Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar memberikan sambutan dalam peresmian Gedung Bersejarah (The Heritage Building) di dalam Kompleks Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), beberapa waktu lalu. | Aprillio Akbar/ANTARA FOTO

Ekonomi

RI Ajak Investor Dunia Tanam Modal di Indonesia

Pemerintah Indonesia optmistis dapat memanfaatkan peluang investasi di tengah pandemi covid-19

 

JAKARTA — Meski pandemi Covid-19  belum berakhir, Pemerintah Indonesia optimistis investor global tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Salah satu alasannya adalah perekonomian dan iklim investasi di negeri tersebut lebih cepat pulih dan lebih mendukung untuk perputaran modal dan menghasilkan keuntungan.

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Mahendra Siregar dalam pertemuan virtual Global Indonesia Professionals’ Association (GIPA) pada pekan lalu. Ini merupakan asosiasi untuk profesional dan eksekutif yang anggotanya tersebar di berbagai negara. 

Pertemuan ini juga melibatkan lebih dari 500 profesional serta eksekutif dari 110 kota yang tersebar di 30 lebih negara. Sebanyak 2.400 orang juga ikut mengamati tayangan pertemuan tersebut. Forum ini juga dihadiri oleh berbagai pejabat senior dari Kemenlu, KBRI, KJRI di berbagai belahan dunia yang telah banyak mendukung inisiatif-inisiatif global yang dilaksanakan oleh @GIPA_ID.

Mahendra yang dulunya pernah menjabat sebagai Kepala BKPM juga mengajak sejumlah investor untuk menanamkan modal di Indonesia yang menjanjikan yield yang lebih tinggi. Juga potensi besar sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. 

Dia menjelaskan ketanggapan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan domestik menangani pandemi covid-19. Salah satunya adalah memproduksi masker dan dua jenis ventilator dalam waktu tiga bulan secara end-to-end.

 “Bahkan, Indonesia sekarang mulai mengekspor alat-alat medis yang berstandar internasional ini ke luar negeri” tambah Mahendra yang sempat menjabat sebagai Dubes Indonesia untuk AS. 

 

 

 

Terdapat peluang untuk menggunakan pandemi sebagai momentum untuk mengembangkan produksi lokal di tengah terganggunya rantai pasokan dunia. 

 

MAHENDRA SIREGAR, Wakil Menteri Luar Negeri RI
 

 

Hal ini harus dimanfaatkan berbagai pihak, termasuk Indonesia untuk sebaik mungkin memotivasi pasar dunia agar kembali bergairah.

Senada dengan Mahendra, investor kelas dunia Mark Mobius menilai Indonesia telah menunjukkan kekuatan yang dimiliki untuk mengubah krisis menjadi peluang untuk perubahan dan kemajuan. Founder Mobius Capital Partners ini memaparkan pandemi Covid-19 akan mempercepat laju perubahan tatanan global, yang sebenarnya sudah dimulai jauh sebelum pandemi. 

Tiga hal yang spesifik adalah ; (1) tatanan global akan melihat lebih banyak ‘Balkanisasi’ yang terjadi dengan melemahnya perjanjian-perjanjian multilateral; (2) Diversifikasi dari rantai pasokan global atas upaya berbagai perusahaan untuk mengalihkan produksi dari China ke negara-negara dengan labour cost yang rendah seperti di Asia tenggara; (3) Arus teknologi yang tak terbendung mampu membuat dunia semakin global tanpa batas ruang dan waktu. 

“Perubahan yang begitu cepat ini tidak akan mengakhiri tren globalisasi, malah sebaliknya” tambah Mark yang sempat menjadi Executive Chairman untuk Templeton Emerging Markets Group.

photo
Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/ama - (Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO)

Peraih gelar PhD di bidang ekonomi dari MIT pada tahun 1964 tersebut juga menjelaskan akan terjadi serangan terhadap infrastruktur pasar keuangan. Krisis yang akan terjadi dikemudian hari tidak hanya terjadi di negara maju atau berkembang, namun dengan skala global yang bahayanya tidak bisa diprediksi saat ini. Karena itu, ada kebutuhan mendesak bagi negara-negara agar semakin beradaptasi dan bersiap sedia sebab tidak ada yang bisa lepas dari gejolak pasar berikutnya.

Dengan penuh optimisme, Mark percaya bahwa pemulihan ekonomi akan berbentuk V (V-Shaped). Meskipun terdapat volatilitas lebih tinggi, pasar berkembang sudah bangkit kembali, bahkan telah melebihi Pasar di AS atau di Eropa. 

Minat investor global terhadap Indonesia saat ini dianalogikan seperti pada abad 16-an. Saat itu berbagai ekspedisi berburu ‘The Spice Islands’ karena kekayaan rempah Indonesia yang cukup langka. Mark memberikan tips untuk Indonesia agar bisa lebih giat lagi meningkatkan ‘Ease of Doing Business’ indeks Bank Dunia. Indonesia akan bisa lebih menarik arus investasi dan diversifikasi rantai pasok di Asia Tenggara. Tren ini diperkirakan terakselerasi pasca Covid-19.     

Sepanjang karirnya, Mark yang dijuluki sebagai ‘Godfather of Emerging Markets’ oleh Reuters telah berhasil mengelola aset dari 50 miliar hingga 100 miliar dollar AS selama 30 tahun.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat