Bantuan untuk RSU Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (17/4). | Republika/Putra M. Akbar

Kabar Utama

'Bantuan APD Membuat Kami Tenang' 

Banyak donatur yang memberikan uangnya dalam jumlah besar dan tanpa mau diketahui namanya.

 

Ada banyak kisah pelik yang terjadi di RSUD Kabupaten Tangerang saat awal-awal mewabahnya virus korona baru (Covid-19). Para tenaga medis pun sempat kewalahan menangani pasien. 

Direktur RSUD Kabupaten Tangerang Naniek Isnaini menceritakan, pernah suatu ketika ada pasien yang dirujuk dari RS lain tanpa konfirmasi terlebih dahulu. Pasien itu ditinggal begitu saja di depan emperan instalasi gawat darurat (IGD). 

"Padahal saat itu kami belum punya kamar khusus. Ada juga ibu bersalin yang ternyata PDP (pasien dalam pengawasan) sehingga kami harus menyiapkan ruang khusus. Ketika itu masalah terus bergulir dan perlu pemikiran cepat," kata Naniek seusai acara penyerahan bantuan alat pelindung diri dari BPJS Kesehatan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan Republika, di Sekretariat RSUD Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Banten, Jumat (17/4).

Naniek menuturkan, RSUD Kabupatan Tangerang sebenarnya sudah menyiapkan berbagai langkah untuk menangani Covid-19 sejak Februari. Namun, di saat pihaknya masih menyiapkan sarana dan prasarana penanganan, kasus Covid-19 terus bermunculan. Kondisi ini membuat para tenaga medis di RSUD Kabupaten Tangerang membutuhkan lebih banyak stok APD. 

Ia mengatakan, hingga saat ini sudah ada lebih dari 900 pasien Covid-19 yang ditangani pihaknya. Adanya bantuan dari berbagai pihak, termasuk bantuan dari BPJS, Republika dan IDI menjadi pemacu semangat bagi tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya.

photo
Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaedi, bersama Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Desiriana Dinardianti, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris, Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten Tangerang Naniek Isnaini, (dari kiri) melihat bantuan alat kesehatan di RSU Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (17/4). - (Republika/Putra M. Akbar)

"Kami berterima kasih kepada Republika, BPJS dan IDI untuk bantuan penambahan APD di RSUD Kabupaten Tangerang. Dengan adanya bantuan kami bisa merasa tenang dalam bertugas dan melayani pasien kami."  

Menurutnya, alat pelindung diri di RSUD berkat adanya bantuan dari berbagai pihak bisa bertahan hingga satu bulan ke depan. Namun, masker N95 yang juga menjadi perlengkapan paling dibutuhkan, jumlahnya hanya bisa bertahan hingga 10 hari ke depan. 

"N95 ini kami perkitakan hanya bisa bertahan dampai 10 hari ke depan. Dengan adanya bantuan ini, membuat kami merasa tenang melayani masyarakat," ungkapnya.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris mengatakan, bantuan ini merupakan realisasi penggalangan dana melalui Gerakan Gotong Royong Bantu Tenaga Kesehatan Cegah Corona (Gebah Corona). Langkah ini diambil sebagai wujud dukungan kepada tenaga medis dalam menangani Covid-19.

"Mungkin bantuan ini tidak mencukupi, tapi lihat spirit, semangat kita untuk membangun soliditas, solidaritas dari semua pihak agar semua saling bantu. Kita ingin menggerakkan energi positif dan berhenti saling menyalahkan karena kita menghadapi persoalan yang sama," ujarnya.

photo
Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris bersama Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaedi, Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten Tangerang Naniek Isnaini, Kepala Dinas Keehatan Kabupaten Tangerang Desiriana Dinardianti (dari kedua kiri) saat penyerahan bantuan alat kesehatan di RSU Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (17/4). - (Republika/Putra M. Akbar)

Melalui gerakan Gebah Corona, sebanyak 500 masker, 500 sarung tangan karet, 50 pakaian hazmat lengkap. dan satu unit kipas angin disinfektan diberikan ke RSUD Kabupaten Tangerang yang merupakan rumah sakit rujukan Covid-19 di Provinsi Banten Tersebut. 

Ia menuturkan, Gebah Corona juga akan memberi bantuan APD bagi tenaga medis lain di berbagai fasilitas kesehatan lainnya di Jabodetabek.  "Ini kegiatan berkelanjutan dari tiga pihak, BPJS, Republika dan IDI. Kita inisiasi sejak Presiden mengatakan ada kasus positif di Indonesia dan banyak berita kalau tenaga kesehatan membutuhkan APD," jelasnya.

Fahmi menjelaskan, bantuan yang diserahkan BPJS merupakan murni berasal dari sumbangan karyawan BPJS dan tidak menggunakan uang dari lembaganya. "Secara internal, kami menggugah karyawan untuk menyisihkan sedikit uangnya, untuk gotong royong bersama, tanpa menggunakan uang institusi sama sekali," jelasnya.

Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi mengatakan, bantuan ini merupakan wujud solidaritas masyarakat Indonesia di tengah masa-masa sulit Covid-19. Ia menuturkan banyak donatur yang memberikan uangnya dalam jumlah besar dan tanpa mau diketahui namanya.

"Banyak masyarakat yang menyumbangkan uangnya, Rp 5 juta, Rp 10 juta dengan anonim atau tanpa mau disebutkan namanya, ini luar biasa," katanya. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat