Hikmah | Republika

Hikmah

Mengatasi Sifat Sombong

Oleh Oleh Abdillah

 

Haritsah bin Wahb berkata, ia mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Maukah kalian aku beri tahu tentang penduduk neraka? Mereka semua adalah orang-orang kasar, rakus, dan sombong." (HR Bukhari dan Muslim). Hadis ini menjelaskan bahayanya sifat sombong. Kesombongan merugikan pelakunya di dunia dan juga di akhirat kelak. Tiga perilaku buruk tersebut akan membawa manusia menjadi penghuni neraka.

Kesombongan hanya akan membawa kita pada kehancuran. Kita harus belajar dari kisah Iblis. Iblis itu hebat. Namun, dia sombong dan angkuh. Merasa diri lebih baik dari nabi Adam AS. Akhirnya dia diusir dari surganya Allah. Allah SWT berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina." (QS al-A?raf: 13).

Apabila kita diberikan kekayaan, misalnya, terkadang kita juga merasa hebat dari orang yang tak punya. Padahal, kekayaan dan kemiskinan sejatinya hanyalah ujian dari Allah untuk manusia. Untuk melihat seberapa baik orang kaya, dan seberapa sabar orang miskin. Oleh sebab itu, sungguh tak elok jika kita melukai hati manusia lain dengan kekayaan dan jabatan yang sejatinya adalah titipan. Rasulullah SAW bersabda: "Cukuplah seseorang dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya yang Muslim." (HR Muslim).

Seorang Mukmin sudah seharusnya membenamkan sifat sombong dan angkuh. Kita harus merendahkan hati agar tak dibenci Allah yang maha suci. Untuk mengatasi kesombongan dan keangkuhan, Imam al-Ghozali menyampaikan enam nasihat. Pertama, jika berjumpa dengan anak-anak anggaplah bahwa anak-anak tersebut lebih mulia daripada kita karena mereka belum banyak melakukan dosa. Kedua, apabila bertemu dengan orang tua anggaplah ia lebih mulia daripada kita karena dia sudah lama beribadah.

Ketiga, jika berjumpa dengan orang alim, anggaplah dia lebih mulia daripada kita karena mereka telah mempelajari dan mengetahui banyak ilmu. Keempat, jika melihat orang bodoh, anggaplah mereka lebih mulia daripada kita karena mereka melakukan dosa dalam kebodohan. Sedangkan, kita melakukan dosa dalam keadaan mengetahui. Kelima, apabila melihat orang jahat, jangan anggap kita lebih mulia karena mungkin suatu hari nanti dia akan bertobat atas kesalahannya. Keenam, apabila bertemu dengan orang kafir, katakan didalam hati, mungkin suatu hari nanti mereka akan mendapatkan hidayah dan memeluk Islam. Maka, segala dosa mereka akan diampuni oleh Allah.

Nasihat Imam al-Ghozali mengajarkan kita agar rendah hati dan tidak merasa lebih baik daripada orang lain. Orang mukmin adalah mereka yang selalu rendah hati dan menghargai manusia lainnya. Allah SWT berfirman: "Dan, hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." (QS al-Furqan:63). Wallahu A'lam.n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat