Tahanan Palestina yang dibebaskan disambut oleh kerumunan saat ia tiba di Jalur Gaza menyusul perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Khan Younis, Sabtu 8 Februari 2025. | AP Photo/Abdel Kareem Hana

Internasional

Perundingan Gencatan Senjata di Gaza Masih Alot

Hamas menilai proposal terkini tak menjamin gencatan senjata permanen.

GAZA – Kelompok Palestina Hamas kembali melayangkan proposal tandingan sebagai tanggapannya terhadap poin-poin usulan gencatan senjata yang didukung Amerika Serikat. Hamal menyatakan kesepakatan yang diusulkan AS dan disetujui Israel belakangan “tidak memberikan jaminan untuk mengakhiri perang”. 

Pejabat tinggi Hamas, Basem Naim mengatakan pada Aljazirah bahwa kelompoknya masih “merespons secara positif” proposal terbaru yang disampaikan oleh utusan khusus AS Steve Witkoff. Meskipun menurutnya proposal tersebut berbeda dengan proposal yang telah disepakati dengan Witkoff seminggu sebelumnya.

“Seminggu yang lalu, kami menyetujui satu proposal dengan Tuan Witkoff, dan kami berkata, 'Ini dapat diterima, kami dapat menganggap ini sebagai dokumen perundingan,'” kata Naim. 

"Dia pergi ke pihak lain, ke Israel, untuk mendapatkan tanggapan mereka. Alih-alih memberikan tanggapan terhadap proposal kami, dia malah mengajukan proposal baru kepada kami... yang tidak ada hubungannya dengan apa yang kami sepakati." 

photo
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan utusan Presiden terpilih AS Donald Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff di kantornya di Yerusalem, 11 Januari 2025. - (Kantor Perdana Menteri Israel)

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis sebelumnya pada Sabtu, Hamas mengatakan bahwa mereka telah mengajukan tanggapan kepada Witkoff, dan bahwa proposal tersebut “bertujuan untuk mencapai gencatan senjata permanen, penarikan menyeluruh dari Jalur Gaza, dan memastikan aliran bantuan” kepada warga Palestina di Gaza.

Hamas menambahkan bahwa 10 tawanan Israel yang masih hidup akan dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian tersebut, serta 18 jenazah warga Israel yang tewas, dengan imbalan “jumlah tahanan Palestina yang disepakati”. 

Witkoff menyebut tanggapan Hamas sama sekali tidak dapat diterima. “Hamas harus menerima proposal kerangka kerja yang kami ajukan sebagai dasar untuk perundingan jarak dekat, yang dapat kami mulai segera minggu depan,” kata utusan tersebut dalam sebuah postingan di media sosial. 

“Itulah satu-satunya cara agar kita dapat mencapai kesepakatan gencatan senjata selama 60 hari dalam beberapa hari mendatang, di mana setengah dari sandera yang masih hidup dan setengah dari mereka yang meninggal akan pulang ke keluarga mereka, dan di mana kita dapat melakukan perundingan substantif dengan itikad baik untuk mencoba mencapai gencatan senjata permanen.”

photo
Pengungsi Palestina menunjukkan tanda kemenangan saat mereka kembali ke Rafah, setelah gencatan senjata mulai berlaku, di Jalur Gaza, Ahad, 19 Januari 2025. - (AP Photo/Mariam Dagga)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam tanggapan Hamas, "Seperti yang dikatakan Witkoff, tanggapan Hamas tidak dapat diterima dan memperburuk situasi. Israel akan melanjutkan tindakannya demi kembalinya sandera kami dan kekalahan Hamas." 

Israel kini telah membunuh lebih dari 54.000 warga Palestina sejak Oktober 2023, dengan kelaparan yang membayangi Gaza setelah berminggu-minggu blokade Israel, dan hanya ada sedikit aliran bantuan sejak Israel mengizinkannya dilanjutkan pada pertengahan Mei.

Aljazirah telah melansir informasi rinci tentang proposal baru Amerika. Pihak Hamas juga sebelumnya telah membagi proposal yang mereka terima. Berikut perbedaannya dengan dokumen kesepakatan awal yang diperoleh Republika.

Dalam proposal baru, gencatan senjata berlangsung selama 60 hari. Presiden AS Donald Trump menjamin komitmen Israel terhadap gencatan senjata untuk jangka waktu yang disepakati. Sementara dalam proposal awal yang disampaikan Hamas, gencatan senjata harus dijamin berlangsung secara permanen.

photo
Presiden AS Donald Trump bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah upacara di Yerusalem pada 23 Mei 2017. - (Evan Vucci/AP Photo)

Dalam proposal awal, Hamas menyepakati 10 sandera yang masih hidup dan 16 jenazah sandera akan diserahkan. Dalam proposal baru, 10 sandera Israel yang masih hidup dan 18 sandera yang telah meninggal, dari daftar "58 sandera" yang dijadwalkan akan dibebaskan pada hari pertama dan ketujuh. Separuh dari sandera yang masih hidup dan yang telah meninggal (5 masih hidup dan 9 meninggal) akan dibebaskan pada hari pertama perjanjian. Separuh sandera yang tersisa (5 masih hidup dan 9 meninggal) akan dibebaskan pada hari ketujuh. 

Dalam proposal yang disepakati Hamas, bantuan harus masuk tanpa batasan sesuai kesepakatan pada 17 Januari 2025 lalu. Dalam proposal baru, bantuan akan dikirim ke Gaza segera setelah Hamas menerima perjanjian gencatan senjata. Setiap kesepakatan yang dicapai mengenai bantuan kepada penduduk sipil akan dihormati selama jangka waktu perjanjian tersebut. Bantuan akan didistribusikan melalui saluran yang disepakati, termasuk PBB dan Bulan Sabit Merah.


Penghentian Serangan Udara

Dalam proposal yang disepakati Hamas, seluruh aktivitas penerbangan Israel di atas Gaza harus dihentikan selama 60 hari pertama gencatan senjata. Sedangkan dalam proposal baru, wilayah udara (militer dan pengintaian) di Jalur Gaza hanya ditangguhkan selama 10 jam per hari, atau 12 jam per hari selama masa pertukaran tahanan dan orang hilang. 

Hamas menyepakati proposal awal yang menyatakan seluruh pasukan Israel akan ditarik dari Gaza sebelum sandera dibebaskan. Sedangkan dalam proposal baru, ini dilakukan pada hari pertama, setelah pembebasan tahanan Israel (5 hidup dan 9 tewas). Pasukan Israel juga masih akan ditempatkan di bagian utara Jalur Gaza dan di koridor Netzarim, berdasarkan peta yang disepakati. 

photo
Sandera Israel saat dikawal oleh pejuang Palestina untuk diserahkan ke Palang Merah di Nuseirat, Jalur Gaza tengah, Sabtu, 22 Februari 2025. - (AP Photo/Adel Kareem Hana)

Pada hari ketujuh, setelah pembebasan para tahanan Israel (5 hidup dan 9 tewas), pemindahan pasukan akan dilakukan di bagian selatan Jalur Gaza sesuai dengan Pasal III tentang bantuan kemanusiaan, berdasarkan peta yang telah disepakati. Tim teknis akan bekerja untuk menentukan batas akhir penempatan kembali selama negosiasi jarak dekat.

Dalam proposal awal yang disepakati Hamas, pengelolaan Gaza setelah perang akan dilakukan pihak independen Palestina yang terdiri dari para teknokrat. Mereka juga akan mengawasi rekonstruksi Gaza. Sementara dalam proposal baru, disebut akan dilakukan “pengaturan keamanan jangka panjang” yang memungkinkan Israel tetap mengendalikan keamanan di Gaza.

Selain poin-poin yang berbeda itu, ada sejumlah kesepakatan lain dalam proposal terbaru. Pada hari pertama, perundingan akan dimulai di bawah naungan mediator dan penjamin mengenai pengaturan yang diperlukan untuk gencatan senjata permanen, termasuk: 

Kunci dan ketentuan penukaran seluruh tahanan Israel yang tersisa dengan jumlah tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel yang disepakati. Masalah terkait penempatan kembali dan penarikan pasukan Israel, serta pengaturan keamanan jangka panjang di Jalur Gaza. Pengaturan “sehari setelahnya” di Jalur Gaza yang akan diangkat oleh kedua belah pihak. Deklarasi gencatan senjata permanen.

Presiden AS Donald Trump akan menjamin kepatuhan para pihak terhadap perjanjian gencatan senjata dan menegaskan bahwa negosiasi selama gencatan senjata sementara, jika berhasil diselesaikan melalui kesepakatan antara para pihak, akan menghasilkan solusi permanen terhadap konflik tersebut. 

photo
Sandera Israel saat dikawal oleh pejuang Palestina untuk diserahkan ke Palang Merah di Nuseirat, Jalur Gaza tengah, Sabtu, 22 Februari 2025. - (AP Photo/Adel Kareem Hana)

Sebagai imbalan atas pembebasan sepuluh tahanan Israel yang masih hidup, dan sesuai dengan ketentuan tahap pertama perjanjian sandera dan tahanan pada 19 Januari 2025, Israel akan membebaskan 180 tahanan yang menjalani hukuman seumur hidup dan 1.111 tahanan dari Gaza yang ditangkap setelah tanggal 7 Oktober 2023. Sebagai imbalan atas pembebasan sisa-sisa tahanan Israel, Israel akan membebaskan 180 warga Gaza yang meninggal.

Mereka akan dilepas serentak sesuai mekanisme yang disepakati, tanpa ada parade atau upacara publik. Setengah dari rilis ini akan dilakukan pada hari pertama, dan setengah lainnya pada hari ketujuh. 

Pada hari kesepuluh, Hamas akan memberikan informasi lengkap (bukti hidup dan laporan medis/bukti kematian) untuk setiap tahanan yang tersisa. Sebagai imbalannya, Israel akan memberikan informasi lengkap mengenai tahanan Palestina yang ditangkap dari Jalur Gaza sejak 7 Oktober, dan jumlah warga Gaza yang meninggal yang ditahan Israel. Hamas akan berkomitmen untuk memastikan kesehatan, kesejahteraan, dan keamanan para sandera selama periode gencatan senjata.

Negosiasi mengenai pengaturan gencatan senjata permanen harus diselesaikan dalam waktu 60 hari. Setelah perjanjian tersebut, sisa tahanan (hidup dan mati) dari daftar 58 yang diajukan Israel akan dibebaskan. Apabila perundingan mengenai pengaturan gencatan senjata permanen tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang disebutkan di atas, gencatan senjata sementara dapat diperpanjang dengan syarat dan jangka waktu yang disepakati oleh para pihak, sepanjang mereka melakukan perundingan dengan itikad baik. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Kisah Tembakan Saat Bantuan Direbutkan di Gaza

Kekacauan telah mengganggu sistem bantuan AS-Israel yang dinamai GHF.

SELENGKAPNYA

Rebutan Bantuan di Gaza Kembali Makan Korban Jiwa

Setidaknya 10 orang tewas ketika pasukan Israel menembaki warga Palestina yang mencari bantuan.

SELENGKAPNYA

Pencaplokan Israel di Gaza Hampir Pungkas

Israel bakal mengebut pencalokan Tepi Barat.

SELENGKAPNYA