Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (27/12/2022). | ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Ekonomi

IA-CEPA Dongkrak Perdagangan Indonesia-Australia

Australia merupakan mitra yang berkembang bagi Indonesia.

 

JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, kerja sama Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA) pada 2020 telah meningkatkan perdagangan Indonesia dan Australia hingga 90 persen. Dalam IA-CEPA, Australia mengeliminasi 6.474 pos tarif (100 persen dari total pos tarif) sehingga seluruh bea masuk produk Indonesia ke Australia menjadi 0 persen, sedangkan Indonesia mengeliminasi 10.229 pos tarif (94,5 persen total pos tarif).

“Sebagai tetangga dekat yang memiliki komitmen untuk memajukan stabilitas regional, Indonesia dan Australia telah mendorong pertumbuhan dan ketahanan ekonomi, serta meningkatkan perdagangan dan investasi,” kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (17/5/2024).

Australia merupakan mitra yang berkembang bagi Indonesia. Pada tahun 2023, penanaman modal asing atau Foreign Direct Investment (FDI) Australia tumbuh sebesar 4,0 persen, atau setara dengan 545,2 juta dolar AS. Jumlah investasi proyek meningkat lebih dari 200 persen.

“Untuk lebih memperdalam hubungan ekonomi, Indonesia mengimplementasikan program-program utama, seperti Prospera, Katalis, dan The Climate Infrastructure Partnership yang baru. Inisiatif-inisiatif tersebut menghubungkan bisnis kami, mendorong inovasi, dan mendukung keberlanjutan,” jelasnya.

photo
Sebuah mobil melintas di dekat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/11/2022).- (Republika/Putra M. Akbar)

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan bahwa Indonesia telah menetapkan tujuan transformasi ekonomi nasional pada tahun 2045, yang mana saat itu Indonesia akan memiliki sekitar 320 juta orang penduduk dengan pendapatan per kapita sekitar 30.000 sehingga ekonomi Indonesia pada saat itu akan mencapai sekitar 9 triliun dolar AS.

Dalam acara "the 75th Anniversary of Australia-Indonesia Diplomatic Relations" itu, Airlangga mengungkapkan apresiasinya kepada Pemerintah Australia atas dukungannya terhadap proses aksesi Indonesia ke Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia akan menandatangani The Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) bulan depan. Dengan banyaknya perjanjian multilateral yang telah ditandatangani oleh Indonesia, ia menilai bahwa Indonesia memiliki prospek yang baik.

“Jadi, sebagai peringatan tonggak sejarah 75 tahun ini, saya sangat berharap hubungan yang lebih kuat antara Australia dan Indonesia akan memainkan peran penting, tidak hanya di kawasan ini, tetapi juga di tingkat global,” kata dia.

Kerja sama perdagangan terus digencarkan oleh pemerintah. Salah satu kerja sama yang sedang diupayakan adalah Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Terkait IEU-CEPA, Airlangga menegaskan bahwa Indonesia ingin diperlakukan secara adil oleh Uni Eropa.

Hal ini dikarenakan alotnya proses negosiasi IEU-CEPA yang tak kunjung usai dalam tujuh tahun terakhir.

“Hal ini melihat bagaimana Eropa memperlakukan Indonesia secara berbeda, misalnya dengan Vietnam dan Thailand. Negosiasi IEU-CEPA tak kunjung usai dalam 7 tahun terakhir. Padahal Indonesia memiliki peran besar dalam tatanan perekonomian dunia. Indonesia tidak mau menunggu terlalu lama,” kata Airlangga.

Airlangga menyinggung kepemimpinan Indonesia dalam gelaran G-20 pada 2022 lalu, yang mana suara negara-negara selatan juga diperhitungkan. Hal ini menunjukkan adanya inklusivitas.

“Hal yang sama terjadi terhadap Israel dan Hamas, ketika harga minyak naik, orang-orang di jalanan (Indonesia) yang akan menderita. Kami tidak ingin penderitaan ini dirasakan secara global. Sehingga apabila kita bisa membantu mereka, itu akan membantu masyarakat Indonesia juga,” tegas Airlangga.

photo
Perkembangan neraca perdagangan - (BPS)

Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia membuka peluang investasi dari semua pihak. Menurutnya, investasi tidak memiliki bendera, Indonesia sangat terbuka menerima investasi dari berbagai pihak.

Contohnya sebelum adanya investasi di nikel, Indonesia mengekspor baja hanya 2 miliar dolar AS pada 2014, namun sekarang jumlahnya mencapai 26-30 miliar dolar AS dalam setahun. Hal ini menurut Airlangga menjadi nilai tambah bagi masyarakat Indonesia.

Airlangga menambahkan bahwa di masa depan nikel Indonesia juga akan berbasis energi hijau melalui pabrik peleburan yang dioperasikan dengan tenaga air, pembangkit listrik tenaga gas, atau bahkan pembangkit listrik tenaga surya.

Akan dilakukan transisi energi di Indonesia. Namun di sisi lain, Indonesia harus tetap kompetitif dengan produk yang dihasilkan, sehingga biaya menjadi hal yang krusial. Meski begitu, green nickel dan pertambangan berkelanjutan akan terus berproses secara bertahap.

Lebih lanjut, Ia tidak menganggap pembatasan perdagangan menjadi rintangan dalam negosiasi perdagangan bebas dengan Uni Eropa. Menurutnya, Indonesia berhak mengelola hasil alamnya sendiri. Pemberlakuan larangan ekspor bahan mentah yang belum diolah tentunya bertujuan agar Indonesia memiliki daya saing global. Dengan begitu, Indonesia dapat membawa nilai tambah ke dalam negeri yang membawa keuntungan bagi rakyat Indonesia.

Saat ini Indonesia menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-16. Jika pada tahun 2045 nanti jumlah penduduk Indonesia sekitar 320 juta orang dengan produk domestik bruto (PDB) 30 ribu dolar AS per kapita, berarti Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian sejumlah 9 triliun dolar AS.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat