Petugas melakukan pengasapan (fogging) di kawasan Pondok Jaya, Cipayung, Depok, Jabar, Ahad (5/4/2020). | ANTARA FOTO/ANDIKA WAHYU

Nusantara

Waspadai DBD di Musim Pancaroba

 

JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, sedikitnya 254 jiwa meninggal dunia diakibatkan oleh penyakit demam berdarah dengue (DBD) di seluruh Indonesia terhitung sejak awal 2020. Masyarakat diminta waspada terhadap DBD, terlebih Indonesia akan memasuki musim pancaroba.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor Kemenkes Nadia Siti Tarmidzi mengatakan, wilayah Jawa Barat (Jabar) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi yang harus waspada penuh DBD. Dua daerah tersebut tercatat memiliki kasus DBD tertinggi sejauh ini.

“Jawa Barat dan NTT termasuk dalam wilayah zona merah DBD, sementara Lampung, Jawa Timur, dan Bali masuk dalam zona kuning. Total kasus DBD di seluruh Indonesia sejak Januari hingga 4 April 2020 sebanyak 39.876 kasus,” kata Nadia dalam keterangannya, Senin (6/4).

Berdasarkan data Kemenkes hingga 4 April 2020, kasus DBD terbanyak terjadi di Jawa Barat dengan total 5.894 kasus diikuti oleh NTT 4.493 kasus. Sementara, Lampung 3.682 kasus, Jawa Timur 3.045 kasus, dan Bali 2.173 kasus. Angka kematian akibat DBD tertinggi berada di NTT, yaitu 48 jiwa, Jawa Barat 30 jiwa, Jawa Timur 24 jiwa, Jawa Tengah 16 jiwa, dan Lampung 16 jiwa.

photo
Seorang pasien anak penderita DBD menjalani perawatan di Rumah Sakit Mitra Siaga, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (6/4/2020). - (ANTARAFOTO)

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto sebelumnya mengatakan, periode sekarang ini yang memasuki musim pancaroba atau masa pergantian musim dari musim penghujan ke kemarau kerap terjadi peningkatan kasus DBD. Karena itu, masyarakat diminta untuk selalu waspada, selain juga terus waspada untuk mencegah penyebaran virus korona atau Covid-19.

Yurianto yang merupakan juru bicara pemerintah penanganan Covid-19 ini juga meminta kepada setiap masyarakat untuk mewaspadai ancaman penyakit DBD ini dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Dia khawatir, meningkatnya kasus DBD bisa menambah angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19.

“Pada bulan ini kita masuk pancaroba, di mana gambaran klasiknya adalah munculnya penyakit demam berdarah. Oleh karena itu, bersama keluarga di rumah mari lakukan pemberantasan sarang nyamuk. Dengan munculnya demam berdarah, akan memperburuk angka kesakitan dan kematian yang terjadi manakala bercampur dengan Covid-19,” kata Yurianto.

 

photo
Petugas melakukan pengasapan (fogging) di kawasan Pondok Jaya, Cipayung, Depok, Jabar, Minggu (5/4/2020). - (ANTARA FOTO/ANDIKA WAHYU)

 

Jangan terlambat

Kemenkes mengingatkan masyarakat untuk tidak ragu dan tidak terlambat datang ke fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit atau puskesmas jika mengalami gejala demam berdarah dengue (DBD) agar segera mendapatkan penanganan medis. Nadia Siti Tarmizi meminta warga agar memperhatikan dan mengetahui gejala demam berdarah untuk mencegah penyakit DBD berkembang.

“Perhatikan gejala DBD, jangan terlambat ke RS, bila ada gejala demam tinggi tiga hari tanpa sesak atau batuk atau suara sesak. Perhatikan adakah bintik-bintik merah atau gusi berdarah atau mimisan sebagai tanda awal DBD,” kata Nadia.

Meskipun saat ini tengah terjadi wabah Covid-19, Nadia mengatakan, orang yang memiliki gejala DBD harus segera mengunjungi fasilitas kesehatan untuk mendapatkan perawatan dengan segera. Nadia menjelaskan, DBD juga merupakan penyakit infeksi seperti Covid-19 sehingga bisa dilakukan pencegahan dengan menjaga imunitas atau sistem kekebalan tubuh.

Nadia juga meminta agar fasilitas kesehatan pun harus siap menerima pasien penyakit DBD meskipun saat ini banyak menangani pasien Covid-19. Dia meminta masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah dikarenakan dalam keseharian selalu berada di rumah akibat diterapkannya kebijakan kerja dari rumah terkait wabah Covid-19.

Dia juga menyarankan warga agar memastikan tidak ada air pada bak-bak penampungan, baik di sekolah, mushala, masjid. Masyarakat juga bisa memberantas jentik nyamuk dengan menaburkan obat disinfektan.n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat