HIKMAH | Republika

Hikmah

Model Pertolongan Allah

Itulah bukti nyata bagaimana pertolongan Allah SWT itu sangat dekat.

Oleh ABDUL MUID BADRUN

Disadari atau tidak, diakui atau tidak, setiap manusia mempunyai masalah. Beragam masalah dihadapi manusia, baik bersifat pribadi, keluarga, maupun sosial.

Begitu pun upaya penyelesaiannya. Ada banyak cara yang bisa dilakukan manusia untuk menyelesaikan setiap masalah yang dia hadapi.

Ada cara yang sifatnya duniawiyah, meminta solusi kepada sesama makhluk. Ada pula yang mengadu dan memohon solusi kepada Allah SWT yang disebut solusi langitan.

Semua bermuara untuk memudahkan penyelesaian masalah. Dari sini, kebanyakan kita ketika sudah mentok (deadlock), sering kali mengadu kepada Allah SWT. Seberat apa pun masalah yang kita hadapi, akan menjadi ringan jika Allah SWT yang menolong.

 
Seberat apa pun masalah yang kita hadapi, akan menjadi ringan jika Allah SWT yang menolong.
 
 

Lantas, bagaimanakah cara supaya kita mendapatkan pertolongan Allah SWT? Kalau kita mendalami ayat-ayat Alquran, setidaknya ada 76 ayat Alquran yang menjelaskan tentang metode pertolongan Allah SWT.

Pertolongan ini hanya diberikan kepada hamba-Nya yang mukmin alias beriman pada-Nya. Bukan yang lain!

Bahkan ada satu ayat yang menjelaskan bahwa pertolongan Allah SWT itu sangat dekat. Kita baca dalam Alquran surah al-Baqarah ayat 214, "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan) sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, 'Kapankah datang pertolongan Allah?' Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu sangat dekat."

Itulah bukti nyata bagaimana pertolongan Allah SWT itu sangat dekat. Namun, sayangnya, kita sering meragukan bahkan tidak kembali kepada Allah SWT setiap muncul masalah.

Kita sering melupakan Allah SWT dan tidak menjadikannya prioritas solusi di setiap masalah yang dihadapi. Inilah sesat pikir yang mestinya mulai detik ini diubah.

Mindset bahwa ada Allah SWT sebagai solusi utama dan pertama ketika ada masalah perlu dimasyarakatkan dan dibudayakan. Tujuannya, masyarakat tidak menganggap hadirnya masalah itu sebagai masalah.

Namun, itulah cara Allah SWT untuk memeluk kita, mengingatkan pada kita, dan bahkan karena Allah SWT kangen kita kembali pada-Nya.

Imam Ibnu Athaillah menegaskan, “Jangan menuntut Allah karena terlambatnya permintaan yang telah engkau panjatkan kepada-Nya. Namun, hendaknya engkau koreksi dirimu, tuntut dirimu agar tidak terlambat melaksanakan kewajiban-kewajiban terhadap Allah.”

Indah sekali kalimat ini. Ini juga sesuai surah al-Fatihah ayat 5, “Hanya kepada Allah kami menyembah dan hanya kepada Allah, kami mohon pertolongan.”

Artinya, kewajiban menyembah dulu alias menjalankan segala perintahnya dan setop berbuat dosa, baru pertolongan Allah SWT itu akan datang. Artinya ada syarat dan ketentuan berlaku.

 
Bagaimana mungkin pertolongan Allah datang, shalat saja tidak mau, datang ke masjid saja jarang, atau kelakuannya saja selalu bikin kesal banyak orang
 
 

Atau dengan bahasa sederhana, bagaimana mungkin pertolongan Allah datang, shalat saja tidak mau, datang ke masjid saja jarang, atau kelakuannya saja selalu bikin kesal banyak orang.

Padahal, kalau kembali merujuk pada Alquran, sebagai seorang Muslim kita hanya diamanahi oleh Allah SWT dua amanah besar, yaitu sebagai hamba Allah SWT yang tugasnya selama 24 jam 7 hari hanya beribadah saja (QS adz-Dzariyat: 56) dan sebagai khalifatullah yang tugasnya memakmurkan bumi dan mengajak umat manusia hanya menghamba kepada Allah SWT (QS al-Baqarah [2]: 30) yang intinya juga ibadah.

Diksi ibadah ini secara bahasa berarti: taat, tunduk, menurut, mengikuti, dan doa. Ibadah berasal dari kata "abada-ya'budu ibadatan" yang berarti beribadah atau menyembah.

Ibadah adalah menyembah kepada Allah SWT atau tunduk dan taat (segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya) seolah-olah kita melihat-Nya dan jika tidak bisa seolah-olah kamu dilihat-Nya. Inilah hakikat ibadah.

Jadi, kata ibadah juga dekat dengan kata "abdun" yang berarti hamba. Jika kita menyadari sebagai hamba-Nya, maka tugas utamanya hanya ibadah kepada-Nya. Sederhana bukan!

Karena itulah, kita semua harus menyadari betul bahwa pertolongan Allah SWT itu dekat sekali. Kalau kita sadar diri dan menyadari betul bahwa kita itu hamba Allah SWT (abdun), sudah seharusnya (dan sewajarnya) punya kewajiban beribadah kepada-Nya. Kalau tidak beribadah, maka kita tidak pantas disebut "abdun" atau hamba-Nya.

Setelah kewajiban kita beribadah (dengan berbagai cara dan bentuknya) kita lakukan dan pantaskan, maka pertolongan Allah SWT pasti datang. Inilah metode yang jadi model pertolongan Allah SWT yang sangat sederhana dan bisa dicoba lakukan.

Wallahu a'lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Belenggu Setan

Setan tak pernah kehilangan semangat untuk membujuk dan merayu manusia.

SELENGKAPNYA

Di Balik Keindahannya, Ini Sejarah Kiswah Ka'bah

Inilah sejarah kiswah, selubung permadani yang menutup permukaan Ka'bah.

SELENGKAPNYA

Kritik al-Maturidi untuk Aliran Mu'tazilah

Al-Maturidi merupakan teolog yang moderat, tidak ekstrem literal, dan tak pula mengagungkan akal,

SELENGKAPNYA

Biografi Teolog Aswaja, Abu Manshur al-Maturidi

Tokoh ini berjulukan 'Sang penyelamat akidah Muslimin.'

SELENGKAPNYA