Nelayan membersihkan kapal kayu seusai bersandar di pantai Pelabuhan Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Karimunjawa salah satu destinasi wisata yang menarik saat pandemi Covid-19 berakhir. | ANTARA FOTO

Safari

Perencanaan Seusai Pandemi

Lebih aman jika perencanaan perjalanan dibuat saat pandemi benar-benar berakhir.

 

 

Perencanaan liburan bisa menjadi penyemangat pada masa pandemi Covid-19 ini. Organisasi kepariwisataan Insight of Indonesia (IOI) optimistis dunia wisata kembali bergairah seusai pandemi. Salah satu cara menerbitkan optimisme adalah dengan perencanaan liburan.

Sekretaris Jenderal IOI Ikhsan Tualeka mengatakan, berdasarkan berbagai jurnal internasional, prediksi rata-rata pariwisata global kembali menggeliat 19 bulan setelah wabah korona usai. Waktu itu bisa dipersingkat dengan kerja sama berbagai pihak.

"Optimisme kita tinggi, tapi bergantung pada pemerintah, pengelola pariwisata, dan pelaku wisata atau wisatawan," ujar Ikhsan saat dihubungi Republika, beberapa waktu lalu.

Menurut Ikhsan, pemerintah perlu mengambil langkah strategis, baik berupa paket kebijakan ekonomi, transportasi, maupun promosi. Sementara, pengelola wisata dituntut lebih kreatif dalam layanan dan pemasarannya. Sedangkan, para pelancong didorong untuk berwisata begitu pandemi usai.

 
Paling penting, hindari daerah-daerah yang dianggap masih rawan.
 
 

Meski begitu, dia mengingatkan agar menunggu pandemi benar-benar berakhir untuk merancang perjalanan demi keamanan kondisi bagi keluarga. Walaupun memang saat ini banyak paket memberikan diskon dan jaminan reschedule atau refund.

Penggagas IndoEast Network itu menyarankan memilih destinasi terdekat, daerah tropis, dan anggaran yang murah dulu saat merancang liburan yang aman bersama keluarga. Hindari negara-negara empat musim karena belum ada yang tahu bagai mana perkembangan Covid-19 di sana.

"Walau nanti secara global pandemi selesai, semua anggota keluarga tetap harus dalam keadaan fit selama perjalanan. Paling penting, hindari daerah-daerah yang dianggap masih rawan," ujar koordinator Beta Kreatif itu.

photo
Sejumlah warga memadati objek wisata Pantai Padang, Sumatra Barat, Selasa (26/5/2020). Pasca-Lebaran, sejumlah warga memadati objek wisata walaupun sudah ada imbauan agar tidak berwisata saat dalam masa pandemi Covid-19 karena dikhawatirkan menjadi klaster baru penyebaran virus corona - (Muhammad Arif Pribadi/ANTARA FOTO)

Menanti wisatawan

Salah satu pengelola pariwisata Taman Nasional (TN) Karimunjawa di Jawa Tengah, Baidur Rohman, turut menantikan wisatawan berdatangan ke lokasinya. Sejak 17 Maret 2020, TN Karimunjawa ditutup bagi pelancong.

Koordinator KompakTour dan penggagas Karimunjawa Holiday ini siap menyambut wisatawan saat pemerintah menyatakan destinasi tersebut dibuka kembali. Pria yang akrab disapa Obeit ini pun sudah menyiapkan paket turnya, baik untuk pelancong individu, kelompok, maupun keluarga. Paketnya meliputi snorkeling, scuba diving, tracking mangrove, berkano, berburu pemandangan matahari terbit dan tenggelam, menikmati pantai, atau ke penangkaran hiu.

Destinasi di sana, antara lain, Pulau Menjangan Kecil, Menjangan Besar, Cemara Kecil, Cemara Besar, Gosong Cemara, Geleyang, Tanjung Gelam, dan masih banyak lagi. "Setiap spotpunya keistimewaannya sendiri," kata Obeit.

photo
Petugas memeriksa pengendara di pos pemeriksaan di perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (26/5/2020). Pemeriksaan sebagai upaya penyekatan pemudik lokal yang hendak keluar-masuk Provinsi Jabar juga para pelancong ke tempat wisata di daerah masing-masing yang rentan penyebaran Covid-19 - (ADENG BUSTOMI/ANTARA FOTO)

Agen perjalanan daring Tiket juga menyiapkan promosinya dalam #TiketHadapiRindu untuk periode 1 Agustus-31 Oktober 2020. Pelanggan yang menginap di sejumlah hotel di Indonesia pada tanggal itu diberi diskon hingga 75 persen dan hotel di Singapura, Malaysia, dan Thailand diskonnya hingga 70 persen. Pemesanannya sejak 27 April hingga 30 Juni 2020.

VP of Accommodation Tiket Cisyelya Bunyamin mengatakan, untuk promo tersebut, pembatalan dapat diajukan dan gratis 100 persen. Penawaran tersebut diharapkan bisa membangkitkan lagi optimisme bisnis perhotelan dan hal ini disambut baik mitra hotel Tiket untuk bergabung dalam kampanye itu. "Program ini diikuti oleh lebih dari 1.000 hotel di Tiket," kata Cisyelya.

 

Tetap Cerdas Atur Prioritas

Selama di rumah, banyak hal yang berubah, termasuk pengeluaran dan pemasukan ekonomi keluarga. Perencana keuangan dari OneShildt, Agustina Fitria, mengatakan, jika ada dananya, panduan belanja dalam keluarga itu sekitar 10 sampai 20 persen dari penghasilan bisa digunakan untuk keperluan anak, termasuk uang sekolah, mainan, pakaian, popok, susu, dan uang les. Komposisi tersebut tergantung jumlah dan usia anak.

Menurutnya, dalam situasi orang tua bekerja di rumah (WFH) dan anak bersekolah dari rumah (SFH), sebenarnya pengeluaran hanya pindah alokasi. Bahkan, beberapa sekolah dan tempat les ada yang mengurangi biayanya karena pengajaran berpindah secara daring.

Perempuan yang akrab disapa Fitri itu mengungkapkan, uang yang biasa digunakan untuk transportasi dapat pindah alokasi dan digunakan untuk kuota internet, listrik, air, juga ongkos kirim layanan pesan antar. Sedangkan, uang yang biasa untuk makan siang di kantor bisa untuk menyiapkan makan di rumah.

Untuk orang tua yang pendapatannya menurun, Fitri menyarankan agar melakukan penghematan dengan mengatur prioritas. Misalnya, dengan mengutamakan untuk kebutuhan dasar dulu. Dia menyarankan agar mengusahakan bisa menyiapkan makanan bergizi sendiri. Untuk camilan, bisa lebih hemat dengan membuat makanan sendiri. Jangan lupa untuk melibatkan anak-anak dalam persiapannya.

Menurut dia, ibu yang harus mengatur sirkulasi keuangan ini. "Kalau sampai sangat kekurangan (secara finansial), maka orang tua harus putar otak untuk mulai mencari peluang penghasilan baru. Jual makanan atau jadi reseller, misalnya."

photo
Pengunjung menikmati liburan di kawasan objek wisata pantai Desa Suak Timah, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Selasa (26/5/2020). Warga tetap ramai mengunjungi objek wisata pantai untuk menghabiskan waktu libur Idul Fitri 1441 Hijriah di mada pandemi Covid-19 - (SYIFA YULINNAS/ANTARA FOTO)

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat