
Internasional
Abaikan Permintaan Trump, Israel Semakin Membabi-Buta di Gaza
Warga Gaza taguh janji Trump setop serangan Israel.
GAZA – Israel terus melawan permintaan Presiden AS Donald Trump agar menghentikan serangan selepas Hamas menunjukkan sikap positif terhadap proposal gencatan senjata. Hingga Ahad pengeboman mematikan terus dilakukan Israel di Gaza.
Sejak fajar pada Ahad, tentara Israel telah mengintensifkan serangannya di sebagian besar wilayah Jalur Gaza, khususnya lingkungan di Kota Gaza, yang mengakibatkan kematian dan cederanya warga Palestina.
Aljazirah melansir, Rumah sakit Gaza melaporkan 11 warga Palestina syahid akibat tembakan Israel di berbagai wilayah sejak fajar hari ini, termasuk empat pekerja bantuan di Jalur Gaza selatan.
Warga Palestina yang menunggu bantuan syahid akibat tembakan pasukan pendudukan Israel di dekat pusat distribusi di barat laut Rafah, di Jalur Gaza selatan, menurut Layanan Darurat dan Ambulans.
Beberapa warga Palestina terluka dalam serangan udara Israel yang menargetkan bangunan tempat tinggal di dekat Persimpangan Tayaran di Jalan Al-Thalathini di lingkungan Al-Sabra di selatan Kota Gaza, menurut media lokal.

Koresponden Aljazirah mengatakan bahwa serangan pasukan pendudukan menargetkan lingkungan Al-Nasr dan daerah Al-Maqousi, sebelah utara Kota Gaza. Sumber lokal melaporkan bahwa pesawat Israel mengebom lingkungan Al-Tuffah dan Jalan Al-Jalaa di Kota Gaza. Artileri pendudukan juga menargetkan lingkungan Tel al-Hawa, barat daya kota, dan kendaraan Israel melepaskan tembakan di area terowongan Kota Gaza.
Sumber lokal mengonfirmasi bahwa serangan artileri dan udara Israel menargetkan kamp pengungsi Al-Bureij di Jalur Gaza tengah. Koresponden Aljazirah juga mengatakan bahwa penembakan artileri Israel menargetkan daerah Persimpangan Netzarim dekat jalan pantai Rashid.
Sumber di Rumah Sakit Baptist melaporkan, jenazah seorang anak ditemukan setelah serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di lingkungan Tuffah di Gaza timur kemarin, Sabtu.
Hal ini terjadi setelah hari berdarah di Jalur Gaza pada hari Sabtu, ketika tembakan Israel menewaskan 61 warga Palestina, termasuk 45 orang di Kota Gaza saja. Militer Israel mengklaim telah mengurangi operasi militer menyusul seruan presiden AS pada Jumat malam untuk segera menghentikan pemboman tersebut, menyusul tanggapan Hamas terhadap rencananya untuk menghentikan perang dan menukar tahanan.
Jurnalis Muhammad Rabah malporkan pada Sabtu, pasukan Israel melakukan pembantaian mengerikan ketika pesawat tempur membom sebuah rumah yang dihuni di lingkungan al-Tuffah, timur laut Kota Gaza. Serangan itu menewaskan 17 warga Palestina, menurut sumber-sumber Palestina.
Saksi mata di Kota Gaza mengatakan pesawat tempur Israel mengebom sebuah rumah berpenghuni milik keluarga Abdel Aal di dekat Masjid al-Mahta di lingkungan al-Tuffah Kota Gaza. Ambulances bergegas ke rumah yang dibom dan membawa korban luka ke Rumah Sakit al-Shifa untuk perawatan.
Sumber-sumber di wilayah itu juga menjelaskan bahwa di antara pada korban adalah tujuh anak-anak berusia dua hingga tujuh tahun. Mereka juga mencatat lebih dari 40 warga sipil terluka. "Lebih dari 15 warga sipil masih berada di bawah reruntuhan."
Aljazirah juga melaporkan, pasukan Israel telah menyerang sebuah tenda di al-Mawasi, di mana dua anak Palestina terbunuh. Delapan orang lainnya terluka. Al-Mawasi adalah zona kemanusiaan yang aman dan tentara Israel memerintahkan warga Palestina untuk mengungsi. Namun serangan udara terus terjadi di al-Mawasi sejak pasukan Israel mengklaim daerah tersebut sebagai zona kemanusiaan.

Ada juga serangan udara di daerah lain, termasuk di kamp Nuseirat, di mana seorang gadis Palestina menjadi sasaran, sementara empat warga Palestina lainnya syahid di lingkungan Tuffah.
Beberapa waktu yang lalu, seorang pria yang mencoba kembali ke utara mengatakan dia melihat dua warga Palestina ditembak dan dibunuh di depannya, karena pasukan Israel masih sangat dekat dengan Koridor Netzarim dan menyerang mereka yang mencoba kembali ke utara.
Juru bicara militer Israel juga mengatakan bahwa wilayah utara adalah zona pertempuran dan warga Palestina tidak diizinkan untuk kembali. Jadi bukan hanya serangan udara, tapi warga Palestina juga terbunuh oleh peluru tajam saat mereka mencoba kembali ke utara.
Persetujuan Hamas
Hamas semalam mengatakan bahwa mereka telah setuju untuk melepaskan semua tawanan Israel yang ditahan di Gaza, baik hidup maupun mati, “dengan cara yang bisa mencapai” berakhirnya perang Israel dan penarikan penuh Israel dari Jalur Gaza. Mereka juga mengatakan akan menyerahkan kekuasaan di Gaza kepada sekelompok teknokrat Palestina.
Mengenai 20 poin rencana Trump lainnya, termasuk perlucutan senjata Hamas, kelompok tersebut mengatakan bahwa rencana tersebut harus “dibahas dalam kerangka nasional Palestina yang komprehensif, di mana Hamas akan diikutsertakan dan akan berkontribusi dengan penuh tanggung jawab”.
Trump menyambut baik tanggapan Hamas, dan menulis di situs Truth Social miliknya bahwa ia yakin kelompok Palestina “siap untuk PERDAMAIAN abadi”. Dalam pengumuman besarnya, ia juga mengatakan bahwa “Israel harus segera menghentikan pemboman di Gaza” agar para tawanan dapat dibebaskan.
Lihat postingan ini di Instagram
"Kami sudah berdiskusi mengenai rincian yang harus diselesaikan. Ini bukan hanya tentang Gaza, ini tentang PERDAMAIAN yang telah lama diupayakan di Timur Tengah," tulisnya.
Meskipun Presiden Trump menyerukan gencatan senjata, Israel tetap melanjutkan perang pemusnahannya terhadap Jalur Gaza. Banyak wilayah di Jalur Gaza yang menjadi sasaran serangan Israel, sehingga mengakibatkan sejumlah korban jiwa dan luka-luka.
Setidaknya 20 orang syahid akibat serangan Israel di Gaza sejak fajar hari Ahad. Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan jumlah korban jiwa akibat agresi Israel meningkat menjadi 67.074 orang syahid dan 169.430 orang luka-luka sejak 7 Oktober 2023.
Tagih janji Trump
Warga Palestina di Jalur Gaza menyambut baik keputusan kelompok Hamas menerima sebagian proposal gencatan senjata yang diajukan Presiden AS Donald Trump. Mereka berharap seruan Presiden AS Donald Trump agar Israel menghentikan serangannya di Jalur Gaza akan menandai awal dari berakhirnya perang genosida yang telah mereka alami selama dua tahun.
“Respon positif Hamas adalah pilihan yang tepat untuk menjaga keselamatan warga sipil, sisa nyawa warga Palestina, dan sisa bangunan, karena pemboman Israel menargetkan segalanya,” ujar Moatasem Billah Abu Asr, seorang pengungsi dari Beit Lahia di Jalur Gaza utara, Ahad.
Mereka juga berharap setelah Hamas membuka diri terhadap proposalnya,Trump menepati janji mengakhiri perang serta pembunuhan serta pertumpahan darah di Jalur Gaza. "Kami berharap Presiden Trump akan memaksa Netanyahu untuk menghentikan perang, dan segalanya akan menjadi lebih positif, Insya Allah."
Hoda Ghanem, seorang pengungsi dari lingkungan Zeitoun menyerukan kepada semua negara Arab dan asing untuk berupaya mendorong gencatan senjata di Jalur Gaza dan perang yang dilancarkan terhadap rakyat Palestina.
“Kami lelah. Kami tidak dapat memenuhi kebutuhan anak-anak kami akan makanan, air, dan pendidikan, dan tidak ada pekerjaan untuk kaum muda. Kami tidak memiliki akses terhadap air minum bersih. Kami sedang menjalani tragedi, dan kami berharap perang akan berakhir.”
Marzouq Hassan, seorang pengungsi dari Jabalia di Jalur Gaza utara, mengatakan mendukung respons positif yang diberikan oleh kelompok perlawanan. “Karena hal ini melayani kepentingan rakyat Palestina, yang rumahnya hancur dan anak-anaknya terbunuh."
“Saya meminta Presiden Trump untuk memaksa Israel menerapkan resolusi dan gencatan senjata yang disepakati oleh Hamas, Israel, dan negara-negara Arab jika dia ingin memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian,” ujar Marzouq Hassan.
Hassan Ayoub, seorang pengungsi dari lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza berharap segala sesuatunya akan berjalan sebagaimana mestinya dan perjanjian ini akan berhasil menghentikan genosida dan pembersihan etnis yang dilakukan oleh tentara Israel di bawah kepemimpinan Netanyahu. “Supaya penderitaan rakyat kami, yang telah berlangsung selama dua tahun penuh, akan berakhir, dan warga akan kembali ke rumah mereka.”
“Saya berharap pihak Amerika dan para penjaminnya akan memenuhi janji mereka dalam perjanjian ini dan tidak mendukung Israel dalam perangnya melawan rakyat Palestina.”
Sadiq Al-Sultan, seorang pengungsi dari Gaza utara, mengatakan, respon positif Hamas sangat terhormat dan sangat positif, dan demi kepentingan rakyat dan juga seluruh Timur Tengah. “Yang saya harapkan hanyalah Trump dapat memaksa Israel melakukan gencatan senjata dan mengakhiri perang ini.”
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Pertanyaan-Pertanyaan 20 Poin Trump untuk Gaza
Warga Gaza menkhawatirkan poin gencatan senjata yang ditawarkan Trump hanya manipulasi.
SELENGKAPNYAJumlah Syuhada di Gaza Lampaui 66 Ribu Jiwa
Tank-tank penjajah terus merangsek memasuki Kota Gaza.
SELENGKAPNYAPengakuan Palestina Belum Hentikan Kekejaman Israel di Gaza
Seratus lebih dibantai Israel di Kota Gaza beberapa hari belakangan.
SELENGKAPNYA