Pelajar memberikan ucapan selamat dengan memeluk gurunya seusai upacara peringatan hari guru nasional dan HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di MTsN Model, Banda Aceh, Aceh, Senin (25/11/2019). | IRWANSYAH PUTRA/ANTARA FOTO

Kabar Utama

Terdampak Korona, Guru Harus Dibantu

Guru tetap menjalani kewajibannya mendidik generasi bangsa di tengah pandemi Korona.

 

 

 

JAKARTA -- Lembaga filantropi Rumah Zakat (RZ) telah menetapkan dai dan guru-guru non-ASN dari sekolah Islam sebagai daftar penerima manfaat. Selama Ramadhan 1441 H, RZ akan memberikan bantuan yang diharapkan dapat meringankan beban mereka, terutama pada masa pandemi Covid-19.

 "Nanti sejalan dengan Ramadhan, salah satu program bantuan honor tambahan, ditambah sembako untuk guru-guru ngaji, dai yang memang bukan dai kondang insya Allah ada, dan sedang dijalankan," kata CEO Rumah Zakat, Nur Efendi, Senin (20/4). 

Hingga saat ini, RZ bersama Yayasan Masjid Nusantara telah membantu guru dan dai pada 1.800 titik di sekitar 250 kota dan kabupaten. Setiap bulan, dana yang dikeluarkan mencapai hingga Rp 1,3 miliar. 

Nur Efendi mengatakan, RZ mengupayakan bantuan kepada dai dan guru di setiap kota, tetapi memang belum merata. "Yang kita bantu yang tidak dapat bantuan dari pemerintah sehingga program kita tepat manfaat kepada guru atau penceramah. Kalau sudah dibantu, khawatir tumpang-tindih," kata dia. 

Pengamat zakat Yusuf Wibisono menilai, para tenaga pendidik yang terdampak situasi wabah Covid-19 dimungkinkan menjadi penerima bantuan dari lembaga zakat, terutama lembaga-lembaga zakat yang selama ini mengutamakan program pendidikan.

 "Jadi, dimungkinkan bagi beberapa lembaga zakat yang porsi anggaran program pendidikannya besar. Porsi anggaran ini bisa diperbesar untuk membantu tenaga pendidik yang sekarang jatuh miskin," tutur peneliti senior pada Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia itu.

Yusuf melihat, rata-rata lembaga zakat membagi alokasi dana berdasarkan program. Ada yang mengutamakan program ekonomi, program kesehatan, dan pendidikan. Lembaga yang mengutamakan program pendidikan biasanya membagi porsi yang cukup besar untuk program tersebut, yakni mencapai 50 persen. 

"Lembaga zakat yang selama ini fokus di pendidikan, seperti Rumah Zakat, yang perhatiannya untuk pendidikan cukup besar. Lalu, Rumah Yatim yang arah ke pendidikannya juga besar, atau yang basisnya pesantren, seperti Baitul Maal Hidayatullah, atau juga LazisMu, yang juga sangat kuat menaruh perhatian di program pendidikan," kata dia. 

Menurut Yusuf, untuk membantu para tenaga pendidik yang terdampak wabah Covid-19, lembaga-lembaga zakat harus berani melakukan penyesuaian anggaran. Dia menyarankan agar fleksibel dan tidak rigid dalam mengatur program. Sebab, situasi pandemi sekarang ini tentu tidak bisa disamakan dengan tahun-tahun sebelumnya.

 "Yang tidak terlalu penting bisa ditunda. Misalnya, lembaga yang punya program membangun sekolah, itu tidak usah. Gunakan untuk jaring pengaman tenaga-tenaga pendidik yang jatuh miskin. Harus ada keberanian dari lembaga zakatnya. RKAT-nya (rencana kegiatan dan anggaran tahunan) dibongkar semua. Jangan mengikuti program yang awal tahun," ujar Yusuf. 

Direktur Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS) itu menambahkan, para tenaga pendidik non-ASN sebenarnya kelas menengah yang sekarang tiba-tiba terimpit ekonominya akibat wabah Covid-19. Mereka menjadi mustahik baru yang pada masa normal mereka bukan mustahik. 

Yusuf mengakui, hal ini menjadi persoalan besar karena jumlah mustahik meningkat secara tiba-tiba akibat wabah Covid-19. "Lembaga-lembaga zakat dan sosial, bahkan mungkin termasuk pemerintah, banyak yang belum memperhitungkan besarnya kelompok menengah yang jatuh miskin sekarang ini,’’ katanya. 

Diberitakan sebelumnya, wabah Covid-19 berdampak buruk bagi para guru non-ASN di sekolah-sekolah Islam swasta. Mereka tidak mendapatkan honor dari yayasan sejak wabah ini merebak di Indonesia. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat