Warga berolahraga saat Hari Bebas Kedaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di Jalan Gajah Mada, Jakarta, Ahad (28/6/2020). Warga yang ingin berolahraga Ahad pagi tidak terlalu waswas tertular Covid-19 dengan disebarnya titik CFD. | Prayogi/Republika

Kisah Dalam Negeri

Merasa Nyaman dan Aman dari ‘Intaian’ Covid-19

Warga yang ingin berolahraga Ahad pagi tidak terlalu waswas tertular Covid-19.

OLEH FLORI SIDEBANG 

Marka jalan bercat hijau muda menyala menghiasi sepanjang jalan di kawasan CNI, Kembangan, Jakarta Barat. Sepanjang Jalan Puri Harum, Puri Ayu, Puri Ayu 1, Puri Elok, Puri Molek, dan Puri Molek 1 yang berada di kawasan itu tampak dipenuhi pesepeda pada Ahad (28/6) pagi. Di lokasi tersebut, pesepeda diberi jalur khusus.

Para pesepeda pun dapat melintas di wilayah tersebut dengan santai. Di beberapa titik juga tampak tempat cuci tangan bagi para pengunjung. Salah satu pesepeda, Bimo Anggoro, mengatakan, dirinya sangat menyetujui keputusan Pemprov DKI untuk menyebar pelaksanaan kegiatan hari bebas kendaraan bermotor atau car free day (CFD) di masing-masing wilayah. Dengan begitu, kerumunan masyarakat yang hendak berolahraga, khususnya bersepeda, tidak terfokus pada satu titik lokasi.

“Selain itu, karena disebar-sebar, kebetulan ada satu titik lokasi yang dekat dengan rumah. Jadi, lebih nyaman aja,” kata Bimo saat ditemui di lokasi, Ahad (28/6).

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memutuskan untuk meniadakan kembali pelaksanaan CFD di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman-MH Thamrin. Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy pada pekan lalu meminta CFD dievaluasi. Penyelenggaraan CFD di Sudirman-Thamrin pada Ahad (21/6) dinilai mengabaikan protokol kesehatan.

photo
Warga berolahraga saat Hari Bebas Kedaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di Jalan Gajah Mada, Jakarta, Ahad (28/6). Warga yang ingin berolahraga Ahad pagi tidak terlalu waswas tertular Covid-19 dengan disebarnya titik CFD - (Republika/Prayogi)

Kegiatan itu pun beralih ke 32 titik lokasi yang masing-masing tersebar di lima wilayah adiministrasi Jakarta. Kegiatan CFD itu hanya dikhususkan bagi para pesepeda mulai pukul 06.00-09.00 WIB. Sementara itu, pedagang kaki lima (PKL) dilarang berjualan di lokasi tersebut. Tujuannya, untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19.

Bimo mengaku, setiap akhir pekan memang selalu melakukan aktivitas bersepeda. Bahkan, ia bersama beberapa rekannya cukup sering bersepeda di area CFD sepanjang Jalan Jenderal Sudirman-MH Thamrin. Tak lupa, ia bersama rekan-rekannya tetap memperhatikan protokol kesehatan saat bersepeda. Pada Ahad (28/6) pagi bimo tampak mengenakan pelindung wajah (face shield) dan masker.

Meski menyetujui keputusan pemerintah untuk menyebar kegiatan CFD di masing-masing wilayah Ibu Kota, laki-laki berusia 36 tahun itu menyebut, masih dibutuhkan jalur khusus sepeda yang lebih banyak. Khususnya, di wilayah Jakarta Barat. Menurut dia, jalur sepeda yang ada saat ini jumlah masih terbilang sedikit.

Hal senada disampaikan Roni Napitupulu. Dia menuturkan, masih dibutuhkan penambahan jalur khusus sepeda dan rambu-rambunya. Selain itu, edukasi terhadap masyarakat terkait fungsi jalur khusus sepeda perlu ditingkatkan.

“Masyarakat juga perlu diedukasi terkait penggunaan jalur sepeda. Soalnya selama ini kan jalur sepeda masih sering dilintasi atau bahkan jadi tempat parkir sepeda motor,” ujar Roni.

photo
Sejumlah warga mengisi hari libur dengan olahraga bersepeda di Jalan Ahmad Yani, Bekasi, Jawa Barat, Ahad (28/6). - (Suwandy/ANTARA FOTO)

Berdasarkan pantauan di sekitar lokasi tersebut, jalur sepeda terdapat di Jalan Pesanggrahan, Kembangan, Jakarta Barat. Jalur itu bersambung menuju Jalan Puri Indah. Namun, setelah melewati tikungan di depan Pasar Puri Indah, jalur tersebut justru digunakan sejumlah pengemudi ojek daring untuk memarkirkan kendaraannya.

Selain itu, ada beberapa ruas jalan yang belum terdapat jalur sepeda. Sehingga, para sepeda terpaksa melintas di badan jalan bersama dengan kendaraan bermotor lainnya atau melintas di atas trotoar.

Kasatpol PP Jakarta Barat, Tamo Sijabat, menyebut, para petugas memberikan sanksi kepada masyarakat yang tidak mematuhi aturan protokol kesehatan. Pada Ahad (28/6) pagi, masih ditemukan 15 orang yang tidak mengenakan masker dan dikenai sanksi. “Sanksi kerja sosial ada 13 orang dan denda dua orang, masing-masing Rp 100 ribu,” ucap Tamo.

Pelaksanaan CFD yang disebar di 32 titik di Jakarta ini juga disambut baik warga lainnya. Kebijakan ini menjadikan masyarakat lebih tenang karena masyarakat tidak terkonsentrasi di satu lokasi. Warga yang ingin berolahraga di Ahad pagi pun tidak terlalu waswas tertular Covid-19.

“Bagus juga pemerintah menyebar lokasi CFD di 32 lokasi itu, jadi warga tidak berkerumun di satu lokasi CFD, bisa pilih yang terdekat,” kata warga Tebet, Dian (46), yang bersepeda bersama suami dan anaknya, di lokasi CFD Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Antasari, Jakarta Selatan, Ahad (28/6)

Sejumlah warga lain tampak antusias berolahraga, seperti bersepeda, jogging, hingga jalan santai. Menurut warga lainnya, kegiatan CFD di 32 lokasi mengakomodasi keinginan warga untuk berolahraga dekat dari rumahnya. “Jadi, tidak berdesak-desakan juga, tidak terlalu ramai menumpuk di satu lokasi,” kata Febry (33).

Selain itu, warga juga merasa nyaman beraktivitas olahraga seperti bersepeda dan joging. Di sejumlah titik tersebut juga terdapat petugas yang mengawasi. “Tadi kita lihat petugas perhubungan, Satpol PP ada di setiap lokasi, jadi bagus lebih aman saja,” kata Iskandar Syah (47), warga lainnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat