
Ekonomi
Inovasi Digital Perkuat Keselamatan Wisata di Bali Utara
Integrasi teknologi digital diperkenalkan untuk mempermudah akses informasi pertolongan pertama.
BULELENG – Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki potensi wisata bahari yang luar biasa, menarik jutaan wisatawan domestik maupun mancanegara setiap tahunnya. Keindahan bawah laut, pesisir, dan pantai menjadi aset ekonomi sekaligus daya tarik utama.
Namun, di balik pesona tersebut, sektor ini juga menyimpan risiko keselamatan yang tinggi, mulai dari perubahan cuaca ekstrem yang mendadak, arus laut yang kuat, hingga kecelakaan dalam aktivitas air seperti snorkeling atau diving.
Pemerintah dan berbagai pihak terkait terus berupaya memperkuat standar keselamatan. Upaya ini mencakup pengetatan regulasi untuk kapal wisata, peningkatan kualitas dan kuantitas petugas penyelamat, serta pemasangan rambu-rambu bahaya yang jelas. Meski demikian, tantangan di lapangan tetap ada, terutama di daerah wisata terpencil yang minim akses informasi dan fasilitas penanganan medis cepat.
Oleh karena itu, peran masyarakat lokal, terutama mereka yang berinteraksi langsung dengan wisatawan, menjadi sangat penting sebagai garda terdepan yang pertama kali merespons insiden di laut. Pemberdayaan komunitas setempat dengan pengetahuan dan peralatan yang memadai adalah langkah fundamental untuk menciptakan rasa aman bagi setiap pengunjung. Salah satu solusi inovatif yang kini mulai dikembangkan adalah integrasi teknologi digital untuk mempermudah akses informasi pertolongan pertama.
Inisiatif konkret dalam penguatan keselamatan masyarakat lokal baru-baru ini diwujudkan di kawasan pesisir Desa Kalibukbuk, Buleleng, Bali. Tim Pengabdian Masyarakat dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) berkolaborasi dengan Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) Banyumilir meluncurkan sebuah inovasi digital.
Inisiatif ini bertujuan mendukung terciptanya pariwisata bahari yang aman, dikenal sebagai Safe Community Tourism. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat yang bertema "Optimalisasi Desa Wisata Bahari menuju Safe Community Tourism berlandaskan Falsafah Tri Hita Karana berbasis Media Digital."
Program ini dirancang untuk menjawab kebutuhan mendesak akan peningkatan keterampilan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan First Aid di kalangan anggota POKMASWAS Banyumilir di Banjar Dinas Celukbuluh. Inovasi yang diluncurkan pada Jumat, 19 September 2025, ini berwujud pemasangan banner dan QR Code aplikasi pertolongan pertama di perahu-perahu wisata serta lokasi-lokasi strategis di pantai.
"Tujuan utama kami adalah membangun kemandirian dan kesiapsiagaan masyarakat lokal sebagai garda terdepan dalam penanganan situasi darurat di laut," ujar Ketua Tim Pengabdian, Ns. I Dewa Agung Gde Fanji Pradiptha.
Menurut Fanji Pradiptha, aplikasi tersebut berfungsi sebagai alat bantu digital yang praktis. "Melalui aplikasi ini, kami tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga alat bantu digital yang praktis. Cukup dengan memindai QR Code, panduan vital untuk menyelamatkan nyawa dapat diakses seketika."
Tim pengabdi, yang juga beranggotakan I Nyoman Indhi Wiradika dan Ns. I Kadek Artawan, telah melaksanakan serangkaian kegiatan, mulai dari pelatihan intensif hingga pendampingan praktik BHD dan penggunaan aplikasi. Program Pengabdian kepada Masyarakat ini didanai penuh oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi tahun anggaran 2025.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.