Pengendara sepeda melintasi jalur sepeda di Jalan Pemuda, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Kamis (19/9/2019). | ANTARA

Jakarta

DKI Siapkan Jalur Sepeda Sementara

Jalur sepeda sementara akan dibuka setiap hari dengan jam operasional tertentu.

 

JAKARTA -- Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya bersama dengan Pemprov DKI Jakarta juga menyiapkan jalur sepeda sementara (pop-up bike line) selama pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. Jalur sepeda sementara itu akan diterapkan di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin untuk kedua arahnya.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, jalur khusus pesepeda sepanjang 14 kilometer tersebut akan disiapkan dengan mengambil sedikit ruas jalan bagi kendaraan bermotor. Syafrin menyebut, kedua lintasan itu akan dibatasi menggunakan traffic cone.

"Di koridor (Jalan) Sudirman-Thamrin, kita pisahkan jalur sementara, untuk (jalur) pesepeda kita berada di jalur lalu lintas," kata Syafrin, Kamis (18/6).

Sebelumnya, jalur khusus pesepeda sepanjang Jalan Jenderal Sudirman hingga MH Thamrin berada di trotoar. Namun, pihak Dishub DKI kemudian memutuskan memisahkan jalur pesepeda dan pejalan kaki sehingga dapat mencegah penularan Covid-19.

"Perlu dipahami sekarang di (Jalan) Sudirman-Thamrin itu design kami jalur sepeda ada di trotoar, jadi satu bagian dengan pejalan kaki. Untuk menekan penyebaran Covid-19, maka kita pisahkan jalurnya," kata Syafrin. 

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo mengungkapkan, jalur sepeda sementara itu akan dilakukan setiap hari dengan jam operasional tertentu. Sambodo menjelaskan, pada hari Senin-Jumat jalur khusus pesepeda itu berlaku sejak pukul 06.00-08.00 WIB dan 16.00-18.00 WIB.

Kemudian, pada hari Sabtu dan Ahad jalur sepeda beroperasi mulai pukul 06.00-10.00 WIB dan 16.00-19.00 WIB. Sambodo menyebut, nantinya di luar jam operasional tersebut, traffic cone yang menjadi pembatas jalur sepeda dan kendaraan bermotor akan dipinggirkan. Sehingga, dapat mengurai arus lalu lintas kendaraan bermotor.

"Di sela-sela jam itu, maka pembatas pop up bike line ini kemudian kita pinggirkan karena memang arus lalu lintas juga cukup deras," kata Sambodo. 

Selain itu, menurut dia, pelaksanaan jalur sepeda sementara itu akan dievaluasi sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan, apakah hal tersebut akan tetap dilakukan usai masa PSBB transisi di Jakarta.

"Jadi, ini memang tidak permanen. Bisa saja setelah PSBB selesai, pandemi ini selesai, kita akan evaluasi apakah jalur sepeda ini masih dibutuhkan atau tidak," ujar dia.

 

HBKB dibuka kembali

Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana membuka kembali kegiatan Car Free Day (CFD) atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) pada pekan ini. Namun, Pemprov DKI memberlakukan syarat ketat HBKB yang akan diberlakukan nanti, dengan protokol kesehatan dan pedagang kaki lima (PKL) dilarang berjualan selama HBKB digelar.

Syafrin mengatakan, pihaknya memang telah mempertimbangkan HBKB di kawasan jalan Sudirman-Thamrin kembali digelar akhir pekan ini. Namun, pelaksanaan HBKB tersebut tetap memperhatikan protokol kesehatan penanganan Covid-19 yang ketat, bagi warga yang akan berolahraga atau mengunjungi HBKB.

"Ya Ahad ini HBKB (CFD) kembali diaktivasi (digelar). Namun, dengan syarat protokol kesehatan dan PKL dilarang berjualan," kata Syafrin.

Syafrin menjelaskan, protokol kesehatan yang ketat tersebut seperti biasa, yakni penggunaan masker dan menjaga jarak aman, menghindari kerumunan. Ia juga menegaskan, bagi warga yang kurang sehat, sedang sakit, apalagi demam dan sedang flu, sangat dilarang mengikuti kegiatan HBKB.

Tetap menjaga orang yang sakit di rumah ini, menurutnya, penting sebagai antisipasi penularan Covid-19 ketika Jakarta saat ini masih berjibaku penanganan Covid-19. Apalagi, kata dia, masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi yang sedang berjalan ini masih akan dilakukan evaluasi, bila angka penularan kembali tinggi.

Karena itu, Syafrin berharap, warga Jakarta tetap menaati aturan dan imbauan pelaksanaan HBKB di masa PSBB transisi nanti. "Sebab, HBKB yang akan digelar Ahad ini adalah masih uji coba di masa PSBB transisi, maka nanti akan ada evaluasi," kata dia.

Salah seorang pejalan kaki, Tomy (28 tahun) mengimbau sebaiknya HBKB jangan diberlakukan dulu. Sebab, ia melihat tingkat disiplin warga Jakarta dalam menerapkan PSBB masih rendah. Apalagi, jika pengawasan dari aparat keamanan juga lemah, akan semakin meningkatkan risiko penularan Covid-19.

“HBKB mungkin dibuka lagi kalau tingkat penyebaran Covid-19 sudah benar-benar kecil. Sekarang saja, kasus positif Covid-19 masih terus meningkat. Agak membahayakan jika membuka HBKB kembali,” kata Tomy.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat