Hikmah | Republika

Hikmah

Istirja’ dalam Setiap Musibah

Oleh Hendra Sugiantoro

Oleh Hendra Sugiantoro

Kini, dunia dihadapkan pada bencana nonalam berupa virus korona. Virus ini perlahan menyebar ke seluruh penjuru dunia. Dalam mengatasi wabah korona, solusi secara rasionalitas diperlukan. Di sisi lain, aspek spiritualitas tak mungkin diabaikan.

Terhadap musibah korona, kita dituntunkan bersabar. Sebenarnya kalimat istirja’ perlu diucapkan dalam musibah apapun, termasuk musibah akibat virus korona.

Allah SWT berfirman, “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yakni) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata ‘Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah yang orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS al-Baqarah: 155-156).

Tak bisa dimungkiri, virus korona diakui berdampak terhadap segala sendi kehidupan. Yang paling terasa bagi masyarakat kecil adalah hal ekonomi. Kekurangan harta akibat virus korona dialami siapa pun. Dengan bersabar dan mengucapkan istirja’, Allah SWT akan mengaruniakan tiga hal, yakni ampunan, rahmat, dan petunjuk. Wabah korona boleh jadi akan menggugurkan dosa dan kesalahan kita. Kita pun akan beroleh rahmat-Nya.

Saat musibah korona menimpa, ada doa dari Nabi Muhammad SAW yang bisa kita panjatkan, “Allaahumma’jurnii fii mushiibatii, wa akhliflii khairan minhaa (Ya Allah, berikanlah aku pahala dari musibahku dan gantilah dengan sesuatu yang lebih baik daripadanya).” (HR Muslim No 918). Kendati penghasilan tak lancar, kita seyogianya tak menyalahkan siapapun. Semoga Allah akan mengganti yang lebih baik dari musibah yang kita alami.

Selain itu, kita tentu tak asing dengan kisah Nabi Yunus yang berada dalam kegelapan berlapis; kegelapan dalam perut ikan, kegelapan lautan, dan kegelapan malam. Yang terucap dari Nabi Yunus adalah doa, “Laa ilaaha illaa Anta. Subhaanaka. Innii kuntu minazh-zhaalimiin (Tiada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim).”(QS al-Anbiya’: 87).

Allah berfirman, “Maka Kami kabulkan (doa)-nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.” (QS al-Anbiya’: 88). Doa Nabi Yunus bisa kita lantunkan tanpa batas di tengah wabah korona ini. Bagaimana pun besarnya cobaan, jelas Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar, Allah selalu menyelamatkan hamba-Nya yang beriman. Ayat tersebut memberi ingat bahwa orang yang mendapatkan musibah selalu dilepaskan Tuhan dari bahaya. Wallahu a’lam. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat