Ekonomi
Industri Asuransi Perkuat Pengelolaan Risiko
Sinergi underwriting dan klaim menjadi kunci menghadapi peningkatan risiko.
JAKARTA — Lonjakan biaya kesehatan global menandai ketimpangan akses layanan yang semakin lebar dan mendorong kebutuhan mendesak akan pengelolaan risiko yang lebih kuat di sektor asuransi. Laporan 2024 Global Health Expenditure Report dari WHO memperkirakan 4,5 miliar penduduk dunia masih belum memperoleh layanan kesehatan dasar, sementara 2 miliar lainnya tertekan secara finansial akibat biaya medis yang kian berat.
Kondisi ini memberi tekanan ganda bagi masyarakat dan industri asuransi yang dituntut menjaga stabilitas portofolio di tengah risiko kesehatan yang terus naik.
Di Indonesia, tantangan serupa muncul melalui perubahan regulasi credit life, meningkatnya kompleksitas klaim pada produk kesehatan kelompok dan individu, serta kenaikan biaya layanan kesehatan.
Dinamika tersebut menempatkan fungsi underwriting, klaim, dan aktuaria pada posisi strategis untuk memperkuat ketahanan industri asuransi jiwa. Indonesia Re melihat perlunya pendekatan yang lebih terintegrasi, adaptif, dan berbasis data agar pengalaman risiko dapat diterjemahkan menjadi kebijakan nyata yang menjaga keberlanjutan portofolio.
Menjawab kondisi tersebut, Indonesia Re menyelenggarakan Indonesia Re Operation Seminar (IOS) 2025 bertema “Enhancing Industry Profitability Through Synergy Between Underwriting and Claims: From Experience Study to Implementation.”
Seminar yang berlangsung 17–18 November 2025 di Bogor ini mempertemukan para mitra ceding reasuransi jiwa untuk memperkuat sinergi dalam menghadapi tekanan risiko yang semakin kompleks.
Selama dua hari, forum ini membahas strategi kolektif untuk memperkuat kualitas portofolio industri melalui integrasi data dan penerapan hasil experience study.
Direktur Teknik Operasi Indonesia Re, Delil Khairat, menegaskan besarnya potensi data industri asuransi jiwa yang belum sepenuhnya diterjemahkan menjadi kebijakan terukur. Ia menilai sinergi underwriting dan klaim menjadi kunci menghadapi peningkatan risiko sekaligus menjaga profitabilitas di tengah biaya kesehatan yang terus melonjak.
“Industri kita kaya akan data, tetapi data sering kali berhenti sebagai laporan. Melalui forum ini, Indonesia Re ingin memastikan bahwa hasil experience study diubah menjadi keputusan bisnis yang memperkuat profitabilitas,” ujarnya.
Rangkaian diskusi IOS 2025 mengulas berbagai studi kasus mulai dari mitigasi risiko underwriting, pola kenaikan risiko dan loss ratio pada produk kesehatan individu, hingga transformasi fungsi klaim menjadi unit strategis yang menentukan arah industri.
Pembahasan juga mencakup pemanfaatan predictive insight, integrasi data, serta feedback loop sebagai langkah memperkuat ketepatan keputusan bisnis.
Melalui forum ini, Indonesia Re menegaskan komitmennya menjadi mitra strategis dalam memperkuat kapasitas manajemen risiko asuransi jiwa nasional agar selaras dengan meningkatnya tantangan kesehatan global.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
