Ustaz Imam Shamsi Ali memberikan paparannya saat kunjungan di Kantor Republika, Jalan Warung Buncit, Jakarta, beberapa waktu lalu. Rasialisme adalah musuh bersama. | Republika/Mahmud Muhyidin

Wawasan

Imam Shamsi Ali: Rasialisme adalah Musuh Bersama

Muslim sebagai bagian dari minoritas di Amerika tak diam untuk menentang rasialisme.

Tewasnya George Floyd menguak tabir lama tindakan rasialisme di Amerika Serikat. Gerakan Muslim pun sebagai bagian dari minoritas tidak diam untuk menentang aksi rasialisme.

Umat Islam di Amerika mulai ambil andil dalam memperjuangkan kesetaraan, keadilan, dan juga nilai-nilai kemanusiaan. Untuk menguak hal tersebut, wartawati Republika Imas Damayanti mewawancarai Presiden Nusantara Foundation, Imam Shamsi Ali, yang juga sebagai Imam Besar di Islamic Center of New York, Amerika Serikat, pada Rabu (17/6).

Bagaimana peta gerakan antirasialisme di Amerika Serikat dan di mana komunitas Muslim berada?

Gerakan antirasisme di Amerika sudah menjadi gerakan nasional. Walaupun temanya adalah Black Lives Matter, tapi substansinya ya adalah gerakan melawan rasisme yang sangat mengakar dan historis di Amerika. Bahkan, sebenarnya rasisme di Amerika ini bersifat sistemik. Dan karenanya target perlawanan ini adalah perubahan sistem yang lebih setara dan adil.

Komunitas Muslim sendiri menjadi bagian dari gerakan ini. Tentunya karena disadari bahwa komunitas ini memang bagian dari korban rasisme. Maklum, agama Islam masih dianggap agama pendatang dan non-white.

Bagaimana keterlibatan Muslim Indonesia dalam hal antirasialisme ini di sana?

Ada beberapa yang aktif. Sayang, karena memang kita (jumlahnya) tidak besar di Amerika Serikat. Juga karena selamanya Pemerintah Indonesia selalu menyarankan agar tidak perlu ikut-ikutan dalam gerakan antirasialisme ini. Tapi, alhamdulillah, saya sendiri menjadi bagian dari gerakan ini.

Peran umat Islam di Amerika dalam gerakan ini seberapa signifikan?

Secara agama, rasialisme adalah musuh bersama. Iblis digambarkan sebagai makhluk rasis, menolak menghormati Nabi Adam karena perbedaan penciptaan. Dia merasa lebih baik karena tercipta dari api, sementara Adam dari tanah. Inilah sesungguhnya rasisme.

Maka, kita umat Islam menjadikan rasisme sebagai musuh, tidak saja secara sosial. Tapi, juga musuh agama sekaligus. Hanya saja, kita menekankan selalu bahwa Islam tidak pernah antimanusia apa pun karena kulit. Karenanya, gerakan BLM (Black Lives Matters) bukan gerakan antiputih. Tapi, gerakan melawan rasisme dan ketidakadilan.

Kesetaraan ras menjadi hak semua manusia dalam Islam, benarkan hal itu? Bagaimana sebetulnya gambaran ini dalam perspektif Islam?

Memang demikian adanya. Islam mengajarkan bahwa semua manusia diciptakan dari sumber yang sama, yaitu tanah. Dan juga memiliki orang tua yang sama, yaitu Adam dan Hawa.

Selain itu, dalam Islam pun perbedaan ras dan warna kulit justru menjadi bagian dari tanda kebesaran Allah. Maka, keragaman dalam Islam itu bukan sekadar isu sosial. Tapi, juga menjadi bagian dari isu agama dan iman.

Rasulullah SAW justru yang pertama mendeklarasikan kesetaraan ras manusia dengan khutbah wada di Padang Arafah. Ini jauh sebelum PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) mendeklarasikan hal yang sama.

Dalam khutbah itu beliau mengatakan bahwa sesungguhnya ayahmu (ayah manusia) adalah satu. Semua kamu dari Adam dan Adam tercipta dari tanah. Tiada kelebihan orang Arab atas non-Arab kecuali dengan takwa. Dan tiada kelebihan orang putih di atas orang hitam kecuali dengan takwa. Dan juga tiada kelebihan orang hitam di atas orang putih kecuali dengan takwa. Itulah deklarasi kesetaraan ras yang dideklarasikan Rasulullah SAW. Jauh sebelum orang Barat mengenal konsep kesetaraan.

Bagaimana pula hubungan umat Islam di Amerika dengan masyarakat Afro-Amerika? Apakah serangan rasial itu juga mengarah kepada kebencian terhadap Muslim di Amerika?

Karena memiliki kepentingan sekaligus musuh bersama maka ada kedekatan yang sangat. Secara sejarah pun memang sangat dekat dan juga banyak pula orang Afro yang kemudian memeluk Islam.

Memang, Islam itu selalu menjadi target dalam setiap peristiwa. Karenanya, kita merasakan perlu untuk bersikap proaktif dalam mengambil bagian dari gerakan antirasisme ini. Tentu, dengan mempertimbangkan manfaat serta mudharatnya dari setiap langkah yang kita ambil.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat