Perempuan Palestina melakukan protes pendudukan Israel di Gaza. | AP

Khazanah

FKUB Diharapkan Bantu Redakan Konflik Global

Kerukunan agama di Indonesia layak dicontoh negara lain.

JAKARTA- Pekan Kerukunan Internasional dan Konferensi Nasional FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) ke-6 akan digelar di Manado, Sulawesi Utara (Sulut), 14-19 April mendatang. Konferensi akan dihadiri lima ribu peserta dari Indonesia dan mancanegara.

Wakil Presiden (Wapres) KH Ma?ruf Amin berharap, FKUB se-Indonesia ikut serta membangun kerukunan antarumat beragama secara global. Diharapkan pula, FKUB ikut membantu meredakan konflik secara global.

"Kita juga punya kepentingan untuk mengawal di tingkat global," ujar Wapres saat menerima Panitia Pelaksana Pekan Kerukunan Internasional dan Konferensi Nasional FKUB ke-6 di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (10/3).

Jika konferensi ini nantinya dihadiri tokoh berbagai agama dari berbagai negara, menurut Wapres, hal itu sejalan dengan keinginan Pemerintah Indonesia yang berencana mengadakan pertemuan tokoh berbagai agama sedunia. Pertemuan tersebut diharapkan bisa menyelesaikan masalah ataupun konflik agama di berbagai belahan dunia, seperti di India, Myanmar, dan negara lainnya.

"Kita tahu, konflik global itu sudah ditangani melalui politik, belum selesai, secara militer malah tambah luas, apa tidak mungkin nanti didekatkan melalui pendekatan keagamaan," ujarnya.

Apalagi, ujar Wapres, banyak pihak yang menilai kerukunan agama di Indonesia layak dijadikan contoh bagi kerukunan umat beragama di negara lainnya.

"Nah religiositas ini memang saya dengar dari beberapa orang termasuk dari Liga Islam dan duta besar mengatakan model sistem kerukunan yang dibangun di Indonesia," ujarnya.

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid juga menyambut baik diselenggarakannya Pekan Kerukunan Internasional dan Konferensi Nasional FKUB ke-6.

"Terima kasih juga kepada Gubernur Sulut Olly Dondokambey atas kesediaan sebagai tuan rumah konferensi serta memberi perhatian terhadap kegiatan yang mendorong kerukunan umat beragama," kata Wamenag, Rabu (11/3), seperti dilansir laman resmi Kemenag.

Zainut mengatakan, pluralitas adalah hal yang tak bisa diabaikan karena merupakan keniscayaan di Indonesia. Permasalahan-permasalahan seputar hubungan antaragama tidak selalu dimunculkan dari agama itu sendiri, tapi kerap muncul dari faktor di luar agama.

Wamenag juga menyampaikan, adanya wacana agar FKUB yang saat ini berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM) untuk ditingkatkan payung hukumnya menjadi setingkat Peraturan Presiden.

"Peningkatan payung hukum ke tingkat yang lebih tinggi ini semata-mata untuk penguatan FKUB termasuk intervensi negara berupa anggaran dalam penguatan kegiatan-kegiatan FKUB,? ujar dia.

Ia juga mengingatkan, beribadah sesuai kepercayaan merupakan hak asasi warga negara yang dijamin oleh konstitusi. Namun, konstitusi juga memberikan ruang untuk batasan pengaturan HAM warga dalam beribadah agar tidak melanggar HAM yang lain, melalui peraturan perundang-undangan.

?Kita mengharapkan agar kegiatan Pekan Kerukunan Beragama di Manado perlu dipublikasikan agar masyarakat tahu manfaatnya,? ujar Zainut.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi FKUB Indonesia, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet, berharap, Pekan Kerukunan Internasional dan Konferensi Nasional FKUB ke-6 dapat memberikan manfaat kepada delegasi dari berbagai negara.

"Bukan saja bermanfaat bagi bangsa Indonesia, melainkan jadi role model buat dunia, buat negara-negara lain yang belum punya FKUB. Sehingga, Indonesia dengan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan FKUB-nya bisa menyumbangkan secara signifikan, secara berarti bagi kerukunan global." n 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat