Seorang siswa penyandang disabilitas menyelesaikan produksi masker berbahan kain di Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Kota Cimahi, Senin (6/4). | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Siswa penyandang disabilitas menyelesaikan produksi masker berbahan kain di Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Kota Cimahi, Senin (6/4). | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sejumlah siswa penyandang disabilitas menyelesaikan produksi masker berbahan kain di Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Kota Cimahi. | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Siswa penyandang disabilitas melakukan praktek mengenakan masker yang benar di Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Kota Cimahi. | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Siswa penyandang disabilitas didampingi petugas dan guru membagikan bingkisan yang berisi sembako dan masker kepada pegemudi ojek daring di Halaman Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Kota Cimahi, Selasa (7/4). | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sejumlah siswa penyandang disabilitas bersama guru berjalan menuju asrama setelah membagikan bingkisan di Halaman Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Kota Cimahi. | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sejumlah siswa penyandang disabilitas beraktivitas di area wisma di Panti Sosial Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Dinas Sosial Jawa Barat, Kota Cimahi. | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Masker buatan siswa penyandang disabilitas tergantung di tongkat kaki di Panti Sosial Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Dinas Sosial Jawa Barat, Kota Cimahi. | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Bukan Rana

Berbagi Kebaikan Di Tengah Pandemi

Ratusan masker dibagikan penyandang disabilitas kepada tenaga medis dan masyarakat.

Di tengah kabar tenaga medis yang kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) dalam menangani pandemi Covid-19, para siswa penyandang disabilitas binaan Panti Sosial Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Mental Sensorik Netra Rungu Wicara dan Tubuh (PRSPD Mensenetruwitu) Dinas Sosial Jawa Barat, tergerak untuk membantu.

 

Kurang lebih 20 siswa penyandang disabilitas turut bahu-membahu untuk membuat masker bagi para tenaga medis.

 

Keterbatasan fisik bukan halangan bagi mereka untuk memproduksi ratusan masker. Tiap-tiap harinya mereka dapat memproduksi 150 sampai 300 masker. Dalam proses membuat masker, para siswa difabel ini didampingi guru untuk menjaga kualitas masker yang diproduksi.

 

Jangan bayangkan suasana di dalam ruangan produksi itu tenang dan layaknya rumah produksi pada umumnya. Tidak sedikit para siswa berteriak-teriak, ada yang diam saja karena memiliki keterbatasan berkomunikasi, ada pula yang menggunakan bahasa isyarat dalam berkomunikasi.

 

“Saya senang dan sangat bangga walaupun memiliki keterbatasan fisik, saya mampu ikut serta dalam menanggulangi pandemi Covid-19 di Indonesia. Senang bisa membantu, semoga bingkisan kecil dari kami dapat bermanfaat untuk masyarakat,” ucap Novia Umaroh (22) di sela-sela kegiatannya memproduksi masker.

 

Ratusan masker hasil tangan para penyandang disabilitas ini dibagikan secara cuma-cuma kepada tenaga medis yang bertugas untuk menangani pasien Covid-19 di puskesmas dan rumah sakit. Selain itu, masker juga dibagikan kepada pengemudi ojek daring, supir angkot, pedagang dan masyarakat yang memerlukan.

 

Kebaikan kecil yang dilakukan oleh siswa penyandang disabilitas ini diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk senantiasa berbuat baik dalam kondisi apapun. Karena sejatinya pandemi Covid-19 bukan alasan untuk berhenti berbagi.  ';