Hikmah | Republika

Hikmah

Rasa Aman

 

Oleh Agus Sopian

Wabah Covid-19 menjadi pandemi yang meresahkan. Sebagian orang menjadi takut dan cemas keluar rumah karena khawatir tertular. Bahkan, pemerintah telah membatasi aktivitas masyarakat dan menganjurkan agar tetap di rumah guna menghindari penyebaran Covid-19 semakin meluas.

Sekolah, tempat ibadah, tempat publik lainnya diawasi dan dibatasi penggunaannya. Peristiwa ini tentu menghadirkan banyak pelajaran, terutama tentang pentingnya rasa aman. Keamanan merupakan kebutuhan penting manusia. Kehidupan akan terasa nyaman dan berjalan dengan semestinya karena adanya rasa aman.

Ketakutan dan kekhawatiran disebabkan Covid-19 memang tak bisa dihindarkan. Manusia mana yang mau keamanan hidupnya terancam. Setiap orang akan melakukan apa saja demi hidupnya aman dan nyaman. Namun, yang perlu kita sadari adalah tak ada yang benar-benar bisa menjamin keamananan, selain Allah SWT. Dialah satu-satunya Zat yang bisa memberikan rasa aman. Selama ini, mungkin sebagian kita lupa, terlalu jemawa, merasa mampu menciptakan keamanan dengan kekuatan sendiri.

Allah SWT berfirman, "Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang? Atau sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan mengirimkan badai yang berbatu kepadamu? Namun, kelak kamu akan mengetahui bagaimana akibat mendustakan peringatan-Ku." (QS al-Mulk: 16-17).

Salah satu kunci hidup aman adalah adanya ketenangan hati yang hanya didapat bila kita dekat dengan Allah. Ada orang yang merasa tidak aman walaupun dalam situasi aman dan tenteram. Sebaliknya, ada orang yang merasa tenang, tidak gelisah, walaupun situasi genting dan kacau. Apabila kita berada dalam situasi tidak tenang dan penuh kecemasan, hanya kepada Allah sajalah kita mengharapkan rasa aman dan ketenangan. Hanya dengan iman kepada-Nya, hati menjadi tenang.

Mukmin sejati akan selalu tenang dan tidak gegabah dalam menghadapi setiap keadaan yang genting sekalipun. Hal ini pernah ditunjukkan oleh Rasulullah SAW. Ketika peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah, Rasulullah SAW bersama sahabatnya Abu Bakar Shiddiq bersembunyi di Gua Tsur. Saat orang-orang Quraisy berkeliaran di atas gua untuk mencari dan menangkap Nabi Muhammad SAW, timbullah rasa takut yang mendalam di hati Abu Bakar. Bukan takut akan keselamatan dirinya, tapi takut apabila ada sesuatu yang menimpa Nabi SAW.

Dengan suara pelan, Abu Bakar berbisik kepada Rasulullah SAW, "Seandainya salah seorang di antara mereka ada yang melihat ke bawah dua kakinya, ia pasti akan melihat kita." Rasulullah SAW menjawab, "Wahai Abu Bakar, tidakkah kau berpikir bahwa ketika kita berdua seperti ini, sesungguhnya ada yang ketiga bersama kita, Dialah Allah."

Nabi Muhammad SAW masih melihat kegelisahan dan kesedihan di raut wajah Abu Bakar. Oleh karena itu, Nabi SAW menguatkan sahabatnya itu dengan sebuah kabar gembira yang diwahyukan Allah SWT, "Janganlah kamu bersedih karena sesungguhnya Allah bersama kita." (QS at-Taubah: 40).

Inilah pelajaran tauhid dan ketawakalan yang nyata dari Rasulullah SAW. Selama kita bersama Allah, tak ada yang perlu kita takutkan hingga menjadi sangat khawatir dan bersedih. Wallahu a'lam. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat