Seorang anak laki-laki melihat tenda darurat untuk pengungsi Palestina yang membentang di sebuah daerah di Zawaida, di Jalur Gaza tengah, Sabtu, 1 November 2025. | AP Photo/Abdel Kareem Hana

Internasional

Gencatan Senjata Belum Hentikan Kekejaman Israel

Israel masih membatasi bantuan menjelang musim dingin di Gaza.

GAZA – Tentara pendudukan Israel melakukan penghancuran besar-besaran terhadap rumah-rumah warga Palestina di Kota Gaza dan Khan Younis pada Ahad, meskipun perjanjian gencatan senjata sedang berlangsung. 

Menurut koresponden WAFA, pasukan Israel melancarkan serangan gencar di timur Kota Gaza sekaligus menghancurkan bangunan tempat tinggal di lingkungan Al-Zaytoun dan Al-Shujaiya, di mana gumpalan asap tebal terlihat membubung dari daerah sasaran. 

Di Khan Younis timur, di Jalur Gaza selatan, tembakan artileri dan tembakan Israel juga terus berlanjut, disertai dengan pembongkaran beberapa bangunan tempat tinggal. Selain itu, pesawat tempur Israel melancarkan tiga serangan udara di Rafah, di Gaza selatan.

Seorang pria Palestina juga syahid pada Ahad akibat tembakan pesawat tak berawak Israel di lingkungan Shujaiya, sebelah timur Kota Gaza. 

Sejak dimulainya agresi Israel pada Oktober 2023, jumlah korban tewas di Jalur Gaza meningkat menjadi 68.858 orang, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, sementara 170.664 lainnya luka-luka. 

Sejak perjanjian gencatan senjata mulai berlaku pada 11 Oktober bulan lalu, 226 warga Palestina syahid dan 594 luka-luka. Tim penyelamat juga telah menemukan 499 jenazah dari reruntuhan, dan 30 jenazah telah dikembalikan oleh otoritas Israel, sehingga jumlah total jenazah yang ditemukan menjadi 225.


Pembukan Rafah

Sementara, ketika ribuan warga Palestina menantikan pembukaan kembali perbatasan Rafah, gambar-gambar satelit baru-baru ini menunjukkan adanya aktivitas di sekitar perbatasan tersebut. Hal ini mengindikasikan persiapan untuk memulai kembali operasi di bawah pengaturan lapangan yang menunjukkan hampir seluruh kendali militer Israel.

Aljazirah telah menganalisis citra satelit resolusi tinggi yang diambil antara tanggal 14 dan 24 Oktober untuk memantau perubahan di penyeberangan Rafah di sisi Palestina, sehubungan dengan diskusi mengenai pembukaan kembali penyeberangan tersebut di tengah penundaan yang dilakukan Israel.

photo
Terpenjara di Gaza - (Republika)

Membandingkan gambar dari tanggal 14 Oktober dengan gambar dari tanggal 24 Oktober, tampaknya ada konstruksi baru di dalam area penyeberangan, di samping apa yang diyakini sebagai pembatas dan gerbang untuk mengatur pergerakan kendaraan yang masuk dan keluar Jalur Gaza.

Pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza masih sangat dibatasi meskipun ada perbaikan dalam distribusi makanan, kata PBB. PBB melaporkan Kamis lalu bahwa hanya 149 truk yang diturunkan di penyeberangan Gaza pada hari sebelumnya, terhambat oleh rute yang padat dan penundaan yang terus-menerus oleh tentara Israel. 

Kantor media Gaza mengatakan rata-rata hanya 145 truk bantuan per hari yang memasuki Gaza sejak gencatan senjata dimulai, jauh dari jumlah 600 truk yang disepakati. Pergerakan kargo dibatasi oleh apa yang digambarkan PBB sebagai “Koridor Philadelphi yang sangat padat dan sempit”, yang tidak cocok untuk konvoi besar. Organisasi-organisasi kemanusiaan terus menghadapi penolakan Israel terhadap rute alternatif ke penyeberangan Karem Abu Salem.

Pengiriman tersebut meliputi 293 truk makanan, 220 truk pengangkut barang umum, enam truk bahan bakar, dan empat truk untuk sektor kesehatan, serta suku cadang, peralatan, dan berbagai perlengkapan dalam jumlah terbatas.

photo
Warga Palestina menunggu untuk menerima sumbangan makanan di dapur komunitas di Kota Gaza, Kamis, 23 Oktober 2025. - (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Sementara itu, sistem kesehatan di Gaza masih berada di ambang kehancuran. Munir al-Barsh, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, mengatakan kepada Aljazirah bahwa pihak berwenang Israel terus memblokir masuknya obat-obatan dan pasokan medis serta menghalangi bantuan kemanusiaan internasional.

Saat musim dingin semakin dekat, kekhawatiran meningkat bahwa kondisi kemanusiaan di Gaza yang sudah buruk akan semakin memburuk. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan bahwa pasokan tempat penampungan musim dingin—yang cukup untuk satu juta orang—masih dilarang memasuki Jalur Gaza karena pembatasan yang dilakukan Israel.

Alaa El-Din Al-Batta, wali kota Khan Yunis dan wakil presiden Persatuan Kota di Jalur Gaza, mengatakan kepada Aljazirah bahwa hampir 900.000 pengungsi saat ini tinggal di kamp-kamp karena kekurangan barang-barang penting.

Dia mencatat bahwa tidak ada tindakan nyata yang diambil untuk meringankan penderitaan mereka sehari-hari, dan menekankan bahwa Gaza sangat membutuhkan tenda, semen, dan suku cadang untuk alat-alat berat.

Gencatan senjata tersebut, yang mulai berlaku pada 10 Oktober berdasarkan rencana yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump, menyerukan diakhirinya perang, penarikan bertahap Israel, pertukaran tahanan bersama, dan aliran bantuan kemanusiaan segera ke Gaza.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat