Warga menjemput anaknya pulang dari sekolah di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (16/3/2020). | ANTARA FOTO

X-Kisah

Orang Tua Murid yang Kewalahan

Tugas dari sekolah untuk murid di rumah dinilai terlalu banyak.

 

Kebijakan belajar di rumah akibat pandemi Covid-19 telah berjalan sepekan. Tak sedikit orang tua yang justru mengeluhkan banyaknya tugas dari guru. Kegiatan belajar dan mengajar yang semula menjadi tugas guru di sekolah kini juga menjadi tanggung jawab orang tua.

Orang tua murid di salah satu SD di Jember, Jawa Timur, Eka, mengatakan, tanggung jawab barunya ini cukup menyulitkan. Sebab, anaknya yang masih kelas I SD tidak terbiasa fokus belajar di rumah. Biasanya, rumah hanya dijadikan tempat mengulang pelajaran, bukan untuk belajar secara utuh.

Sistem yang diterapkan guru menggunakan tenggat. Eka mengatakan, setiap waktu tertentu orang tua harus mengirimkan tugas yang dikerjakan anaknya kepada guru melalui aplikasi Google Classroom.

"Dilatih bagaimana harus bisa deadline misalnya ini jam 17.00 WIB tugas harus masuk semua. Harus orang tua pegang handphone terus. Jadi, tiap ada informasi langsung dikasih guru," kata Eka kepada Republika, akhir pekan lalu.

Hal serupa dikisahkan Susi, seorang ibu rumah tangga di Jakarta yang sekaligus bekerja dari rumah. Adanya belajar di rumah ini membuatnya kewalahan. Apalagi, ia memiliki dua anak yang sudah sekolah. Di satu sisi, ia tetap harus konsentrasi dalam melakukan pekerjaannya.

Tugas tersebut kemudian menjadi tanggung jawabnya untuk menjadi pengajar di rumah. "Meskipun kebijakan kantor saya work from home (WFH), tapi begitu sulit bekerja sambil mengajari kedua anak yang sama-sama butuh perhatian khusus," kata Susi.

Walaupun Eka dan Susi sama-sama merasa kewalahan dalam menjalankan tugas barunya, mereka memahami situasi yang ada. Mereka berharap tugas-tugas dari sekolah tak lagi memberatkan pada pekan kedua mulai hari ini. Namun, keduanya sepakat, lebih baik anaknya belajar di rumah daripada sekolah namun terancam terpapar Covid-19.

 
Lebih baik begini daripada anak saya sakit. Kalau anak sakit, satu keluarga kami bisa sakit. Saya tidak bisa bayangkan bila anak masuk ruang isolasi tanpa orang tua di sampingnya.
   

"Lebih baik begini daripada anak saya sakit. Kalau anak sakit, satu keluarga kami bisa sakit. Saya tidak bisa bayangkan bila anak masuk ruang isolasi tanpa orang tua di sampingnya," kata Susi.

Guru SMA Negeri 29 Jakarta, Aji Tri Wikongko, mengatakan, sejak Rabu (18/3), seluruh guru di Jakarta diminta mengajar di rumah. Namun, tanggung jawab guru di sekolah tetap berjalan untuk memastikan peserta didik belajar dan mengikuti instruksi dari jarak jauh. "Kita gunakan beberapa media, mulai dari Whatsapp group, Google Classroom, Form, Youtube, Schoology, dan lain-lain," kata Aji.

Satu hal yang menurutnya masih perlu diperbaiki adalah masih adanya sekolah yang menerapkan piket. Jumlahnya pun tidak sedikit. Menurut dia, hal ini tetap tidak efektif karena imbauan untuk melakukan social distancing tidak bisa sepenuhnya diterapkan.

photo
Petugas PMI Kota Tangerang menyemprotkan cairan disinfektan di SMA Negeri 2 Kota Tangerang, Banten, Kamis (19/3/2020). - (ANTARA FOTO)

Banyak aduan

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat peningkatan aduan daring terkait penugasan belajar di rumah sejak learning from home atau belajar dari rumah diterapkan sejak Senin (16/3). Rata-rata mereka mengeluhkan beratnya penugasan dari para guru yang harus dikerjakan dengan tenggat yang sempit.

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, mengatakan, pengaduan berasal dari berbagai daerah. Ada pengadu menceritakan kalau teman-temannya datang ke rumahnya karena tidak memiliki cukup kuota untuk mendengarkan pembelajaran dari gurunya.

?Akhirnya, jadi bertemu banyak orang juga, padahal niatnya merumahkan anak-anak agar tidak berkontak dengan banyak orang, yang justru terjadi malah terpaksa belajar berkelompok karena masalah kuota dan akses internet,? kata dia.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim meminta dinas pendidikan dapat memberikan pedoman atau prosedur teknis pelaksanaan pembelajaran daring. Pembelajaran di rumah merupakan kewenangan masing-masing dinas pendidikan.

Oleh sebab itu, kata dia, agar tidak menimbulkan masalah di lapangan perlu diatur lebih lanjut soal detail prosedur dan mekanismenya. ?Sehingga ada kejelasan dan tidak terjadi kebingungan. Pemda perlu konsisten memberikan arahan mengenai hal ini,? kata Nadiem.

Dia menambahkan, pedoman tersebut juga harus memperhatikan situasi, kondisi, juga tantangan setempat. Tugas dan belajar di rumah diharapkan tidak menjadi beban tambahan dalam implementasinya bagi siswa ataupun mahasiswa. n 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat