Seorang pengunjuk rasa berdiri di depan warung Wendy's yang dibakar di Atlanta, Georgia, Sabtu (13/6) malam waktu setempat. | AP

Internasional

AS Kembali Diguncang Unjuk Rasa

Unjuk rasa dipicu saat seorang polisi di AS menembak warga kulit hitam, Rayshard Brooks.

 

ATLANTA -- Seorang polisi di Atlanta, Amerika Serikat (AS), dipecat setelah penembakan warga kulit hitam, Rayshard Brooks. Seorang polisi lain dikenai sanksi administrasi dan semua itu diumumkan Ahad (14/6) dini hari. 

Semua ini dilakukan setelah penembakan warga kulit hitam, Rayshard Brooks (27 tahun), Jumat (12/6) malam. Kepala Kepolisian Atlanta Erika Shield menyatakan mengundurkan diri, Sabtu (13/6). 

Kedua petugas itu berkulit putih. Polisi Atlanta yang dipecat setelah insiden kematian Brooks, adalah Garrett Rolfe, yang bergabung dengan departemen pada Oktober 2013. Sedang polisi yang dikenai sanksi administratif adalah Devin Bronsan, yang masuk kepolisian mulai September 2018.  

Penembakan Brooks memantik gelombang baru unjuk rasa setelah aksi besar dipicu kematian George Floyd 25 Mei lalu, di tangan polisi Minneapolis. Pada Sabtu malam, warga berbondong-bondong berbaris bahkan membakar restoran Wendy's tempat Brooks ditembak. 

photo
Pengunjuk rasa melintasi warung Wendys yang dibakar di Atlanta, Georgia, Sabtu (13/6) malam waktu setempat. - (Elijah Nouvelage/Reuters)

Restoran Wendy's terbakar selama lebih dari 45 menit sebelum tim pemadam kebakaran memadamkan api. Pada saat itu, bangunan restoran menjadi puing-puing hangus di sebelah pompa bensin. Para pengunjuk rasa memblokir jalan raya utama di Atlanta, Interstate-75 pada Sabtu.

Api berhasil dipadamkan Sabtu pukul 23.30 waktu setempat. Namun, video dari kantor media setempat menunjukkan api kembali menyala pada Ahad sekitar pukul 04.00 waktu setempat.

Wali Kota Atlanta Keisha Lance Bottoms mengatakan dia telah menerima pengunduran diri segera dari Kepala Kepolisian Atlanta Erika Shields. "Saya tidak percaya bahwa ini penggunaan kekuatan mematikan dapat dibenarkan," kata Bottoms pada konferensi pers. 

Bottoms mengatakan Shields, seorang wanita kulit putih yang ditunjuk sebagai kepala polisi pada Desember 2016, akan digantikan oleh wakil kepala Rodney Bryant. Bryant seorang pria kulit hitam yang akan menjabat sebagai pemimpin sementara kepolisian Atlanta. 

Tes alkohol

Brooks adalah ayah dari seorang putri kecil yang merayakan ulang tahunnya pada Sabtu ini. Di dekat lokasi penembakan, protes di jalan dimulai pada Sabtu, dengan lebih dari 100 orang menyerukan agar petugas didakwa secara pidana dalam kasus ini. 

Menurut pernyataan Biro Investigasi Georgia (GBI), Brooks berhadapan dengan petugas yang datang untuk menanggapi keluhan bahwa dia tidur di dalam mobil yang menghalangi jalur drive-thru restoran. 

Polisi sempat menjalankan tes menguji kadar alkohol atau obat terlarang terhadap Brooks. Atas seizin Brooks pula, polisi sempat melakukan tes napas Breathalyzer. Tanpa memberi tahu hasilnya, polisi mencoba menahan Brooks. 

Video seorang pejalan kaki menunjukkan Brooks semat bergulat dengan dua polisi di depan Wendy's. Brooks kemudian lepas dan lari sambil memegang sesuatu yang diperkirakan adalah TASER milik polisi. 

Rekaman video milik Wendy's menunjukkan Brooks berbalik dan mengarahkan TASER ke salah satu polisi. Salah satu polisi itu kemudian menembaknya dan Brooks jatuh tersungkur.

"Saat itu, polisi Atlanta ini menjangkau dan melepaskan senjata dari sarungnya, mengeluarkannya, lalu menyerang Mr Brooks di lahan parkir dan ia pun tersungkur," kata Direktur GBI Vic Reynolds. 

Jaksa Wilayah Fulton, Paul Howard, Jr, menyatakan secara tertulis bahwa kantornya telah meluncurkan penyelidikan yang mendalam dan independen atas insiden tersebut" sementara menunggu hasil temuan dari GBI. 

Pengacara yang mewakili keluarga Brooks mengatakan kepada wartawan bahwa polisi Atlanta tidak memiliki hak untuk menggunakan kekuatan mematikan bahkan jika ia telah menembakkan Taser, senjata yang tidak mematikan, ke arah mereka. "Anda tidak bisa menembak seseorang kecuali mereka menodongkan pistol ke Anda," kata pengacara Chris Stewart.

Di London

Sementara, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengecam 'premanisme rasis' setelah pengunjuk rasa sayap kanan bentrok dengan demonstran anti-rasisme di London. Sementara polisi berusaha memisahkan kedua kelompok tersebut.

Bentrokan pecah di depan stasiun Waterloo, kembang api sempat ditembakan sebelum polisi menutup daerah tersebut. Di jembatan polisi dilempari batu. Bentrokan-bentrokan kecil terus terjadi di seluruh kota. "Premanisme rasis tidak punya tempat di jalan-jalan kami, siapa pun yang menyerang polisi kami akan menghadapi kekuatan hukum penuh," kata Johnson di Twitter, Ahad (14/6).

photo
Polisi menjaga patung Winston Churchill dari pengunjuk rasa di London, pekan lalu. - (AP/Kirsty Wigglesworth)

Sebelumnya sekelompok pengunjuk rasa saling dorong dan lempar botol di Trafalgar Square. Kelompok sayap kanan meneriakan hinaan rasial ke pengunjuk rasa anti-rasisme. Mereka juga menggunakan benda logam untuk memecah barisan polisi.

Polisi Metropolitan London mengatakan mereka menangkap lebih dari 100 orang atas pasal penyerangan karena tindakan kekerasan dan serangan terhadap polisi. Enam orang petugas polisi mengalami luka ringan. Sementara badan layanan ambulan mengatakan mereka merawat 15 orang.

"Jelas kelompok sayap kanan memicu kekerasan dan kekacauan di pusat kota London, saya meminta masyarakat untuk menjauh," kata Walikota London Sadiq Khan.  

Setelah bentrokan di Waterloo, ada sebuah foto yang menunjukan pengunjuk rasa sayap kanan dibawa ke tempat aman oleh pengunjuk rasa Black Lives Matter. Polisi yang segera memperketat keamanan meminta pengunjuk rasa membubarkan diri pada pukul 17.00.

Polisi juga mengatakan akan menyelidiki foto yang tersebar di media sosial yang memperlihatkan seorang laki-laki sedang buang air kecil di makam polisi Keith Palmer. Seorang polisi yang tewas ditusuk teroris di luar gedung Parlemen pada tahun 2017.

Kematian George Floyd belakangan telah memicu unjuk rasa  menentang rasialisme dan brutalitas polisi di seluruh dunia. Unjuk rasa Black Lives Matter juga terjadi di berbagai negara lainnya. Termasuk beberapa kota di Australia, Taipei, Zurich dan Paris. Sejak pekan lalu, puluhan ribu warga Inggris turut menggelar unjuk rasa damai di sejumlah kota.

photo
Seorang pemuda mengepalkan tangan saat mengikuti aksi unjuk rasa menentang rasialisme di Brazil. - (Silvia Izquierdo/AP)

Setelah kelompok sayap kanan mengumumkan akan memenuhi ke pusat kota. Jumlah pengunjuk rasa di London pada Sabtu (13/6) kemarin lebih sedikit dari biasanya.  Aktivis anti-rasisme membatalkan rencana pawai mereka dan mengajak masyarakat melakukan unjuk rasa di berbagai titik.  

Patung-patung tokoh sejarah seperti Winston Churcill ditutupi dengan papan. Agar lokasi patung-patung itu tidak menjadi titik kerusuhan atau dirusak pengunjuk rasa yang menilai patung-patung tersebut monumen merayakan rasialisme.

Di dalam dan sekitar Parliament Square, berkumpul ratusan orang yang memakain kaus seragam sepakbola. Mereka menyebut diri mereka sebagai patriot dan menyorakan 'Inggris, Inggris'. Orang-orang itu berkumpul bersama veteran militer untuk melindungi monumen perang Cenotaph.

Kelompok sayap kanan mengatakan mereka ingin membela budaya Inggris. Terutama monumen-monumen sejarah, setelah pengunjuk rasa anti-rasialisme menurunkan patung pedagang budak abad ke-17 ke dalam sungai pada pekan lalu.

Winston Churchill, salah satu milik kami," teriak para anggota kelompok sayap kanan itu. Pekan lalu patung itu dicoret tulisan 'Churchill orang rasis'.

Churchill memang diakui sebagai pemimpin yang berhasil mengalahkan Nazi Jerman. Tapi pengunjuk rasa anti-rasialisme menilai warisan Churchill dengan lebih menyeluruh, mantan perdana menteri itu memiliki pandangan rasis dan anti-Semit.

"Budaya saya sedang di serang, ini budaya saya dan sejarah Inggris saya, mengapa Churchill harus ditutupi papan? Mengapa Cenotaph diserang? Ini tidak benar," kata salah seorang pengunjuk rasa sayap kanan David Allen.

Johnson mengatakan 'memalukan dan aneh' patung Churchill beresiko diserang. "Ya terkadang opini yang ia ungkapkan sudah tidak dapat kami terima, tapi dia pahlawan," kata Johnson. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat