Wakil Ketua Umum DMI Syafruddin. | Republika

Wawasan

Masjid Jadi Pusat Bantuan

Wawancara Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin

Menjelang Ramadhan pada masa pandemik ini, masjid-masjid di seluruh Indonesia, terutama di zona merah penularan akan berfungsi tak seperti biasanya. Bagaimana agar peran masjid tak hilang dan justru kian krusial pada masa-masa seperti ini? Wartawan Republika Fuji Eka Permana mewawancarai Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin terkait hal itu. Berikut petikannya.

Bagaimana persiapan masjid-masjid menyambut Ramadhan dalam keadaan pandemi seperti sekarang?

DMI sudah berkoordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sudah mulai diimplementasikan oleh masjid-masjid dan seluruh umat Islam di Indonesia. Terkait itu DMI mengeluarkan Tarhib Ramadhan 1441 Hijriyah.

Ada tujuh poin yang akan disampaikan. Pertama, menyeru seluruh umat beragama pada umumnya dan khususnya umat Islam untuk bersama-sama menghormati dan memuliakan hadirnya bulan suci Ramadhan.  Kepada seluruh umat Islam senantiasa menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan dengan khusus dan khidmat sehingga mencapai tingkat menjadi orang yang terbaik di sisi Allah. Meski dalam keadaan musibah dan penyakit Covid-19, tapi ibadah puasa dan ibadah Ramadhan tetap bisa kita laksanakan.

karena Ramadhan tahun ini masyarakat menghadapi pandemi virus korona atau Covid-19, kita tetap melaksanakan apa yang telah kita sepakati dan yang sudah dicanangkan pemerintah. Bahwa kita tetap melaksanakan physical distancing, karenanya di berbagai bentuk forum, tarawih, tadarus dan tausiyah Ramadhan dilaksanakan dalam lingkup keluarga. Jadi tetap seperti fatwa MUI, seperti yang diasampaikan pemerintah dan sudah dijabarkan serta diterapkan oleh DMI.

Bagaimana agar penerapan jaga jarak tersebut tak mengurangi ukhuwah?

Meski menegakan prinsip menjaga jarak fisik, umat Islam senantiasa tetap meperkuat rasa persaudaraan dan empati kita kepada seluruh masyarakat. Terutama masyarakat yang kekurangan karena kehilangan pekerjaan atau tak bisa keluar rumah karena mencari nafkah.

Kemudian karena pekerjan semakin sulit didapatkan maka saatnya kita menjaga ukhuwah Islamiyah, hubungan sesama manusia yang baik, gotong royong, yang kelebihan harta membantu yang lain, dan bersatu padu satu sama lain.

 
Kemudian karena pekerjan semakin sulit didapatkan maka saatnya kita menjaga ukhuwah Islamiyah. 
 

DMI juga menyatakan prihatin yang mendalam kepada seluruh bangsa indonesia yang terdampak Covid-19 dan yang positif terjangkit Covid-19. Serta yang ODP, PDP, tenaga medis dan yang kehilangan pekerjaan karena lahan pekerjaan tertutup .

Apa yang harus dilakukan para pengurus masjid pada masa-masa seperti ini?

Seluruh dewan kerukunan masjid takmir masjid, marbot  masjid, pengurus masjid di berbagai tingkat seluruh Indonesia harus menghadirkan kesyahduan dan kehidmatan  suara masjid di tengah suasana keperihatinan ini. Bisa melalui pengeras suara yang bersifat seruan  untuk membantu satu sama lain, menghadirkan kehidmatan, serta rasa kebersamaan antar umat. Ini bisa melalui seruan di masjid.

Kemudian bisa menyampaikan seruan melalui masjid untuk tetap menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan. Masjid-masjid kumandangkan itu.

photo
Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia Syafruddin memberikan penjelasan saat berkunjung ke Kantor MUI, Jakarta, Jumat (1/11). (Republika/Putra M. Akbar)

Bagaimana dengan peran masjid secara sosial meringankan beban jamaah?

Kita tetap selalu meneladani Nabi Muhamamd SAW. DKM, takmir, dan pengurus masjid tetap menyiapkan masjid untuk menghimpun dan mendistribusikan zakat mal, harta, zakat fitrah , dan sebagainya. Bahkan masjid bisa menjadi penampungan logistik, pusat logistik dan pendistribuasian logistik, sekaligus bisa menjadi dapur umum bagi kepentingan umat selama bulan suci Ramadhan.

Ada panduan soal masjid dijadikan sebagai pusat-pusat bantuan warga tersebut?

Dalam keadaan sekarang ini di hari hari kedepan manakala kondisi korona berkembang terus, yang positif, sakit dan korban dan lain-lain tentu apalagi aturan yang sudah kita sepakati bersama peerintah dan seluruh rakyat indonesia, untuk kita tinggal di rumah, physical distancing, sosial distancing, tentu banyak lahan pekerjan yang tertutup. Kepentingan logisitik akan terbatas bahkan kekurangan, oleh karena itu saya sarankan untuk masjid dijadikan tempat penampungan dan pendistribusian bantuan.

Ini karena penyebaran masjid sangat besar, sampai 800 ribu sampai 900 ribu masjid di Indonesia. Terlebih sekarang penyakit ini sudah sampai ke desa-desa akibat ergerakan manusia dari kota ke desa-desa. Walaupun mudik dilarang, tapi sudah ada banyak yg mudik. Ssekarang buktinya sekitar 60 persen sampai 70 persen (wilayah Indonesia) sudah terpapar virus, tidak menutup kemungkinan akan terus menyebar ke desa-desa.

Untuk antisipasi itu, karena masjid ada di desa dan dusun, jangkauannya bisa meluas. Kalau kontribusi struktur pemerintahan hanya sampai kelurahan dan bantuan disalurkan ke sana hanya terfokus di satu titik , maka masjid tersebar di dusun-susun (bisa menyalurkan.

DMI juga telah meluncurkan dapur umum di Islamic Center Jakarta (di Jakarta Utara). Harapannya seluruh masjid di indonesia bisa melakukan itu sesuai kemampuan.

Hamba Allah yang berlebihan bersiap membantu. Masjid tempat orang orang bertakwa, berperilaku adil, dan ikhlas. Kepercayaan masyarakat manakala masjid mengelola ini semua akan sangat tinggi. Saya tak membandingkan dengan yang lain, tapi masjid pasti orang percya karena di sana tempat berkumpulnya orang bisa dipercaya. Masjid juga bisa memecah konsentrasi jumlah masyarakat yang dibantu. Kita sudah mencanangkan masjid-masjid , dengan bantuan yang ada, dari hamba Allah, masyarakat yang kelebihan bisa melalui masjid  mendistribusikan makanan siap saji atau sembako.

Artinya sumber daya masjid bisa digerakkan?

Saya mengimbau ke masyarakat, tolong, daripada mencari tenaga dan relawan mengeluaran biaya besar, lebih baik salurkan ke masjid karena sudah siap semuanya. Anak remaja masjid ini jumlahnya 1,8 juta tidak perlu di rekrut lagi. Tak perlu digaji dan dibiayai lagi karena mereka siap dengan tenaga dan pikiran.

Bagaimana dengan materi-materi siraman ruhani yang biasanya didapatkan warga selama Ramadhan jika tak ada majelis di masjid?

Itu maksud dari instruksi pemerintah untuk menjaga physical distancing. Selama ini masjid sudah melaksanakan itu, tidak ada lagi masjid berkumpul, di Masjid Istiqlal juga tidak menyelenggarakan shalat Jumat dan taraweh .

Ustad dan dai banyak diskusi dengan saya menggunakan teknologi digital, video conference. Sudah kita rapatkan dengan seluruh pengurus masjid di daerah melalui fasilitas Zoom dan video conference minggu lalu. Saya sudah menyampaikan dengan kemampuan masing masing untuk melakukan dakwah melalui online dan teknologi.

Saya rasa semua sadar sekarang , masyarakat semakin harus semakin mengerti tentang penyakit ini , persebaran tak memilih orang, itu saja Masjidil Haram dan Masjid Nabawi sangat dibatasi padahal Kakbah itu sentral ibadah. Kita ikut saja, ini semua ujian dari Allah. Allah memberi ujian, Allah yang akan mengangkat. n 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat