Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (tengah). | ANTARA FOTO

Nasional

Pendonor Plasma Masih Sedikit

Pengambilan plasma darah seperti donor darah, dengan screening yang ketat.

 

 

SURABAYA — Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menuturkan, data per Jumat (22/5/2020), ada 22 penyintas virus Covid-19 yang menyatakan kesediaannya mendonorkan plasma convalescen. Jumlah itu masih sangat sedikit dibandingkan jumlah pasien sembuh di Jatim yang mencapai seribuan.

Metode plasma convalescent diklaim efektif dalam upaya penyembuhan pasien positif Covid-19 dalam kondisi berat. Khofifah mengatakan, 20 orang calon pendonor masuk daftar tunggu di RSUD dr Soetomo, sedangkan dua sisanya di RS Syaiful Anwar, Malang. “Alhamdulilah, sudah terdapat 22 orang yang terkonfirmasi secara bertahap akan mendonorkan plasma darahnya,” kata Khofifah di Surabaya, Ahad (7/6).

Khofifah berharap jumlah pendonor akan makin bertambah. Ia pun kembali mengajak masyarakat, khususnya yang sembuh dari Covid-19 agar sukarela menjadi pendonor untuk menyelamatkan nyawa pasien Covid-19. Makin banyak pendonor, harapan kesembuhan makin meningkat. "Tentu jika teman-teman mengajak secara kontinu, insya Allah akan lebih banyak lagi yang dengan sukacita mendonorkan plasma darahnya untuk menolong saudara-saudara yang lain," ujar Khofifah.

 
Ini bentuk gotong royong. Karena obat dan vaksin belum ada, jadi menggunakan metode plasma.
 
 

Dirut RSUD dr Soetomo sekaligus ketua rumpun kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi, mengatakan, dari 20 calon pendonor, tidak semuanya bisa langsung diambil plasma darahnya. Karena harus melalui rangkaian screening terlebih dahulu oleh tim khusus.

“Pengambilannya memang mudah seperti donor darah. Tapi, screening-nya cukup ketat, karena harus dilakukan rapid test dan PCR test terlebih dulu dan harus negatif hasilnya. Kemudian pendonor juga dicek apakah terbebas dari HIV/AIDS, TBC, sipilis, maupun hepatitis, serta tingkat antibodi yang dimiliki minimal 1/300,” kata dia.

Joni mengaku, RSUD dr Soetomo merupakan satu dari 10 rumah sakit di Indonesia yang sudah ditunjuk Kemenkes untuk ikut protokol //plasma convalescent// dalam penanganan pasien Covid-19. “Kami targetkan ada 103 plasma theraphy di Jatim, namun saat ini baru dapat tujuh orang yang telah menggunakan treatment plasma convalescent,” ujarnya.

Sementara itu, Dirut RS Syaiful Anwar Malang sekaligus Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso, menambahkan, di rumah sakit yang dipimpinnya, sudah memiliki pengalaman pasien Covid-19 yang melakukan terapi plasma. Yakni, ada dua pendonor plasma, yang sudah diberikan pada pasien. "Pasien ini awalnya pakai alat bantu napas dan setelah diberikan tiga kali (terapi plasma), ternyata alat bantu nafas sudah bisa dilepaskan. Pemberian plasma ini memberikan hasil yang baik," ujarnya.

photo
Seorang pasien positif Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh melakukan tes tekanan darah di kantor Palang Merah Indonesia (PMI) ketika hendak mendonorkan plasma darahnya Kupang, NTT, Selasa (19/5). - (Kornelis Kaha/Antara Foto)

Jaga imun

Bukan hanya di Jawa Timur yang catatan laju kasus positif Covid-19 terbilang tinggi, di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), donor plasma juga dilakukan penyintas virus Covid-19. Kapolda NTT Irjen Pol Hamidin mengatakan, sebagian dari pasien sembuh Covid-19 yang berasal dari klaster Setukpa Polri Sukabumi di NTT ikut menjadi pendonor plasma. Ada 10 calon perwira Polri yang terinveksi virus korona dari Wuhan, berhasil sembuh setelah dirawat hampir dua bulan di Rumah Sakit Bhayangkara Polri Titus Uly Kupang.

Menurut Hamidin, mereka yang berhasil sembuh berharap dapat membantu pasien lain agar segera sembuh. Kini, seluruh pasien positif Covid yang berasal dari unsur kepolisian tersebut sudah dipulangkan ke daerahnya masing-masing untuk menjalani pendidikan jarak jauh untuk sekolah calon perwira Polri. "Pasca kesembuhan itu, 10 pasien yang sembuh itu dikembalikan ke SPN Polda NTT menjalani pendidikan jarak jauh untuk sekolah perwira Polri," ujar dia.

Hamidin menambahkan, 10 calon perwira Polri tersebut dinyatakan sembuh setelah melalui dua kali hasil negatif tes PCR. Orang nomor satu di Polda NTT ini menuturkan, seluruh pasien sembuh tersebut menjalani perawatan dengan disiplin tinggi. Setiap pagi, mereka selalu berjemur bahkan diwajibkan selalu berolahraga untuk meningkatkan imun tubuh. Mereka juga selalu diberi asupan gizi dan vitamin serta pelayanan terbaik dari tim medis dan pasien taat pada pola isolasi mandiri.

 
Kita imbau bersedia mendonorkan plasma darahnya ke dinas kesehatan. Ini bentuk gotong royong. Karena obat dan vaksin belum ada, jadi menggunakan metode plasma.
 
 

"Mereka sembuh karena memang mereka disiplin dan mengikuti seluruh protokol kesehatan dengan baik," katanya. Sementara, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo terus mengimbau kepada seluruh penyintas Covid-19 untuk menyumbangkan plasma darahnya. Sebab, hal itu berguna untuk keperluan terapi plasma darah bagi penderita Covid-19.

"Kita imbau bersedia mendonorkan plasma darahnya ke dinas kesehatan. Ini bentuk gotong royong. Karena obat dan vaksin belum ada, jadi menggunakan metode plasma," ujar Doni. Sejauh ini, kata Doni, sudah banyak penyintas Covid-19 yang bersedia mendonorkan plasma darahnya. Misalnya, 2.500 penyintas di DKI Jakarta serta 699 penyintas di Jawa Timur. Di sisi lain Gugus Tugas juga mendorong agar semakin banyak ahli kesehatan yang memiliki kemampuan terapi plasma. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat