cover | cover-republika

Halaman 10

Monumen Palagan Ambarawa

Tentara Keamanan Rakyat yang dipimpin Kolonel Soedirman bahu membahu dengan kekuatan rakyat untuk memberikan perlawanan dan merebut Ambarawa dari tentara Inggris dan NICA.

Oleh Monumen Palagan Ambarawa

Peristiwa Palagan Ambarawa yang berlangsung pada 12 hingga 15 Desember 1945, menjadi salah satu perlawanan heroik Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan elemen laskar rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.


Pertempuran di Ambarawa pecah setelah upaya Sekutu yang dipimpin Inggris melaksanakan tugas membebaskan para tawanan perang serta melucuti senjata Jepang, di Jawa Tengah, ternyata diboncengi oleh Pemerintahan Sipil Hindia Belanda (NICA) yang masih menginginkan kedaulatan atas negara Indonesia.


Dalam pertempuran ini, Tentara Keamanan Rakyat yang dipimpin Kolonel Soedirman bahu membahu dengan kekuatan rakyat untuk memberikan perlawanan dan merebut Ambarawa dari tentara Inggris dan NICA.        


Guna mengenang keberanian dan kegigihan perlawanan ini, dibangunlah Monumen Palagan Ambarawa, yang diresmikan oleh Soeharto, Presiden Republik Indonesia ke-dua pada tanggal 15 Desember 1974.


Monumen yang berada di jantung kota Ambarawa, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah ini juga menjadi saksi bisu bagaimana kepemimpinan Kolonel Soedirman --saat itu-- mampu mengorganisasi tentara republik dan rakyat menjadi kekuatan perlawanan.


Sehingga meski dengan kekuatan persenjataan yang sederhana mampu memukul kekuatan Inggris dan NICA melalui strategi perang ‘Supit Urang’. Semuanya diabadikan melalui relief yang dibuat pada bagian kaki bangunan utama monumen Palagan Ambarawa ini.


Sejumlah persenjataan berat yang pernah digunakan oleh tentara Belanda dan Sekutu menjadi benda bersejarah yang masih bisa disaksikan di monument ini. Seperti berbagai jenis Meriam, pesawat terbang P-51 Mustang, Lokomotif Uap dan Kereta pengangkut eks tawanan perang, truk pengangkut pasukan Inggris serta tank yang digunakan pasukan tempur Sekutu.

 

 
Penjaga Monumen Palagan Ambarawa, Sudirin
 
 


Di kompleks Monumen Palagan Ambarawa juga dibangun Museum Isdiman. Museum ini dibangun untuk mengenang Letkol Isdiman, perwira kepercayaan Kolonel Soedirman yang gugur sebagai kusuma bangsa dalam pertempuran Ambarawa.


Museum ini menyimpang berbagai benda bersejarah tak bergerak yang menjadi saksi bisu heroisme pertempuran di Ambarawa ini. Mulai dari bambu runcing, hingga persenjataan eks KNIL maupun pasukan Jepang yang pernah digunakan para pejuang republik maupun rakyat dalam Palagan Ambarawa.


Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat