Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir | Wihdan/Republika

Opini

Kiprah Muhammadiyah

Harapan Muhammadiyah agar semua elite dan warga bangsa tetap ikhlas, semangat, gembira, optimistis, dan menjaga kesehatan.

Oleh Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah

Muhammadiyah selalu hadir ketika bangsa dan kemanusiaan semesta memanggil kala ada masalah. Demikian halnya ketika pandemi Covid-19 menjadi musibah yang melanda Indonesia dan dunia.

Sejak 2 Maret 2020, Pimpinan Pusat Muhammadiyah memulai gerak menghadapi pandemi Covid-19 secara masif dan tersistem. Lalu, dibentuk Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) yang melibatkan semua elemen.

Pimpinan Pusat Aisyiyah pun bergerak. Lazismu yang memobilisasi ZIS, menyangga bersama. PWM-PWA sampai PRM-PRA didukung semua unsur, serentak mengambil langkah nyata. Bukan dengan banyak kata di medsos.

Semuanya melangkah seirama dari pusat sampai wilayah, daerah, cabang, dan ranting secara bersama. Saat itu Muhammadiyah yang paling awal bergerak, termasuk mengeluarkan fatwa-fatwa keagamaan.

Dengan rasa syukur dan tanpa riya, Muhammadiyah di garda depan. Langkah Muhammadiyah diapresiasi pemerintah, satu di antaranya dr Corona Rintawan yang semula ketua MCCC ditarik ke BNPB Pusat untuk membantu gugus tugas pemerintah tangani Covid-19.

Terima kasih dari masyarakat juga dialamatkan kepada Muhammadiyah, meski dengan kerendahan hati kami merasa belum optimal berkiprah sebagai jalan ibadah.

Kiprah inklusif

MCCC sejak dibentuk dengan semua elemennya dari pusat sampai wilayah dan daerah, luar biasa geraknya. Kiprahnya didukung kinerja, data, dan sistem teknologi informasi yang bagus dengan dukungan Pusat Syiar Digital Muhammadiyah.

MCCC telah mengoordinasikan gerak melawan korona di 64 RS Muhammadiyah dan Aisyiyah. RSM PKU Gombong bahkan mengubah Rusunawa Muhammadiyah menjadi pusat penanganan Covid-19.

Menurut wakil bupati Kebumen, tidak kalah dengan fasilitas Wisma Atlet Jakarta milik pemerintah.

Aisyiyah dan semua komponen persyarikatan dari pusat sampai di bawah, bersinergi menghadapi musibah besar ini. Secara khusus, Aisyiyah berkiprah dalam program sosial-ekonomi yang dirasakan manfaatnya warga di akar rumput.

Baik Muhammadiyah maupun Aisyiyah di luar negeri melalui PCM dan PCIA, seperti di Malaysia, Taiwan, AS, Jerman, Arab Saudi, Mesir, dan lain-lain melakukan peran secara bersinergi.

Khusus di Malaysia, PCIM bersama Aliansi Organisasi-Organisasi Masyarakat Indonesia di Malaysia malah memberi masukan agar Pemerintah Indonesia benar-benar memperhatikan nasib TKI-pekerja migran yang berat beban masalahnya.

Muhammadiyah gencar membela tenaga kesehatan yang luar biasa berkhidmat, berempati pada korban positif dan meninggal. Selain itu, terus mengedukasi warga yang masih berpandangan negatif kepada pasien dan menolak pemakaman jenazah terkait korona.

Semua gerak Muhammadiyah menghadapi musibah korona membuktikan kiprah amaliah kemanusiaan yang inklusif seperti diajarkan KH Ahmad Dahlan tentang Al-Ma'un ataupun misi risalah dakwah Nabi Muhammad untuk menebar rahmatan lil-'alamin.

Kesadaran rohaniah

Muhammadiyah dengan kiprah menghadapi wabah korona itu membuktikan, amaliah nyata tak kenal lelah dan nirpamrih untuk bangsa dan kemanusiaan semesta dengan spirit Islam berkemajuan yang rahmatan lil-'alamin.

Jangan menganggap apa yang dikerjakan Muhammadiyah itu bersifat praktis belaka. Semuanya lahir dari jiwa tauhid, iman takwa, ihsan, dan ilmu dalam wujud amal saleh yang bersifat memecahkan masalah.

Muhammadiyah berterima kasih bila dihargai pihak lain, tetapi kalau tidak diapresiasi pun tetap beramal kebajikan yang memberi maslahat bagi kehidupan manusia dan lingkungannya.

Percayalah, Allah sesuai janji-Nya akan memberi kehidupan dan pahala terbaik bagi siapa pun orang beriman yang beramal saleh (QS An-Nahl: 97).

Muhammadiyah juga mengapresiasi pemerintah dan semua komponen bangsa yang bekerja maksimal dalam menangani pandemi Covid-19. Mari terus bangun kerja sama dan optimisme dalam mengatasi musibah ini.

Jauhi sikap negatif saling menyalahkan dan melemahkan yang kian menambah berat masalah. Para elite hindari pernyataan dan langkah kontroversial yang menambah beban dan kegaduhan di tengah bangsa dan umat sedunia sedang hadapi ujian berat ini.

Fokus di tengah menghadapi pandemi justru menunjukkan jiwa kenegarawanan dan jauhi pemanfaatan situasi yang merugikan kehidupan bersama. Jangan memperkeruh keadaan dengan berselancar pernyataan dan tindakan yang menuai resah di jiwa rakyat.

Para wakil rakyat dan pejabat negara penting mengasah rohani agar jiwa kenegarawanannya hidup dan tidak mati rasa di tengah rakyat yang tengah hadapi musibah berat ini.

Radar rohaniah dan intelektual pejabat serta elite negara dan kekuatan bangsa penting dipertajam, agar menghasilkan kebijakan dan langkah yang maslahat bagi bangsa serta tidak menimbulkan mudarat bagi masa depan Indonesia.

Warga bangsa juga diminta makin dewasa dan menunjukkan jiwa kebersamaan. Jangan lagi ada penolakan terhadap sesama saudara yang positif dan meninggal terkait korona. Saatnya tunjukkan kegotongroyongan di dunia nyata, bukan di keindahan kata-kata.

Harapan Muhammadiyah agar semua elite dan warga bangsa tetap ikhlas, semangat, gembira, optimistis, dan menjaga kesehatan. Ikhtiar, doa, sabar, dan kebersamaan menjadi penting untuk terus digelorakan.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah berterima kasih kepada semua pihak, semoga Allah SWT memberi perlindungan dan pahala-Nya yang terbaik. n

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat