Sukarsih (kedua kanan), seorang perawat yang sembuh dari Covid-18 didampingi Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Kudus memberikan keterangan kepada wartawan di Pendopo Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Kamis (9/4). | ANTARA FOTO

Kabar Utama

Jumlah Kesembuhan Catat Rekor

Rasio kematian pasien di Indonesia sebesar 8,8 persen.

 

JAKARTA -- Sebanyak 73 orang pasien positif korona atau Covid-19 kembali dinyatakan sembuh dalam kurun satu hari, Sabtu (11/4) hingga Ahad (12/4). Jumlah itu mencatatkan rekor tertinggi kesembuhan penderita penyakit pandemi dalam satu hari sejak kasus pertama pada awal Maret lalu. Jumlah itu juga menjadi pertama kali pasien sembuh lebih banyak dari pasien meninggal dunia.

 

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, pasien meninggal dunia dalam satu hari terakhir bertambah 46 orang. Angka tersebut menjadikan total pasien sembuh menjadi 359 orang dan pasien meninggal dunia menjadi 373 orang.

"Kami bersyukur bahwa sampai saat ini sudah ada lebih dari 359 orang yang sudah sembuh. Ini optimisme kita bahwa Covid-19 bisa disembuhkan dengan baik," kata Yurianto, Ahad (12/4).

 

Daerah yang mencatatkan kasus sembuh terbanyak dalam 24 jam terakhir adalah DKI Jakarta dengan 142 pasien sembuh, Jawa Timur dengan 68 pasien sembuh, dan Sulawesi Selatan dengan 25 pasien sembuh. Kemudian, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Bali masing-masing 19 pasien sembuh.

 

Kendati begitu, masyarakat diminta tetap menjalankan jaga jarak dengan orang lain untuk mencegah terjadinya penularan. Pasalnya, terjadi lonjakan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang signifikan pada 24 jam terakhir.

 

Sejak Sabtu (11/4) hingga Ahad (12/4), pemerintah mencatat ada penambahan 399 pasien positif Covid-19. Artinya, sampai saat ini sudah terdapat 4.241 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia. Penambahan pasien dalam satu hari ini juga menjadi yang tertinggi sejak kasus Covid-19 pertama kali diumumkan di Indonesia.

 

Yurianto mengatakan, rasio pasien yang meninggal dunia terhadap jumlah keseluruhan pasien positif Covid-19 di Indonesia sebesar 8,8 persen. Terus bertambahnya kasus positif, menurut Yurianto, menunjukkan penularan melalui kontak dekat masih terus terjadi di lapangan. Ia kembali mengingatkan masyarakat benar-benar jaga jarak dalam berkomunikasi dan tetap tinggal di dalam rumah. Ia juga meminta masyarakat tidak melakukan perjalanan yang tidak mendesak dan menunda kepulangan ke kampung halaman.

 

 

"Jangan lakukan perjalanan ke manapun. Risikonya sangat besar," kata Yurianto. Masyarakat juga tetap diimbau menjaga imunitas tubuh, termasuk juga menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik.

 

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumatera Barat, Jasman Rizal, mengatakan, jumlah pasien positif di daeahnya bertambah 12 orang pada Ahad. Lonjakan itu, kata dia, menambah kasus positif di Sumbar menjadi 44 kasus. "Yang terbanyak itu tambahan dari Kota Padang sebanyak 10 orang, Mentawai 1 orang dan Pasaman 1 orang," kata Jasman, kemarin.

 

Sementara, DIY yang bertambah tujuh kasus dinilai karena bertambahnya dua laboratorium uji sampel tes swab. Total laboratorium penguji sampel tes swab Covid-19 di DIY menjadi tiga tempat. Juru Bicara Penanganan Covid-19 DIY, Berty Murtiningsih mengatakan, dengan penambahan itu hasil uji sampel dapat keluar lebih cepat. \"Banyak hasil positif yang keluar per 12 April ini salah satunya karena di DIY sudah ada tiga lab," kata Berty.

 

Ayo berpartisipasi

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengajak masyarakat ikut berpartisipasi memutus penyebaran virus ini. Salah satunya, dengan mengisi penilaian mandiri yang sudah tersedia di aplikasi milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yaitu Inarisk.

Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan mengatakan, penanganan Covid-19 harus dilakukan dengan pendekatan collaborative governance.

 

Artinya, semua pihak termasuk pemerintah, dunia usaha, media, hingga masyarakat harus terlibat. "Karena itu butuh dukungan bapak ibu, saudara yang ada di rumah. Kami akan melakukan penilaian mandiri, baik pribadi, keluarga, desa melalui aplikasi Inarisk yang dikembangkan BNPB dan lembaga-lembaga lain," kata dia, Ahad (12/4).

 

photo
Seorang pasien yang sembuh dari COVID-19, Lila Yanwar yang merupakan seorang dokter memberikan keterangan kepada wartawan di Kantor Gubernur di Padang, Sumatera Barat, Jumat (10/04/2020). - (Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO)

 

Ada tiga hal penilaian mandiri yang diharapkan mendapatkan partisipasi publik. Yaitu, tentang data pribadi dan menjawab 21 pertanyaan. Pertanyaan ini mengenai perilaku atau kebiasaan pribadi, diantaranya potensi tertular di rumah, aktivitas apa saja yang dilakukan di daerah rentan, menggunakan jasa transportasi umum, memakai masker, kebiasaan cuci tangan, hingga tidak mengganti baju setelah keluar rumah.

 

Lilik mengatakan, penilaian mandiri tersebut akan membantu desa mendapatkan informasi mengenai tingkat risiko. Kemudian, rekomendasi hingga informasi mengenai rumah sakit rujukan di sekitar pengisi. Karena itu, ia meminta masyarakat bisa mengisinya dengan jujur. "Data pribadi yang Anda masukkan di penilaian pribadi tidak akan dilihat publik. Data ini jadi rahasia," kata dia. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat