Personel Satlantas Polres Lhokseumawe menyerahkan bantuan paket sembako kepada warga prasejahtera di permukiman kumuh Desa Pusong, Lhokseumawe, Aceh, Senin (1/6). Pembagian 250 paket sembako itu sebagai wujud kepedulian terhadap sesama di masa pandemi COV | RAHMAD/ANTARA FOTO

Kabar Utama

'Indonesia Butuh Gotong Royong Skala Besar'

Bangsa Indonesia sedang mengalami masalah moral, sosial, dan ekonomi yang sangat serius.

 

JAKARTA -- Masyarakat diajak mengamalkan nilai-nilai Pancasila di tengah pandemi Covid-19. Sikap persatuan dan gotong royong dibutuhkan agar Indonesia bisa melewati tantangan atas merebaknya virus korona yang telah memengaruhi berbagai sendi kehidupan. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam amanatnya saat memperingati hari lahir Pancasila yang digelar secara virtual, Senin (1/6), mengatakan, Pancasila menjadi bintang penjuru untuk menghadapi pandemi Covid-19. “Kita bersyukur bahwa Pancasila menjadi bintang penjuru untuk menggerakkan kita semuanya, menggerakkan persatuan kita dalam mengatasi semua tantangan,” kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Senin (1/6).

Jokowi menambahkan, Pancasila menggerakkan rasa kepedulian masyarakat untuk saling berbagi, memperkokoh persaudaraan dan kegotongroyongan. Selain itu, nilai-nilai Pancasila meringankan beban seluruh masyarakat dan menumbuhkan daya juang dalam mengatasi setiap kesulitan dan tantangan. Presiden pun berpesan agar nilai-nilai luhur Pancasila dihadirkan secara nyata dalam kehidupan bermasyarakat. 

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga mengajak masyarakat agar terus bersikap optimistis bahwa Indonesia dapat menjadi bangsa pemenang dalam menghadapi berbagai tantangan. Berbagai kelemahan pun diharapkannya tak menjadi penghalang bagi masyarakat untuk terus maju. 

Menurut Jokowi, Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang tak mudah, yakni harus menangani pandemi Covid-19 yang juga menginfeksi 215 negara di dunia lainnya. Situasi yang sulit ini dinilai masih akan berlanjut hingga tahun depan. 

Untuk mengatasi dan melewati masa sulit ini, kata dia, dibutuhkan daya juang dan kerja keras oleh seluruh elemen masyarakat. Jokowi mengatakan, saat ini seluruh negara pun tengah berlomba-lomba untuk menjadi pemenang dalam mengendalikan virus serta memulihkan kondisi ekonominya. 

“Sebagai bangsa yang besar, kita juga harus tampil sebagai pemenang. Kita harus optimistis, kita harus mampu menciptakan peluang di tengah kesulitan. Kita harus mampu menjawab semua itu dengan inovasi dan karya nyata. Kita tidak boleh berhenti berkreasi, berinovasi, dan berprestasi di tengah pandemi covid ini,” ujarnya.

Peringatan hari lahir Pancasila kali ini digelar secara daring oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melalui konferensi video. BPIP mengusung tema "Gotong Royong Menuju Indonesia Maju". 

Meski digelar secara daring, upacara peringatan hari lahir Pancasila pada pukul 08.00 WIB itu tetap berlangsung khidmat. Upacara dipimpin Presiden Jokowi dari Istana Bogor dan diikuti Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin dari kediaman resmi Wapres di Menteng, Jakarta.

photo
Presiden Joko Widodo memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (1/6). - (BPMI Setpres/ANTARA FOTO)

Upacara turut diikuti pejabat lain, seperti Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua DPR RI Puan Maharani, Kepala BPIP Yudian Wahyudi, para menteri, dan kepala daerah.

Meski proses upacara digelar secara virtual dan dilakukan dari kediaman ataupun kantor masing-masing, peserta upacara tetap memperhatikan protokol kesehatan, yakni dengan menggunakan masker. Saat lagu "Indonesia Raya" berkumandang, inspektur upacara beserta peserta upacara berada dalam sikap sempurna dan masih mengenakan masker. Barulah ketika pembacaan teks Pancasila, UUD 1945, amanat inspektur upacara, dan pembacaan doa, masing-masing petugas upacara melepas masker selama proses tersebut.

Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan, Indonesia saat ini membutuhkan sikap gotong royong berskala besar dalam menghadapi pandemi Covid-19. Menurut dia, sikap gotong royong perlu dilakukan oleh setiap elemen masyarakat, baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, maupun masyarakat dalam upaya penanggulangan wabah Covid-19. 

"Sebagai bagian dari gotong royong berskala besar, kami di DPR-RI selama beberapa bulan terakhir memfokuskan tugas konstitusional kami dalam melawan Covid-19 melalui fungsi pengawasan, fungsi anggaran, dan fungsi legislasi DPR," kata Puan dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/6).

Puan mengungkapkan, DPR telah menggelar lebih dari 150 rapat yang berkaitan dengan penanggulangan Covid-19 dan dampaknya pada masa persidangan III pada 30 Maret-12 Mei 2020 lalu. Mantan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) tersebut juga mengingatkan pemerintah agar tidak terburu-buru dalam melaksanakan kebijakan kenormalan yang baru (new normal) agar tidak memunculkan kebingungan baru di masyarakat.

Dalam peringatan hari lahir Pancasila kali ini, Puan bertugas membacakan naskah Pembukaan UUD 1945. Dia menuturkan, dalam pidato Sukarno pada 1 Juni 1945 lalu, dijelaskan bahwa intisari dari Pancasila adalah gotong royong.

photo
Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) mengikuti upacara peringatan Hari Lahir Pancasila melalui siaran langsung dari televisi di rumahnya di Imbanagara, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (1/6). - (ADENG BUSTOMI/ANTARA FOTO)

"Gotong royong dijelaskan Sukarno sebagai suatu paham yang dinamis, lebih dinamis dari kekeluargaan, gotong royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, gotong royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-binantu bersama," ujarnya menjelaskan.

Para kepala daerah turut menggemakan semangat serupa. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, hari lahir Pancasila hendaknya menjadi momentum membangkitkan semangat persatuan, kesatuan, solidaritas, dan gotong royong di tengah wabah Covid-19. Menurut Khofifah, dalam situasi pandemi seperti saat ini, masyarakat tidak bisa hanya mementingkan diri sendiri.

"Dalam situasi darurat seperti ini tidak boleh egois, hanya memikirkan diri sendiri dan kepentingan pribadi dan kelompok. Kita semua bersaudara, kita semua juga mau situasi darurat ini segera usai," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (1/6). 

Menurut Khofifah, pandemi Covid-19 menguji solidaritas semua anak bangsa. Jika tetap mengedepankan ego pribadi, pandemi Covid-19 sulit diakhiri. Apalagi, sampai saat ini, kurva penambahan pasien positif Covid-19 di Jatim masih terus naik. 

Khofifah mengatakan, seluruh rakyat Indonesia, bahkan dunia, merasakan dampak signifikan dari adanya wabah ini. Karena itu, Khofifah meminta pihak-pihak yang mampu turut membantu sesama masyarakat yang membutuhkan bantuan dan solidaritas harus diutamakan. Tentunya, tanpa melihat pembatasan RAS, budaya, daerah, suku, dan agama.

"Korona tidak pilih-pilih akan menjangkiti siapa. Artinya, siapa pun bisa terinfeksi korona. Ayo saling bahu-membahu mengatasi persoalan ini," ujar dia. 

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil seusai mengikuti upacara peringatan hari lahir Pancsila mengingatkan, Indonesia lahir dari perbedaan, mulai dari agama, suku bangsa, budaya, sampai bahasa. Namun, pendiri bangsa mencari persamaan dari perbedaan itu. Atas itulah disepakati Pancasila sebagai dasar ideologi negara. 

Menurut Emil, Pancasila adalah perekat bangsa Indonesia. Ia pun meminta semua warga Indonesia, khususnya warga Jabar, untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa. 

photo
Petugas gabungan berangkat untuk mendistribusikan bantuan sosial di Polda Kalteng, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Jumat (29/5). Pendistribusian bantuan sosial berupa seribu paket sembako dari Polda Kalteng dibantu Korem 102 Panju Panjung tersebut untuk warga setempat yang terdampak COVID-19 sekaligus dalam rangka menyambut Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2020. - (Makna Zaezar/ANTARA FOTO)

Pesan ormas

Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan tausiyah kebangsaan tentang Pancasila yang berisikan enam poin utama, salah satunya mengenai sikap Muhammadiyah terhadap ideologi Pancasila. 

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan, dalam Muktamar ke-47 tahun 2015 di Makassar, Muhammadiyah menetapkan negara Pancasila sebagai darul ‘ahdi wa syahadah. Muhammadiyah berpendapat bahwa NKRI yang berdasarkan Pancasila adalah bentuk negara yang ideal dan harus dipertahankan. 

 
Masalah ini tidak boleh dipandang sebelah mata. Karena itu, para penyelenggara negara hendaknya lebih bersungguh-sungguh melaksanakan Pancasila, terutama sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah
 

"Muhammadiyah sebagai bagian tak terpisahkan dari masyarakat dan bangsa Indonesia berusaha mewujudkan Indonesia yang berkemajuan sebagaimana amanat Pembukaan UUD 1945," kata Haedar dalam salinan tausiyah kebangsaan yang diterima //Republika//. 

Selain soal sikap terhadap ideologi Pancasila, PP Muhammadiyah mengingatkan bahwa kepentingan mendesak dan prioritas bagi DPR, pemerintah, lembaga yudikatif, dan seluruh institusi negara dan rakyat saat ini ialah mewujudkan masyarakat Pancasila. Caranya dengan menerjemahkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Saat ini, kata Haedar, bangsa Indonesia sedang mengalami masalah moral, sosial, dan ekonomi yang sangat serius, terutama kesenjangan sosial yang semakin kasat mata. Masalah tersebut bisa bertambah berat di tengah pandemi Covid-19 yang belum dapat diatasi dengan baik, bahkan akan menimbulkan dampak sosial-ekonomi yang sangat panjang. 

"Masalah ini tidak boleh dipandang sebelah mata. Karena itu, para penyelenggara negara hendaknya lebih bersungguh-sungguh melaksanakan Pancasila, terutama sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Haedar. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat