Panitia penerimaan dan penyaluran zakat fitrah menerima pembayaran zakat fitrah di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (18/5). | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Ekonomi

Penghimpunan Zakat Turun, LAZ Perlu Kolaborasi

LAZ perlu serius menggarap pemasaran digital.

JAKARTA – Forum Zakat (Foz) mendorong lembaga amil zakat (LAZ) untuk memperkuat ta’awun atau tolong-menolong antarlembaga. Hal ini dinilai perlu dilakukan untuk menjaga operasional LAZ di tengah masa penurunan penghimpunan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) akibat pandemi Covid-19.

"Bagi LAZ memang situasinya dilema, apakah ia harus memastikan trust dari donatur benar-benar ia jaga, atau ia mengalah dan menempuh langkah-langkah pragmatis demi menjaga kelangsungan lembaganya," kata Sekretaris Jenderal Foz Nana Sudiana kepada Republika, Senin (18/5).

 
Prioritas yang dilakukan LAZ, apakah ia akan mengutamakan operasional amil atau pencapaian target program, saya kira sangat kondisional.
Sekretaris Jenderal Foz Nana Sudiana
 

Nana menyampaikan, Foz bersama LAZ telah merancang tiga skenario kolaborasi. Pertama, kata dia, LAZ besar yang memiliki tingkat penghimpunan donasi tinggi akan menyalurkan bantuan lewat LAZ yang lebih kecil sekaligus memberikan bantuan biaya penyaluran. Kedua, LAZ besar dan mapan yang juga penghimpunannya bagus memberikan bantuan operasional amil zakat lembaga yang kecil dan sedang punya masalah dari sisi biaya operasionalnya.

"Bantuan ini bisa berupa bantuan penguatan lembaga dengan skema dana fi sabilillah atau dengan menggunakan sharing dana amil yang dimiliki," katanya.

Ketiga, model skema kerja sama masing-masing lembaga mengikatkan diri dalam bentuk kerja sama antarlembaga, baik untuk mencari penghimpunan maupun untuk kerja sama penyaluran program.

Berdasarkan data Foz hingga Maret 2020, LAZ dengan penghimpunan dana zakat stabil naik dan bersedia menjadi donor berjumlah 10 LAZ. Ada sekitar 23 LAZ yang menyampaikan operasional tidak terganggu, meski dana penghimpunan turun. Sementara, 21 LAZ menyampaikan operasional terganggu.

Nana mengakui, LAZ dihadapkan pada pilihan untuk mencapai target program atau menyehatkan operasional di tengah masa pandemi Covid-19. 

"Prioritas yang dilakukan LAZ, apakah ia akan mengutamakan operasional amil atau pencapaian target program, saya kira sangat kondisional," katanya.

photo
Warga berdoa usai menunaikan pembayaran zakat fitrah di Masjid Nurul Huda, Kebagusan, Jakarta, Ahad (17/5). Panitia pengumpulan zakat fitrah setempat menggunakan lembaran plastik pembatas, masker, dan cairan pembersih tangan dalam melayani warga yang membayarkan zakat fitrah Ramadhan untuk mencegah penyebaran COVID-19 - (ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA)

Menurut dia, beberapa LAZ skala nasional dan cenderung lebih mapan akan mengambil posisi menjaga keseimbangan antara operasional amil dan pencapaian target program. Namun, untuk LAZ yang lebih kecil akan cenderung mengambil sikap menyelamatkan lembaganya.

Nana mengatakan, donatur atau muzaki penting untuk didengar dan diperhatikan LAZ. Namun, ketika LAZ yang ada menghadapi situasi yang semakin sulit, lembaga harus mengambil tindakan yang paling sesuai situasinya dalam skema jangka pendek. 

Salah satu faktor yang butuh diseriusi oleh LAZ ke depannya adalah kemampuan digital marketing. Semakin baik kualitas pemasaran digital LAZ, maka lembaga itu semakin mampu eksis dan bertahan. FOZ mengarahkan agar LAZ mulai serius menggarap strategi ini agar dapat menjaga kelangsungan operasional. 

Bank Indonesia (BI) mencatat penghimpunan dana sosial termasuk zakat digital terus meningkat dari segmen perorangan di masa pandemi. Mayoritas penggalangan dana dilakukan untuk penanggulangan Covid-19.

Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Diana Yumanita menyampaikan donasi digital lebih banyak berasal dari perorangan daripada perusahaan maupun organisasi. Dana LAZ yang ada di perbankan juga naik 12,8 persen.

"Terjadi peningkatan kegiatan penggalangan melalui digital," katanya.

Sejumlah institusi Islam seperti LAZ melakukan penghimpunan juga melalui lembaga urun dana seperti Kitabisa.com. Di platform itu, tercatat penggalangan dana hingga Rp 2,9 miliar per Maret 2020 dari total target donasi terbuka sekitar Rp 17,54 miliar. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat