Umat Islam mendengarkan khotbah sebelum menunaikan Shalat Jumat dengan menjaga jarak fisik di Masjid Jami Daarul Muslimin, Pulo Kalibata, Jakarta, Jumat (17/4/2020). Di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sejumlah masjid masih menggelar Shalat J | AIndrianto Eko Suwarso/NTARA FOTO

Khazanah

Pemuda Harus Ikut  Bangun Ekonomi Umat dari Masjid

Masjid harus menjadi pusat kegiatan pemuda yang menginspirasi masyarakat.

JAKARTA -- Masjid merupakan etalase umat Islam. Karena itu, kaum muda Muslim harus berperan sebagai penggerak dan pelopor kebangkitan ekonomi umat dari masjid. Masjid juga harus makmur, yang konsekuensinya akan berdampak pada kemakmuran para jamaah. 

Ketua Pemuda Dewan Masjid Indonesia (DMI), Arief Rosyid, mengatakan, peluang pemuda dalam mendorong kebangkitan ekonomi umat dari masjid terbuka lebar dengan melakukan sinergi dan kolaborasi potensi yang ada. 

"Jangan lupa, kita lahir dan besar mengabdi di masjid, sehingga wajah masjid direpresentasikan oleh kita semua yang hadir di sini," kata Arief saat menyampaikan sambutan dalam diskusi bertema ‘’Ngopi New Normal, Ngobrol Santai Bangkit dari Masjid’’ di halaman Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta, Senin (22/6) malam. 

Diskusi yang digelar untuk memperingati hari lahir DMI yang ke-48 tahun itu dihadiri perwakilan dari berbagai organisasi pemuda Islam. Di antaranya, Ketua Umum Indonesian Islamic Youth Economic Forum (Isyef) Atras Mafazi, Ketua Umum Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (JPRMI) Jose Hayatullah, dan Ketua Perhimpunan Remaja Masjid (Prima) DMI Ahmad Arafat. Hadir pula Staf Khusus Peningkatan Pengusaha Nasional BKPM Pradana Indraputra, influencer yang juga pengusaha muda Taqy Malik, serta beberapa perwakilan pemuda Islam lainnya. 

Lebih lanjut, Arief yang juga koordinator Gerakan Bangkit dari Masjid menyampaikan, saat ini mulai muncul banyak pengusaha dan tokoh-tokoh muda dari masjid. Kemunculan itu terjadi pada tiga tahun terakhir sejak narasi kebangkitan ekonomi umat dari masjid digalakkan. 

 

 

Pandemi Covid-19 ini adalah momentum besar untuk mendorong sebesar-besarnya ekonomi umat.

 

ARIEF ROSYID, Ketua Pemuda Dewan Masjid Indonesia (DMI)
 

 

Upaya membangkitkan ekonomi umat terlihat dari inisiatif pemuda Islam untuk bertahan hidup hingga membantu saudaranya yang kesulitan. 

Pada forum yang sama, Staf Khusus Peningkatan Pengusaha Nasional BKPM Pradana Indraputra mengatakan, sebagai pemuda yang dibesarkan masjid, maka benar bahwa pemuda seharusnya dituntut untuk berkontribusi bagi negara dan umat. "Dari masjid kita berangkat, maka niat untuk terus memberi kontribusi bagi umat harus terus digalakkan, meski kita sulit beraktivitas akibat pandemi," ujar mantan ketua Remaja Islam Masjid Cut Meutia ini.

Ketua Umum Isyef Atras Mafazi menambahkan, sebagai organisasi yang peduli pada kebangkitan ekonomi umat melalui masjid, Isyef terus mendorong pemuda untuk berwirausaha yang diharapkan dapat bermuara pada kesejahteraan masjid. 

Saat ini, Isyef Point yang telah memiliki puluhan cabang di beberapa masjid terus membimbing para remaja untuk memberdayakan masjid sebagai tempat menempa diri menjadi pengusaha sukses.

“Melalui Isyef Point, kami mengharapkan tumbuh entrepreneur muda yang jujur, amanah, dan peduli sesama. Semoga ikhtiar ini dapat menjadi landasan untuk kita sama-sama berbuat sesuatu agar mampu membangkitkan umat dari masjid.

Pemuda atau remaja masjid dikenal sebagai elemen masyarakat yang aktif mendakwahkan Islam. Mereka bergerak dari satu masjid ke lainnya. Di tempat sujud mereka merencanakan dan menyelenggarakan berbagai aktivitas yang melibatkan masyarakat luas, terutama yang berkaitan dengan keislaman.

Salah seorang alumnus remaja masjid yang kini berkecimpung dalam penyelenggaraan negara adalah Jimly Asshiddiqie. Anggota DPD Republik Indonesia itu menjadi remaja masjid pada tahun 60-70an. 

Remaja masjid ketika itu menjadi aktif bergerak melibatkan masyarakat luas karena dilatarbelakangi kebijakan rezim orde baru yang membatasi dakwah Islam di kampus. Ketika itu, kegiatan dakwah kampus selalu diawasi intelijen dan aparat penegak hukum. Saat itu adalah masa transisi rezim dari orde lama  ke baru yang berdarah-darah yang ditandai dengan upaya Partai Komunis Indonesia yang membunuh para jenderal TNI secara sadis. 

Ketika Orde Baru tampil, pemerintah mengawasi segala kegiatan dengan dalih mencegah gangguan ketertiban dan keamanan masyarakat, tak terkecuali aktivitas para pemuda Muslim di kampus-kampus.

Namun, para aktivis tak kehabisan akal. Mereka mencari tempat terbaik untuk mendakwahkan Islam. Tempat itu adalah masjid. Di sanalah mereka menyebarluaskan gagasan dan menyelenggarakan kegiatan keagamaan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat