Kerabat berduka atas jenazah anggota keluarga Jalis dan Al-Sharbasi, yang syahid dalam serangan udara Israel di Sekolah Yaffa di Kota Gaza, Rabu, 23 April 2025. | AP Photo/Jehad Alshrafi

Internasional

Serangan Israel Makin Mematikan

Kelaparan anak-anak Gaza capai tingkat paling parah.

GAZA -- Israel telah mempertahankan blokade selama delapan minggu terhadap makanan, obat-obatan dan bantuan yang memasuki Gaza. Mereka melanjutkan serangan udara terhadap rumah-rumah dan tenda-tenda pengungsian – memperdalam apa yang digambarkan oleh PBB sebagai “krisis kemanusiaan terburuk” dalam perang tersebut.

Sejak Rabu malam hingga Kamis dini hari, setidaknya 13 orang syahid dalam serangan Israel, menurut koresponden Aljazirah. Di antara korban tewas terdapat tiga anak di sebuah tenda dekat Nuseirat di Gaza tengah, dan seorang wanita dan empat anak di sebuah rumah di Kota Gaza.

Yang juga dilaporkan syahid dalam serangan baru-baru ini adalah jurnalis lokal Saeed Abu Hassanein, yang kematiannya menambah sedikitnya 232 wartawan yang terbunuh di Gaza selama perang.

“Jalur Gaza menyaksikan peningkatan militer dan krisis kemanusiaan yang meningkat,” lapor Tareq Abu Azzoum dari Aljazirah dari Deir el-Balah di Gaza tengah. Dia mencatat bahwa tim penyelamat, dengan sebagian besar peralatan mereka rusak atau hancur, semakin kesulitan untuk mencapai korban yang terperangkap di bawah reruntuhan.

photo
Kerabat berduka atas jenazah anggota keluarga Jalis dan Al-Sharbasi, yang syahid dalam serangan udara Israel di Sekolah Yaffa di Kota Gaza, Rabu, 23 April 2025. - (AP Photo/Jehad Alshrafi)

Pada dini hari kemarin, militer Israel melancarkan serangan yang lebih mematikan, membunuh orang-orang di dalam rumah mereka, di tempat mereka berlindung atau di dalam tenda. Serangan terhadap ayah, ibu dan keempat anak mereka di distrik Sheikh Radwan – di bagian barat laut Kota Gaza – telah membuat semua orang terkejut.

Para saksi, tetangga dan orang-orang dekat keluarga tersebut, serta anggota keluarga yang masih hidup dan kru pertahanan sipil, harus mengumpulkan daging anak-anak tersebut – anggota tubuh mereka yang terlempar ke jalan-jalan dan bangunan tempat tinggal di sekitarnya. Orang tua dan keempat anaknya tewas dalam serangan tersebut.

Serangan lain terjadi di kota Jabalia, daerah yang sangat sibuk, sebuah pasar. Kabar awalnya adalah bahwa kantor polisi di Jabalia diserang pada jam sibuk di pagi hari ketika orang-orang meninggalkan tenda mereka dan mencoba mendapatkan apa pun yang bisa mereka beli dari area pasar ini.

Tiga orang sudah dilaporkan syahid dan dipindahkan ke RS Indonesia. Menurut saksi mata, serangan itu sangat besar. Serangan itu dilakukan oleh jet tempur dengan setidaknya dua bom dijatuhkan di daerah tersebut.

Pusat komunikasi Otoritas Palestina, yang memerintah Tepi Barat yang diduduki, mengatakan “tidak ada jeda”, “tidak ada belas kasihan”, “tidak ada kemanusiaan” terhadap serangan Israel.

Pernyataan itu disertai rekaman video yang menunjukkan sebuah tank Israel bergerak melalui sisa-sisa kamp pengungsi Shaboura di Gaza selatan. “Di kamp pengungsi Shaboura, seperti di setiap sudut lain di Gaza, kehancuran tidak pernah berakhir,” kata pusat tersebut.

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) telah memperingatkan bahwa pemblokiran pasokan bantuan oleh Israel yang mencapai Gaza telah menghilangkan “kebutuhan untuk kelangsungan hidup manusia” dari penduduk di wilayah tersebut.

Hal ini terjadi setelah Israel terus membombardir tenda-tenda tempat penampungan pengungsi di Gaza, yang “terus menimbulkan korban massal”, kata badan PBB tersebut.

photo
Warga Gaza membawa jenazah keponakannya yang syahid dalam serangan udara tentara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Sabtu, 19 April 2025. - ( AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Dalam penilaian situasi terbarunya, OCHA menyampaikan pesan tegas berikut ini: “Jalur Gaza kini kemungkinan menghadapi krisis kemanusiaan terburuk dalam 18 bulan sejak meningkatnya permusuhan pada Oktober 2023.”

Menurut OCHA, operasi bantuan terhenti di wilayah tersebut karena kombinasi dari perluasan operasi militer Israel, blokade terhadap masuknya bantuan kemanusiaan dan pasokan komersial selama lebih dari 50 hari, pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap pekerja bantuan dan serangan terhadap tempat mereka, serta pembatasan pergerakan yang ketat di daerah kantong tersebut.

Situasi ini digambarkan oleh seorang pejabat OCHA sebagai “penghancuran kehidupan warga Palestina yang disengaja” di Gaza.

Anak-anak Gaza juga dilaporkan berada pada ‘tahap malnutrisi paling parah’. Peringatan tersebut dikeluarkan oleh Dr Ahmed al-Farra, direktur Rumah Sakit al-Tahrir di Kompleks Medis Nasser di Gaza selatan, yang mengatakan perawatan medis terhadap anak-anak di Gaza “mengalami tahap malnutrisi paling parah” terhambat oleh kekurangan obat-obatan dan susu formula.

Pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza mengenai peringatan direktur rumah sakit juga menampilkan foto-foto seorang anak Palestina yang kurus, Osama al-Raqab, yang menurut kementerian tersebut “melambangkan penderitaan anak-anak di Gaza karena kurangnya nutrisi dan air minum yang tepat”. “Jalur Gaza mengalami malnutrisi tahap lima, tahap paling parah menurut Organisasi Kesehatan Dunia,” kata kementerian itu.

“Kurangnya nutrisi dan obat-obatan yang cukup bagi ibu hamil berdampak serius pada bayi baru lahir, terutama bayi prematur,” katanya. “Blokade terus-menerus yang dilakukan Israel terhadap pasokan makanan dan obat-obatan menunjukkan bahwa anak-anak di Jalur Gaza menghadapi situasi berbahaya dan bencana”, tambah kementerian itu.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Rezim Trump Semakin Represif, Aktivis Pro Palestina Michigan Ditangkapi

Di London, seorang aktivis Palestina ditangkap karena mengenakan kaos Palestina.

SELENGKAPNYA

Kampus-Kampus AS Lawan Trump

Harvard mengajukan gugatan pada Donald Trump.

SELENGKAPNYA

Israel Blokade Masuknya Vaksin Polio ke Gaza

Lebih dari 602 ribu anak berisiko mengalami kelumpuhan permanen dan disabilitas kronis.

SELENGKAPNYA