
Internasional
Dinamika Hubungan Segitiga Trump-Sharaa-Netanyahu
Suriah dilaporkan melakukan negosiasi rahasia terkait normalisasi hubungan.
TEL AVIV – Israel dilaporkan telah mengadakan pembicaraan rahasia dengan para pejabat Suriah dalam beberapa hari terakhir. Sementara pencabutan sanksi Amerika Serikat kepada Suriah sempat ditentang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Perundingan Suriah-Israel termasuk mengenai kemungkinan rezim baru tersebut menormalisasi hubungan dengan Israel melalui Perjanjian Ibrahim alias Abraham Accords. Hal ini dilaporkan sejumlah media Israel pada Kamis, sehari setelah Presiden AS Trump mengundang Presiden baru Suriah Ahmad al-Sharaa untuk bergabung dalam perjanjian tersebut dan menormalisasi hubungan dengan Israel.
Pembicaraan tersebut dimediasi oleh Uni Emirat Arab, kata berita Channel 12, juga merujuk pada langkah regional yang lebih luas yang tidak ditentukan yang diajukan oleh Uni Emirat Arab.
Sementara, laporan Haaretz mengatakan pembicaraan tersebut dimediasi oleh Qatar dan telah berlangsung selama berbulan-bulan. Sharaa pekan lalu mengkonfirmasi bahwa pembicaraan terkait keamanan diadakan melalui mediator, meskipun dia tidak mengomentari potensi hubungan diplomatik.

Channel 12 mengatakan satu pertemuan diadakan dalam beberapa hari terakhir di Azerbaijan, di mana Israel diwakili oleh Kepala Direktorat Operasi IDF, Mayjen Oded Basyuk. Dia bertemu dengan perwakilan dari pemerintahan baru Suriah, dan perwakilan Turki juga hadir, kata laporan itu.
Trump pada Rabu mendesak Sharaa untuk bergabung dengan Abraham Accords, ketika kedua pemimpin bertemu di Riyadh untuk pembicaraan langsung pertama antara para pemimpin negara-negara tersebut dalam 25 tahun.
Trump kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa Sharaa mendukung langkah tersebut. “Saya katakan kepada Sharaa, saya harap Anda akan bergabung dengan Abraham Accords setelah Anda beres, dan dia menjawab ya,” kata Trump kepada wartawan di pesawat Air Force One. “Tetapi mereka mempunyai banyak pekerjaan yang harus dilakukan.”
Abraham Accords adalah inisiatif yang dijalankan Trump di penghujung periode pertama jabatan presidennya pada 2020 lalu. Melalui perjanjian itu, Trump membujuk negara-negara mayoritas Muslim untuk menormalisasi hubungan dengan Israel dengan imbalan bantauan finansial dan militer dari AS.
Pada 2020, Bahrain dan Uni Emirat Arab jadi yang pertama terbujuk tawaran itu dan menormalisasi hubungan dengan Israel. Maroko kemudian menyusul pada tahun itu juga. Sudan juga bergabung pada 2021.
Imbalannya, AS menghapus Sudan dari daftar negara sponsor terorisme dan memberinya pinjaman sebesar 1,2 miliar dolar AS untuk membantu pemerintah Sudan melunasi utang negara tersebut kepada Bank Dunia. Perang sipil kemudian terjadi di Sudan dan menunda kesepakatan resmi dengan Israel.
Perjanjian normalisasi tersebut disambut berbagai unjuk rasa di sejumlah negara Arab, terutama karena mereka gagal mencapai kemajuan dalam menyelesaikan konflik Palestina. Di Palestina, Israel meningkahi protes terhadap Abraham Accords di Yerusalem dengan brutal. Hamas meluncurkan roket sebagai balasan atas penindakan brutal di Masjid al-Aqsa yang kemudian dibalas dengan bombardir brutal ke Gaza sepanjang Mei 2021.
Israel memandang positif pencabutan sanksi terhadap Suriah oleh Trump, meskipun tetap menjaga tingkat kehati-hatian yang tinggi, dan tidak mengesampingkan kemungkinan mempengaruhi pembentukan perbatasan utara dan hubungan masa depan antara kedua negara, tambah Channel 12.

Laporan tersebut mencatat bahwa pandangan Israel baru-baru ini mengenai Suriah sangat kontras dengan sikap mereka sebelumnya, yang mengabaikan prospek interaksi konstruktif dengan Sharaa, mantan pemimpin cabang al-Qaeda lokal di Suriah, yang telah dicap sebagai teroris oleh Yerusalem.
Kini, menurut Channel 12, Israel melihat kemungkinan Suriah keluar dari poros yang dipimpin oleh Iran, dan bahkan berada di bawah naungan AS. Laporan tersebut bahkan memandang potensi kemajuan tersebut memungkinkan adanya perubahan positif dalam hubungan Israel-Turki.
Washington dan negara-negara Teluk berupaya menarik Suriah menjauh dari pengaruh Iran, demikian yang dilaporkan London Times awal pekan ini. Sementara itu, Turki telah mengembangkan pengaruhnya di Suriah dan mendukung kelompok pemberontak yang bersekutu dengan Sharaa selama perang saudara.
Israel telah memperingatkan agar tidak segera mengakui pemerintahan baru di Suriah, dan menyatakan skeptisisme yang mendalam terhadap Sharaa – yang hingga saat ini mendapat hadiah sebesar 10 juta dolar AS dari Amerika – setelah koalisi pemberontak yang dipimpin kelompok Islam menggulingkan rezim Assad pada bulan Desember.
Reuters melaporkan pada bulan Februari bahwa Israel, yang telah berjanji untuk melindungi Druze Suriah, yang seagamanya tinggal di seluruh Israel utara, telah melobi AS untuk menjaga agar Suriah tetap terdesentralisasi dan terisolasi. Operasi militer Israel di Suriah terus berlanjut sejak penggulingan Assad, dengan Israel mengebom apa yang disebutnya sebagai sasaran militer yang terkait dengan rezim sebelumnya di seluruh negeri, dan pasukan darat saat ini ditempatkan di sejumlah pos terdepan di dekat perbatasan dengan Dataran Tinggi Golan.

Pencabutan sanksi
Sementara, pencabutan sanksi terhadap Suriah ternyata langkah terkini Trump mengabaikan permintaan Netanyahu. Langkah itu menunjukkan kian retaknya hubungan Trump dan Netanyahu.
Situs Amerika Axios melaporkan bahwa Netanyahu sempat meminta Trump untuk tidak mencabut sanksi terhadap Suriah. Media itu menjelaskan bahwa Trump tidak memberitahu Israel sebelum keputusan untuk mengadakan pertemuan dengan Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa.
Situs web tersebut mengutip para pejabat Israel yang mengatakan bahwa Netanyahu memanfaatkan pertemuannya dengan Trump di Gedung Putih bulan lalu untuk memintanya agar tidak mencabut sanksi terhadap Suriah dan menyatakan keprihatinan tentang peran Türkiye di Suriah.
Namun Trump mengabaikan posisi perdana menteri Israel. Axios mengutip seorang sumber yang mengatakan bahwa pemerintahan Trump belum memberitahu Israel sebelumnya mengenai keputusan Trump untuk bertemu dengan presiden Suriah atau mencabut sanksi.
Sebelumnya, surat kabar Israel Hayom melaporkan bahwa Netanyahu sedang mempersiapkan konfrontasi dengan Trump menyusul pernyataan dan posisinya dalam beberapa isu.
Surat kabar tersebut melaporkan bahwa Netanyahu mempersiapkan kunjungan Trump ke Timur Tengah melalui langkah-langkah diplomatik, termasuk konsultasi ekstensif dengan para menteri kabinet dan pejabat senior pertahanan. Ia pun membentuk tim untuk menghadapi Trump.
Dia menjelaskan bahwa "tim ini, yang bertugas menangani isu-isu sensitif, tidak fokus pada diplomasi atau keamanan, melainkan pada strategi politik dan media."
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Bulan Madu AS-Suriah Dimulai
Trump mengumumkan pencabutan sanksi ekonomi terhadap Suriah.
SELENGKAPNYAPesan Normalisasi Suriah-Israel di Balik Pertemuan Riyadh
Al-Sharaa berharap Suriah bisa menjadi penghubung perdagangan barat dan timur.
SELENGKAPNYAInvasi Israel ke Suriah di Depan Mata?
Menteri Pertahanan Israel ancam Presiden Suriah.
SELENGKAPNYA