Warga Palestina memarahi pasukan Israel yang melakukan penahanan terhadap seorang warga Palestina di pos pemeriksaan di Hebron, Tepi Barat, Kamis (25/6) | EPA-EFE/ABED AL HASHLAMOUN

Internasional

AS Batal Umumkan Soal Aneksasi

Para pembantu senior Trump gagal merumuskan sikap AS soal aneksasi.

WASHINGTON -- Para pembantu senior kepresidenan Amerika Serikat (AS), Kamis (25/6), gagal merumuskan sikap AS terhadap rencana aneksasi Israel atas Tepi Barat. Gedung Putih menyatakan, mereka akan kembali berkonsultasi dengan Israel untuk merumuskan rencana yang mendukung inisiatif Timur Tengah yang diluncurkan Presiden AS Donald Trump awal tahun ini.

Penundaan pengumuman sikap AS ini terjadi setelah perundingan di kalangan penasihat Trump tak berhasil menemukan titik temu. Sumber yang dikutip Associated Press melaporkan, pertemuan yang telah berlangsung tiga hari itu amat produktif. Namun, menurutnya, "Belum ada keputusan akhir mengenai langkah berikut untuk menerapkan rencana Trump." 

Seorang petinggi senior AS mengatakan dua petinggi AS dijadwalkan terbang ke Israel untuk melanjutkan diskusi. Kedua petinggi itu adalah Duta Besar AS untuk Israel David Friedman dan utusan khusus Pemerintah AS untuk Timur Tengah Avi Berkowitz.

Trump meluncurkan paket inisiatif Timur Tengah pada Januari 2020. Palestina menyebut inisiatif tersebut terang-terangan memihak Israel. Pada 2017, Trump juga mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. 

photo
Pasukan Israel yang melakukan penahanan terhadap seorang warga Palestina di pos pemeriksaan di Hebron, Tepi Barat, Kamis (25/6) - (EPA-EFE/ABED AL HASHLAMOUN)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencanangkan 1 Juli sebagai proses awal untuk melakukan aneksasi atas sejumlah besar Tepi Barat dan Lembah Jordan. Rencana ini diyakini sejalan dengan inisiatif Trump. Namun, rencana aneksasi oleh Israel ini mendapat penolakan sebagian komunitas internasional. 

Keputusan sikap pemerintahan Trump mengenai aneksasi oleh Israel akan mengubah posisi AS di Timur Tengah. Hal ini diyakini akan mempengaruhi dukungan kelompok penginjil Kristen terhadap pencalonan Trump dalam pemilihan presiden (pilpres) pada 3 November mendatang. Meski mayoritas dunia internasional menentang aneksasi, namun banyak pendukung Trump di AS bersemangat untuk menyetujuinya.  

Petinggi AS yang mendukung rencana Netanyahu adalah Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Friedman, dan sejumlah anggota Kongres dari Partai Republik. Menurut mereka, aneksasi akan memudahkan proses perundingan damai Timur Tengah. Alasan mereka, kata sumber yang dikutip //Associated Press//, aneksasi akan membungkam harapan Palestina yang tidak realistis untuk mendirikan negara di masa depan.  

Trump bisa saja mendukung Netanyahu sepenuhnya, mendukung secara halus, atau menentang aneksasi. Namun, pengamat menilai amat kecil kemungkinan bagi Trump bersikap menentang aneksasi.

Netanyahu diyakini akan bertindak sebelum musim gugur. Sementara kemenangan Trump dalam pilpres kali ini dinilai tak meyakinkan. 

Perpecahan di dalam AS ditandai dengan surat kepada Pemerintah Israel pada Kamis. Surat yang ditandatangani 189 anggota Partai Demokrat di House of Representative ini menyatakan kekhawatiran akan rencana aneksasi oleh Israel.

"Kekhawatiran kami adalah langkah sepihak, yang diambil pihak mana pun, akan menjauhkan pihak terkait dari meja perundingan dan dari kemungkinan kesepakatan akhir yang disetujui," papar surat tersebut. 

photo
- (AP Photo / Evan Vucci)

Kekhawatiran PBB dan Eropa

Negara-negara Eropa dan Arab memperingatkan bahwa aneksasi melanggar hukum internasional dan mengancam rencana solusi dua negara yang selama ini menjadi konsensus internasional untuk penyelesaian konflik Israel dan Palestina.

Pada Selasa (23/6), Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak Israel mendengarkan suara dunia dan membatalkan rencana aneksasinya. Menurutnya, aneksasi Israel akan melanggar hukum internasional dan menyebabkan kawasan guncang.

Sebanyak 1.080 anggota parlemen dari 25 negara Eropa menandatangani surat bersama yang isinya memprotes rencana aneksasi Israel atas Tepi Barat. Surat ini diunggah secara daring pada Selasa.

"Kegagalan untuk bersikap secara layak hanya akan mendorong negara-negara lain yang memiliki masalah klaim teritori untuk mengabaikan prinsip dasar hukum internasional," demikian isi surat tersebut. Jika Israel tetap melanjutkan rencananya, mereka menyerukan adanya "konsekuensi setimpal" yang akan ditanggung Israel. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat