Sejumlah pekerja menerapkan kebijakan pengaturan jarak (physical distancing) saat menunggu rapat kordinasi penanganan virus COVID-19 di Stadion Patriot, Bekasi, Jawa Barat, Senin (23/3/2020). | ANTARA FOTO

Jawa Barat

Jabar Gelar Rapid Test pada Rabu

Test diprioritaskan pada yang terkait ODP, PDP, dan tenaga medis.

 

BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) mulai melakukan tes masif infeksi virus korona baru atau Covid-19 di wilayah Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Bekasi, dan Kota Bekasi (Bodebek) pada Rabu (5/3). Selain Bodetabek, tes cepat (rapid test) juga dilakukan di sebagian Bandung Raya, yaitu Kota Bandung, Bandung, Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Sumedang.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, tes masif dilakukan tidak ditujukan bagi seluruh warga Jabar, melainkan hanya untuk tiga kategori. Kategori A, yakni masyarakat dengan risiko tertular paling tinggi, seperti orang dalam pemantauan (ODP) yang baru tiba dari luar negeri, pasien dalam pengawasan (PDP), dan keluarga, tetangga, dan temannya, serta petugas kesehatan di rumah sakit yang menangani Covid-19.

Kategori B, yaitu masyarakat dengan profesi yang banyak interaksi sosialnya atau rawan tertular. Selanjutnya, kategori C yang meliputi masyarakat luas yang memiliki gejala sakit yang diduga penyakit Covid-19. Dugaan tersebut harus merujuk keterangan dari fasilitas kesehatan, bukan self-diagnosis atau mendiagnosis diri sendiri.

?Tolong disosialisasikan bahwa tes masif ini bukan untuk semua orang. Ini adalah uji petik untuk mencari peta persebaran,? ujar lelaki yang akrab disapa Emil saat memimpin video conference rapat persiapan pelaksanaan tes Covid-19 di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (23/3).

Ia mengimbau warga Jabar yang merasa sehat tidak perlu ikut tes. Kecuali, kalau sehat, tapi masuk dalam kategori yang berinteraksi sosial-massal. "Kalau tidak masuk dalam ketiga kategori tadi, maka tidak usah panik tinggal di rumah saja, social distancing. Tidak perlu khawatir harus dites ini dan itu kecuali tiga kategori tadi,? kata dia.

Emil memaparkan, tes masif yang akan dilakukan berupa RDT (rapid diagnose test) bagi kategori B dan C secara drive-through (drive thru) mulai Rabu (25/3). Sementara kategori A tidak dilakukan secara drive thru, tetapi dikombinasikan dengan PCR (polymerase chain reaction) secara door-to-door di rumah sakit rujukan ODP dan PDP di daerah masing-masing.

Tes masif Covid-19 ini, kata dia, bertujuan mencari peta persebaran Covid-19 dan memutus rantai penyebaran agar bisa dilakukan tindak lanjut medis. "Proses drive-through ini akan dilaksanakan paling cepat Rabu (25/3). Sehingga sambil menunggu drive-through, para kepala daerah bisa melakukan tes masif ini kepada kategori A di wilayahnya masing-masing," kata dia.

Alat tesnya, kata dia, menggunakan darah. Jadi, darah di tes dalam sebuah alat, dalam hitungan 15 menit hasilnya akan keluar. Alat ini akan dikirimkan secukupnya ke daerah-daerah, termasuk Majalengka, Indramayu, dan Sukabumi untuk mengetes kategori A. "Misalkan Indramayu ada TKI atau TKW baru datang, kejar orangnya lalu lakukan tes (dengan alat) yang kami kirim,? katanya.

Selain itu, kata dia, syarat lokasi pelaksanaan tes masif Covid-19 bagi kategori B dan C, yaitu memiliki lapangan parkir yang luas, akses yang mudah, dan lokasi yang berjauhan dengan permukiman warga. "Sementara ini yang kami setujui baru Lapangan Stadion Patriot untuk warga Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang,: kata dia.

Sementara untuk Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok dilakukan sendiri. "Sementara sisanya diskenariokan untuk wilayah Sukabumi, Cianjur, Cirebon, dan lainnya akan diantrikannya di Stadion Jalak Harupat, Kabupaten Bandung," kata Emil.

Masyarakat kategori B dan C yang mengikuti tes masif Covid-19 secara drive thru akan mendapatkan panggilan dari Pemprov Jabar melalui pengajuan daerahnya masing-masing. Emil pun meminta kepala daerah kabupaten/kota terkait untuk mengirimkan daftar nama dan alamat warga, yang akan dites tersebut, secara daring melalui aplikasi Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat).

"Setelah daftar online ada proses verifikasi wawancara, (setelah itu) keluarlah surat (jadwal) kapan datang (untuk tes). Maka yang drive thru ini datangnya tunggu surat panggilan," katanya.

DKI Jakarta sendiri telah melakukan rapid tets sejak pekan lalu. Namun, tes masal tersebut masih terbatas dan diprioritaskan di wilayah yang sudah diketahui kontak tracing dari pasien positif Covid-19. Wakil Ketua DPRD DKI Zita Anjani berharap Pemprov DKI memulai tes masal dengam cara drive-thru. Menurut dia, pengecekan secara //drive-thru// dapat secara masif mengetahui penyebaran Covid-19 di Jakarta.

Tes identifikasi virus korona bisa dilakukan di sejumlah ruang publik, seperti stasiun Transjakarta, moda raya terpadu (MRT), dan light rail transit (LRT). Sebab, calon penumpang transportasi publik sejatinya lebih rentan untuk tertular apa pun, termasuk virus korona yang sudah masuk ke DKI Jakarta dan Indonesia. ?Ini mesti dapat perhatian lebih, paling tidak, stasiun-stasiun dan halte //busway// utama di Jakarta juga tersedia tes Covid-19. Semoga segera direalisasikan, bukan hanya wacana. Semakin ada kejelasan, masyarakat pun makin tenang,? kata dia, kemarin. n ed: ilham tirta

TABEL:

Lokasi Rapid Test

- Alun-Alun Kota Depok

Untuk warga Depok

- Stadion PCB Kota Bekasi

Untuk Kota dan Kabupaten Bekasi, serta Karawang

- Stadion Jalak Harupat

Untuk Warga Bandung, Sukabumi, Cianjur, Cirebon

- Stadion Pakansari

Untuk warga Kota dan Kabupaten Bogor

photo
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor bersiap melakukan tes cepat (rapid test) pendeteksian COVID-19 kepada orang dalam pengawasan (ODP) di Bogor, Jawa Barat, Ahad(22/3). - (ANTARA FOTO)

Pemda Siapkan Skenario Tes Massal

Zainur Mahsir Ramadhan, Rusdy Nurdiansyah

Sebanyak 2.000 orang akan menjalani tes korona di Stadion Patriot Chandrabaga, Kota Bekasi sejak Rabu (25/3). Peserta tes adalah warga Kota dan Kabupaten Bekasi, serta Karawang yang masuk kategori orang dalam pemantauan (ODP) dan radius 50 orang terkait ODP, ditambah tenaga kesehatan.

Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, tes massal terkait Covid-19 di wilayahnya akan menggunakan sistem drive thru. Tes menggunakan kendaraan pribadi sehingga tak akan ada pertemuan antar peserta ketika melakukan antrian. "Iya, gunakan sistem drive thru," kata dia ketika dikonfirmasi Republika, Senin (23/3).

Dia menegaskan, karena pelaksanaan tes masal dan sistem seperti ini baru pertama kali dilakukan di Indonesia, para peserta diwajibkan untuk mendaftar terlebih dahulu. Sebelum akhirnya mendapatkan undangan untuk tes massal. "Semua pelaksanaan dilakukan dalam kendaraan," kata dia.

Ketika para peserta tes virus korona berada di dalam kendaraan, para petugas akan menghampirinya dan mengambil sampel. Jika hasil dinyakan negatif, para peserta akan dipulangkan. "Kalau positif, akan ditindak lanjuti," kata dia.

Menurut dia, petugas akan menyelesaikan tes terhadap 55 orang dalam setiap 10 menit. Sebab, ada 55 petugas yang akan langsung menghampiri para peserta tes di dalam kendaraan pribadinya.

"Petugasnya ada 55 orang, sehingga setiap 10 hingga 15 menit sudah dapat hasil ke-55 peserta," kata dia.

Sementara itu, Pemerintah Kota Depok telah menetapkan Alun-Alun Kota Depok di Jalan Buevard, Sukmajaya, sebagai tempat rapid test Covid-19. Warga Kota Depok yang akan mengikuti rapid test diprioritaskan PDP dan ODP.

Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, untuk pertama, rapid test di alun-alun dilakukan untuk ODP. Sedangkan untuk PDP, akan dilakukan mobile ke rumah sakit yang merawat PDP sekaligus melakukan rapid test tenaga kesehatannya.

"Selain ODP di Alun-Alun Kota Depok nanti warga yang harus diprioritaskan seperti petugas pelayanan dan petugas puskesmas juga di rapid test di sana," kata Idris, Senin (23/3).

Idris berharap seluruh upaya yang dilakukan bisa memutus mata rantai penyebaran virus korona. "Penyebaran Covid-19 di Kota Depok cukup cepat maka saya mengambil inisiatif langkah strategis untuk melaksanakan rapid test di Alun-Alun Kota Depok," kata dia.

Untuk tangani penyebaran Covid-19 ini, Pemkot Depok telah mengucurkan anggaran Rp 20 miliar. Anggaran tersebut berasal dari anggaran biaya tidak terduga (BTT).

Wali Kota Bandung Oded M Danial juga mengonfirmasi rapid test yang akan dilaksanakan pada Rabu (25/3). Mereka yang akan dites diprioritaskan bagi tenaga kesehatan dan petugas-petugas yang berada dilapangan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. "Kota Bandung dapat giliran hari Rabu dengan kuota 2.000 orang," kata dia.

Dalam tes itu, Oded mengimbau agar semua kepala dinas bisa mengikuti tes massal atau tes mandiri. "Saya imbau kepala dinas harus tes dan nanti kuota (rapid test massal bisa ikut) bersama-sama," katanya. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat