donatur dan masyarakat yang menerima manfaat atas kehadiran Dompet Dhuafa. Sebagian besar dari mereka ada yang masih bahu-membahu membesarkan Dompet Dhuafa, sebagian ada yang sudah berdiaspora, dan bahkan sebagian lagi sudah menghadap sang Pencipta. Sekecil apa pun, peran dan jasa mereka akan selalu tertoreh dan menjadi catatan amal kebajikan di sisi Allah.

Apa yang berhasil dicapai Dompet Dhuafa saat ini adalah hasil kerja cerdas dan kerja ikhlas dari banyak pihak, secara berkesinambungan. Sebagaimana dikatakan Parni Hadi, Dompet Dhuafa lahir dari mata rantai sejarah.

Dompet Dhuafa lahir karena ada Republika, koran ini juga hadir karena ICMI, Habibie, dan terus hingga para pendiri Republik ini. Untuk itu cita-cita Dompet Dhuafa yang ingin membebaskan masyarakat dari belenggu kemiskinan dan mewujudkan keadilan sosial selalu seiring dan selaras dengan tujuan negara bangsa ini. 

Dompet Dhuafa mengapresiasi dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada mereka yang telah mengabdi di jalan kemanusiaan ini. Ada Parni Hadi yang “dititipi wangsit” untuk mendirikan lembaga ini. Hingga kini masih setia menjaga value lembaga agar tidak tergerus dan tetap lurus. Ada pula Erie Sudewo yang berhasil membangun pondasi yang kokoh sehingga Dompet Dhuafa masih tetap tegak berdiri hingga kini.

Di masa awal-awal, sebelum banyak lembaga sosial muncul, Dompet Dhuafa telah menjadi pionir untuk memecahkan persoalan masyarakat. Salah satu program unggulan yang beliau gulirkan misalnya, Tebar Hewan Kurban (THK). Program ini bertujuan untuk menghasilkan kedaulatan ternak di Indonesia. Sehingga muncul ratusan hingga ribuan peternak muda baru yang mengembangkan peternakan di Indonesia.

photo
Relawan dari Dompet Dhuafa memasang Disinfection Body Chamber (Bilik Sterilisiasi) di Gedung SDM Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (24/3). Dompet Dhuafa mengajak masyarakat luas untuk mewujudkan seribu Disinfection Body Chamber, yang nantinya akan di tempatkan di lokasi publik ataupun tempat pelayanan publik dan sudut-sudut kota sebagai upaya mencegah COVID-19 - (Prayogi/Republika)

Di masanya pula, klinik gratis pertama untuk masyarakat dhuafa di Indonesia berdiri.  Demikian pula dengan keberpihakannya kepada pengembangan ekonomi mikro syariah, yang berhasil melahirkan ribuan BMT di seluruh Tanah Air.

Ada juga Zaim Uchrowi, yang meskipun singkat menjabat sebagai care taker saat Mas Erie cuti belajar, menorehkan inovasi program yang tidak bisa dipandang enteng. Kartu Ukhuwah hasil kerja sama dengan salah satu bank syariah ketika itu mampu mengefektifkan penyaluran zakat kepada masyarakat.

Selanjutnya ada Rahmat Riyadi yang berhasil meluaskan sayap organisasi. Di masanya, Dompet Dhuafa membuka cabang luar negeri pertama, Hong Kong. Hingga kini cabang tersebut setia melayani saudara-saudara, pekerja migran yang mengadu nasib di perantauan. Kini, selain di Hong Kong, cabang Dompet Dhuafa telah ada di Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.

Di masanya pula Dompet Dhuafa berhasil memiliki sekolah sendiri, yang kemudian melahirkan generasi-generasi cerdas bagi bangsa ini. Di Sekolah SMART Ekselensia ini, semua lulusannya diterima di perguruan tinggi negeri favorit. Mereka berhasil melepas jeratan kemiskinan keluarga mereka selama ini dengan Pendidikan yang berkualitas.

 

Rumah Zakat

Selain DD, 2 Juli juga menjadi hari ulang tahun Rumah Zakat (RZ). Bedanya, pada 2 Juli 2020, RZ genap berusia 22 tahun. 

Terkait hal ini, CEO RZ, Nur Efendi berharap, lembaga filantropi ini semakin membawa manfaat bagi banyak pihak. 

"Alhamdulilah di usia 22 tahun ini sudah banyak yang kita berikan untuk Indonesia. Pertama, kami telah menghadirkan 35,5 juta penerima manfaat," ujar Nur Efendi saat dihubungi Republika, Kamis (2/7). 

Puluhan juta penerima manfaat ini tersebar di 1.686 desa berdaya milik RZ. Sebanyak 19 sekolah juara, sembilan rumah sakit dan klinik juga telah dibangun lembaga filantropi ini. 

Nur Efendi menyebut, RZ dipercaya untuk mengelola zakat, infak dan sedekah (ZIS) lebih dari 300 ribu muzaki di Indonesia. Sejak berdiri, RZ telah 14 kali mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk laporan keuangan. 

Raihan itu, menurut Nur Efendi, merupakan bagian dari kepercayaan dan tanggung jawab terhadap publik. "Kami ada di 30 networking, 30 negara. Kita juga mendapatkan status konsultatif dari Economic and Social Council (Ecosoc), badan milik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)," lanjut dia.

Ke depan, ia menegaskan, RZ ingin menjadi lembaga sosial yang profesional berstandar global, dan dengan digitalisasi mampu memberikan manfaat lebih luas, tidak hanya di Indonesia tapi juga dunia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat