dr Anna Rozaliyani Sp P | Dokumen Pribadi

Uswah

Bertaruh Nyawa di Tengah Wabah Korona

Hikmah yang luar biasa yang dapat diambil dari hadirnya wabah Covid-19 ini.

Oleh Dr Anna Rozaliyani Sp P

Oleh IMAS DAMAYANTI

Wabah korona belum juga berakhir. Ribuan pasien terhitung masuk ke rumah sakit dan tempat isolasi. Tenaga medis, sebagai garda terdepan penanggulangan pandemi, harus mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan mereka yang terinfeksi.

Dr Anna Rozaliyani Sp P harus menghabiskan hari-harinya untuk mengobati pasien terinfeksi. Wakil Ketua Pusat Mikosis Paru Indonesia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)-RS Persahabatan ini membagi kisah mengenai perjuangan para tenaga medis yang menanggulangi Covid-19.

Selama masa Pandemi Covid-19 berlangsung, terjadi lonjakan kasus pasien yang harus dirawat. Data terakhir hingga berita ini ditulis, kasus positif Covid-19 sudah mencapai lebih dari 5.000 pasien. Fakta itu membuat semua tenaga medis, baik dokter umum, spesialis, paramedis, maupun staf rumah sakit harus bekerja ekstrakeras. Terlebih, bagi dokter spesialis paru yang memang memiliki spesialisasi pengobatan dalam bidang penyakit pernapasan.

Anna sadar tugas yang diembannya tidak sederhana. "Ketika semua orang diminta stay at home untuk melakukan aktivitas di rumah, tenaga kesehatan seperti kami harus keluar dan melaksanakan tugas kemanusiaan," ujar Ana saat berbincang dengan Republika melalui sambungan telepon, belum lama ini.

Dia menegaskan, tenaga medis dan tenaga kesehatan kewalahan jika harus menangani semua kasus Pandemi Covid-19. Menurut Anna, jumlah tenaga dan fasilitas kesehatan yang dimiliki saat ini amat terbatas. Untuk meringankan beban para tenaga medis, dia mengajak kepada semua pihak untuk bersama-sama bersatu dan memainkan  perannya masing-masing dengan baik.

 
Sungguh Allah Maha Pelindung dan sebaik-baiknya Penolong.
Dr Anna Rozaliyani Sp P
 

Menurut Anna, tindakan pencegahan dalam skala besar merupakan langkah strategis yang harus dilakukan. Mobilitas warga harus dibatasi untuk mencegah penyebaran Covid-19. “Pada posisi ini, justru masyarakatlah yang berperan sebagai garda terdepan dalam membatasi penyebaran Covid-19 itu sendiri. “Tetaplah di rumah, beraktivitas dari rumah, itu langkah konkretnya,” ujarnya.

Di sisi lain, dia meminta pemerintah untuk tegas melaksanakan pembatasan mobilitas penduduk. Sering kali imbauan tak cukup efektif bagi masyarakat. Pemerintah pun diminta  hadir dan bertanggung-jawab menjamin ketersediaan kebutuhan pokok serta kelangsungan hidup masyarakat selama masa pembatasan mobilitas berlangsung.

Tak hanya kepada pemerintah, pihaknya juga memberi catatan kepada masyarakat untuk menjadikan kondisi ini untuk mempererat solidaritas dan kepedulian sosial. Masyarakat dengan kategori mampu harus peduli dengan masyarakat yang berkekurangan. Mereka yang sehat pun, kata Anna, harus peduli dengan nasib keluarga pasien yang terdampak Covid-19.

 

photo
Dr Anna Rozaliyani (paling kanan). - (Dok Pribadi)

Anna menjelaskan, peran dokter ahli paru sangat penting dalam pandemi. Terlebih lagi,  di rumah sakit rujukan Covid-19. Berbagai tantangan bagi tenaga medis dihadapi, tak terkecuali dari jumlah alat pelindung diri (APD) yang terbatas. “Tak jarang kami menggunakan APD hasil modifikasi, seperti jas hujan atau face shield, manual agar dapat menjaga keamanan dan keselamatan kami selama bekerja,” ujar dia.

Tim Medis Covid-19 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) terus berupaya aktif sejak awal persiapan RSPD Wisma Atlet pada Maret silam hingga saat ini. Para dokter ahli paru yang tergabung dalam tim tersebut saling bertugas secara bergiliran. “Kami saling mendukung, bertukar pikiran, dan sesekali melepas ketegangan dan kelelahan dengan canda dalam bertukar cerita. Tak lupa, kami juga saling menasihati, terutama ketika ketegangan dan kelelahan kadang memicu emosi," ungkap dia.

Akibat virus itu, puluhan  tenaga medis dan paramedis gugur dalam menanggulangi wabah tersebut di garda terdepan. Menurut dia, sebagian dari mereka yang gugur karena terinfeksi itu hanya mengenakan APD seadanya. Mereka yang gugur saat menunaikan tugas kemanusiaan sejatinya adalah pahlawan bangsa. Dalam konteks agama Islam, kata dia, mereka yang wafat pada masa wabah termasuk dari golongan para syuhada dan akan mendapat yang terbaik di sisi-Nya.

Dia pun meminta kepada pemerintah untuk bertanggung jawab dalam menjamin ketersediaan APD demi keselamatan para petugas kesehatan di garda terdepan.

 

Hikmah di balik musibah

Dr Anna mengungkapkan, di dalam Islam,  makna kesehatan bukan hanya sebatas dimensi fisik, melainkan mencakup kesehatan jiwa (ruhiyah) dan kesehatan sosial. Untuk itu, semua dimensi tersebut perlu dijaga dan dipenuhi kebutuhannya secara seimbang. Setiap upaya menjaga kesehatan sejatinya  bermuara pada upaya menjaga kelangsungan hidup manusia.

Muslimah yang bercita-cita menjadi dokter sejak kecil ini mengatakan, terdapat hikmah yang luar biasa yang dapat diambil dari hadirnya wabah Covid-19 ini. Sejak pandemi berlangsung, banyak orang berhati mulia dari berbagai elemen, baik itu dari lingkup tenaga kesehatan maupun masyarakat itu sendiri.

Anna mengaku, para tenaga medis memang kerap dibayangi kekhawatiran dan ketakutan akibat ancaman bahaya penularan. Namun, berbekal doa, nasihat, dan dorongan semangat dari para sahabat, pasien, hingga masyarakat, semangat untuk bangkit kembali coba dinyalakan. “Sungguh Allah Maha Pelindung dan sebaik-baiknya Penolong. Hanya kepada-Nya kita semua kembali,” kata dia menjelaskan.

 

PROFIL

Nama lengkap: Anna Rozaliyani

Riwayat pendidikan: FKUI (1991-1997), program magister biomedik FKUI (2001-2004), program spesialis pulmonologi FKUI (2005-2009), program doktoral ilmu kedokteran FKUI (2011-2015).

Riwayat pekerjaan: Sekretaris Majelis Kehormatan Elit Kedokteran Pusat IDI (2015-2021), Ketua Kelompok Kerja Mikosisi Paru PDPI, Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Paru Cabang Jakarta (2017-2020), Sekretaris Tim Medis Covid-19 PDPI (2020), Ketua Departemen Parasitologi FKUI (2017-sekarang).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat